DUA BELAS II 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖 ✓

657 91 59
                                    

Saya merasa bahagia walaupun kenyataannya luka dihidup saya tidak ada habisnya.

Menikmati luka cukup dengan senyuman.

•••

Kaligrafi yang baru saja mengeluarkan motor Vespa miliknya dari bagasi tertegun, lebih tepatnya mematung di tempat.

Tubuhnya sejenak membeku, rasanya ia seperti bongkahan batu yang tidak dapat bergerak bebas.

"Crystal?" Suaranya pelan.

Kaligrafi menatap wajah itu tidak percaya. Ia serasa bermimpi melihat kehadiran Crystal yang ada di depan matanya, setelah hampir beberapa tahun terakhir tidak bercengkrama lagi setelah insiden itu, hanya kemarin pagi Crystal memberikan ia makanan di sekolah, hanya itu tetapi Crystal lebih terlihat sinis daripada yang sekarang.

Sekarang sorot mata Crystal yang sinis berganti dengan sorot mata khawatir, seperti dulu.

Hanya itu yang dapat Kaligrafi lihat dari sorotan itu.

Crystal mendekat, Ia mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Kamu sakit?" tanya Crystal mengubah aksen biasanya 'Lo menjadi kamu.'

Crystal yang biasanya cuek dan acuh pada Kaligrafi kembali bersifat peduli terhadap dirinya.

Crystal melihat kondisi Kaligrafi yang terlihat tidak seperti biasanya. Entahlah, mungkin saja Crystal lupa melihat bagaimana kondisi sahabatnya ini selama hampir beberapa tahun.

Kaligrafi tersenyum kecil dengan gelengan kepala pelan. Menandakan bahwa ia tidak sakit.

"Wajah kamu kenapa?" tanya Crystal terlihat mulai khawatir, mengusap sudut wajah yang tertutup oleh plester. Bukannya lancang, tetapi Crystal dulu sudah bersikap seperti itu sebelumnya.

"A-aligraf terpeleset di tangga." Bohong Kaligrafi sangat kentara dimata Crystal.

Crystal menggeleng tidak percaya.

"A-aku sudah tau semuanya Aligraf." ucap Crystal terdengar sendu. Entah kenapa ia merasa sedikit bersalah melihat kondisi Kaligrafi saat ini.

Kaligrafi membeku di tempatnya untuk kedua kalinya, Kaligrafi beranggapan bahwa Crystal melihat kejadian pagi hari ini yang menimpanya.

Ditengah pemikirannya.
Crystal menggeleng menjawab pertanyaan yang terlontar dari pikiran Kaligrafi.

Seakan mengerti dengan jalan pikiran Kaligrafi.

"Aku sudah tau semuanya sejak kita bersahabat sewaktu SMP, kamu ingat ketika aku bertanya tentang kepala kamu yang berdarah waktu itu?"

Kaligrafi kembali mengingat dimana ia mengatakan bahwa kepalanya terbentur di saat ia bergegas berangkat sekolah pada Crystal dan Gara.

Flashback off

Ujian tengah semester telah selesai, Kaligrafi duduk di kursi taman dengan menunduk sesekali memainkan jari-jarinya dengan cara menggesekkan ibu jari dan jari telunjuk lainnya, jujur ia takut, cemas dan gugup saat ini.

KALIGRAFI (COMINGSOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang