•
•
•Ada pelangi setelah hujan. Nyatanya bukan seperti itu, Ada kesedihan tanpa kebahagiaan.
"He will not make you sad."
•••
"Kaligrafi,"
Panggilan itu membuyarkan lamunannya. Saat ini ia sudah ada di kelas. Lupakan permasalahan antara Kaligrafi dan Algara cs, di dalam kelas Kaligrafi hanya berteman dengan Grafika. Banyak yang tidak mau berteman dengan Kaligrafi, mungkin karena takut di jadikan bulanan geng brandals atau mungkin ada sesuatu yang membuat mereka menjauh.
Kaligrafi menoleh sekilas, melihat siapa yang memanggilnya. Kaligrafi mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Tidak butuh waktu lama menunggu Grafika-sosok perempuan yang entah kenapa selalu menganggu waktunya.
Tetapi walaupun kenyataannya Grafika suka mengusik ketenangannya ia tidak mengapa asalkan Grafika juga tidak membenci dan menganggap bahwa dirinya sama seperti orang-orang yang membencinya.
Grafika meletakkan ransel miliknya di kursi, tepat di sebelah Kaligrafi. Setelah itu ia mengeluarkan beberapa buku dari dalam ransel miliknya dan meletakkan di meja.
Saatnya tugas keabadian hidup di kerjakan.
Grafika memutar kepala, menghadap Kaligrafi, sebisa mungkin wajahnya dibuat seperti istri yang mengadukan nasibnya yang malang pada suaminya, eh enggak becanda, maksudnya wajah melas seperti gelandangan yang meminta sesuap nasi. Lah makin parah🤐 intinya wajah melas pokoknya 🥺.
"Mas aku butuh bantuanmu." melas Grafika memulai.
Kaligrafi tidak menggubris perkataan Grafika, Ia mengeluarkan buku yang ada di dalam tas miliknya. Tanpa ba-bi-bu Grafika langsung mengambil alih buku yang ada di tangan Kaligrafi dan segera melakukan aksinya.
"Kapan kamu akan belajar?" tanya Kaligrafi untuk yang kesekian kalinya.
Mungkin pertanyaan itu sudah seringkali terlontar dari Kaligrafi. Tetapi jawaban Grafika tetap sama.
"Kapan-kapan," Yap, jawaban itu yang sering di lontarkan Grafika untuk menjawab pertanyaan Kaligrafi.
"Tidak selamanya saya bisa membantumu, Grafika." ujar Kaligrafi.
Grafika menghentikan kegiatannya untuk melanjutkan menyalin tugas milik Kaligrafi pada buku miliknya.
Grafika mengerjapkan matanya. "Memangnya Mas mau kemana?" suasana dan nada suara Grafika dibuat sesendu mungkin, lebih tepatnya mendramatisir keadaan.
Kaligrafi menghela nafas, merapatkan bibirnya. memilih untuk tidak membalas ucapan Grafika.
Grafika tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALIGRAFI (COMINGSOON)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENTNYA] "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂, 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂?" ••• "Bunda, Aligra...