EMPAT BELAS II 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖 ✓

579 65 34
                                    

Caramu mendeskripsikan sebuah kalimat luka, Tidak akan pernah sama dengan kalimat bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caramu mendeskripsikan sebuah kalimat luka, Tidak akan pernah sama dengan kalimat bahagia.

Keduanya bertolak belakang karena mereka takkan pernah sama.

Kaligrafi

•••

"Dokter, bagaimana keadaan suami saya." Grafika yang tadinya berada di luar ruangan UKS menyelonong masuk setelah dirasa cukup lama Dokter Reza melakukan pemeriksaan pada Kaligrafi.

Reza yang baru saja menyimpan alat-alat medis yang tadi ia gunakan untuk memeriksa keadaan Kaligrafi seketika terlonjak kaget. Ia rasa Grafika seperti jelangkung, datang membawa petaka pergi meninggalkan banyak malapetaka. Sangat sempurna perbandingan yang ia pikirkan.

Kaligrafi diam, tidak merespon apa yang di ucapkan oleh Grafika tadi. Rasa nyeri itu masih terus berlangsung hingga ia tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Bahkan beberapa menit yang lalu ia meneteskan air mata karena rasa sakit itu.

"Jika berkenan ayo ikut saya, saya akan menjelaskannya." Reza tidak mengatakan apapun itu di depan Kaligrafi, ia takut Kaligrafi merasa tidak nyaman mendengar tentang kondisi dirinya.

"Gue keluar dulu, Grafi." pamit Grafika sebelum pergi.

Kaligrafi hanya mengangguk, menggigit bibirnya, menahan rasa sakit. kedua telapak tangannya juga berada di dadanya, menekan lebih erat agar rasa sakit yang ada di jantungnya sedikit hilang.

Reza terlebih dahulu melangkah berjalan keluar ruangan, disusul oleh Grafika yang masih terlihat jelas kebingungan akan maksud ucapan Dokter Reza.

Sejenak Reza terdiam di depan pintu UKS, Grafika juga beberapa saat diam, jauh di dalam pikirannya tersirat pikiran kekhawatiran pada sahabatnya.

"Grafika, Sepertinya kita harus melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit. Saya tidak dapat memastikan hasil pemeriksaan kali ini." Reza mengutarakan jujur ucapannya.

Grafika mengangkat sudut alisnya. "Maksudnya, Dok?"

"Saya merasa ada sesuatu yang salah pada kondisi Kaligrafi... Sepertinya ada hal yang harus benar-benar di periksa di rumah sakit." ujar Dokter Reza meyakinkan.

Grafika menggeleng lagi. "Saya tidak mengerti dengan maksud ucapan Dokter."

Dokter Reza mengangkat sudut bibirnya, membentuk senyuman, senyum yang memperlihatkan raut berbeda. "Saya rasa Kaligrafi bukan mengalami rasa sakit biasa pada jantungnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KALIGRAFI (COMINGSOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang