Home (oneshot)

359 30 41
                                    

Hari ini beban pekerjaan anggota tim Golden Time tidak terlalu berat, hanya ada kasus kode satu yang segera di selesaikan oleh tim Dispatch, sisanya hanya laporan-laporan ringan yang diurus oleh tim Call Center.

Kwon Joo terlihat sedang membereskan meja kerjanya, menyusun kembali lembaran kertas dan mengembalikan pada tempatnya.

"Kerja bagus untuk semuanya. Hari ini kita bisa pulang lebih cepat. Terima kasih atas kerja kerasnya." Kwon Joo memberikan senyum terbaiknya, mempersilakan para anggotanya untuk pulang.

Satu persatu orang-orang berseragam biru tua itu mulai beranjak meninggalkan mejanya. Wajah mereka dihiasi perasaan lega karena bisa pulang lebih awal, ada yang sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah bertemu anak-anak mereka, ada yang merencanakan mampir sebentar ke kedai untuk sekadar minum-minum, ada pula yang sudah tidak sabar untuk janji temu dengan seseorang. Tak lupa mereka menunduk memberi salam sekaligus berpamitan dengan Kwon Joo, atasannya.

Disusul oleh Agen Park Eun Soo yang juga sudah selesai membereskan meja kerjanya yang bersisian dengan Agen Jin Seo Yul.

"Centerjang. Aku pamit pulang lebih dulu. Kamu tidak akan lemburkan?"

"Tentu tidak. Hari ini aku akan langsung pulang ke rumah, jangan khawatir." Kwon Joo tersenyum tulus pada sikap perhatian yang ditunjukan Eun Soo. Anggota sekaligus keluarga yang sudah menemani Kwon Joo dari awal ia membentuk tim Golden Time.

"Ada janji dengan pacarmu malam ini?"

Agen Park tersipu mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Kwon Joo.
"Hmmm.. Ya, hari ini kami akan makan malam."

"Kalau begitu, cepatlah pulang. Gunakan waktumu sebanyak mungkin untuk berdandan." Kwon Joo semakin bersemangat menggoda Eun Soo.

"Centerjang juga seharusnya sudah mulai menemui seseorang. Katakan padaku jika sudah siap untuk berkencan, aku akan mengenalkan seseorang yang mungkin cocok denganmu." Kali ini giliran Eun Soo balik menggoda perempuan yang tengah tersenyum kikuk di hadapannya, kemudian benar-benar berpamitan setelah berhasil membuat Kwon Joo salah tingkah.

.
.
.

Berkencan? Apa aku perlu itu sekarang? Yang aku perlukan saat ini hanya kehidupan yang tenang dan damai. Apa dengan seseorang menjadi salah satunya? Setelah semua yang terjadi, rasanya aku hanya perlu kedamaian khususnya untuk hati dan pikiranku. Dan saat ini sepertinya aku bisa merasakan sedikit kedamaian, situasi sekarang sudah jauh lebih baik dibanding enam bulan yang lalu. Setelah kasus Auction Fabre berhasil ditumpas, dan aku harus berakhir di pusat rehabilitasi selama lima bulan terakhir akibat ledakan bom sebagai bayarannya.

Hampir semuanya kembali normal. Hampir.

Hanya kondisi Do Timjangnim yang belum kembali normal, atau mungkin Do Timjangnim punya standar ke-normalan-nya sendiri yang berbeda dari orang lain. Sifatnya semakin tertutup sekaligus sedikit membuka celah. Maksudku, ada kalanya aku merasa bisa menggapai laki-laki itu, tapi terkadang juga aku harus bersusah payah mengejarnya.

Tidak bisa di tebak.

Terkadang ia menunjukan emosinya yang menggebu-gebu melalui kedua bola matanya, terkadang pula ia bertingkah sedingin bongkahan besar gunung salju, atau seperti seekor landak yang merentangkan duri-duri tajamnya, memberi ancaman pada siapapun yang berani menyentuhnya.

Kwonjoo tengah asik bergelut dengan pikirannya sendiri, berjalan melewati koridor menuju lapangan tempat mobilnya terparkir. Ia tidak sadar dengan kehadiran lelaki yang mengenakan setelan serba hitam tengah menunggunya.

Do Kang Woo sedang bersandar pada dinding tak jauh dari pintu keluar, tangannya bersedekap. Kakinya otomatis melangkah setelah melihat seseorang yang ditunggunya menampakan diri, sedikit berlari, mensejajari langkahnya dengan Kwon Joo.

Be A Part Of Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang