Little Princess

380 33 46
                                    

Kamu dimana?

Sebuah pesan teks baru saja meluncur terkirim dari ponsel Kwon Joo.

Sebentar lagi namaku dipanggil. Jika masih dilapangan jangan memaksakan untuk datang. Telpon aku jika sudah selesai.

Jari Kwon Joo mengetik cepat. Sesekali lehernya melongok mengecek meja pendaftaran, memperkirakan kapan dirinya dipanggil.

Kwon Joo saat ini tengah duduk di ruang tunggu. Ruangan berbentuk lorong memanjang ini diisi penuh oleh orang-orang berbeda rupa, di dominasi oleh kaum ibu, ataupun calon ibu, yang sama-sama tengah menunggu nama mereka disebut.

Sepasang suami-istri keluar dari ruangan yang tertempel plakat informasi di sampingnya. Dokter Yang Seok Hyung. Spesialis Ginekologi. Kurang lebih seperti itu keterangan yang tertulis di plakat.

Hari ini jadwal check up bulanan. Sudah genap empat bulan Kwon Joo mengandung. Tubuhnya telah diisi oleh mahluk kecil yang sekarang tengah asik tertidur dalam perutnya.

Tubuh ramping Kwon Joo sekarang sedikit berisi. Baju seragam kepolisian yang selalu nampak pas jika dipakai, sekarang sedikit mengetat dibagian perutnya. Baby Bump sudah menunjukan eksistensinya.

Sudah seminggu lebih Kwon Joo absen tidak bekerja, Call Center diambil alih oleh Agen Park untuk sementara sebelum morning sickness yang di alami Kwon Joo membaik.
Nyaris Kwon Joo tidak bisa melakukan banyak aktivitas karena gejala awal kehamilan yang seminggu terakhir ini semakin parah, padahal di bulan-bulan pertama ia baik-baik saja, bahkan tidak merasakan apa-apa.

Hal itu juga yang membuat si calon ayah kalang-kabut. Kwon Joo sering mendengar laporan dari Detektif Goo, bahwa suaminya makin seperti ayam yang akan bertelur. Tidak tenang. Jika Kwon Joo tidak melarang, mungkin suaminya akan ikut-ikutan mengambil cuti hamil.

Ponsel Kwon Joo bergetar, layar ponselnya menampilkan foto dua orang yang tengah berpose romantis memandang satu sama lain. Nama sang suami terpampang di atasnya.

"Aku sudah selesai. Tunggulah sebentar, aku langsung kesana sekarang." Terdengar suara nafas tersenggal diseberang sana.

"Jangan terburu-buru. Tidak perlu kesini pun tidak apa-apa, aku bisa sendiri. Selesaikan dulu tugasmu." Nada bicara Kwon Joo khawatir.

"Tidak. Aku kesana sekarang, lagipula tidak jauh dari rumah sakit..." deru nafas suaminya semakin terdengar kasar, sepertinya ia habis berlari.
"Oii.. Timjangnim! Ayo. Aku akan mengantarmu." Terdengar suara Detektif Park. "5 menit lagi aku sampai." Panggilan telpon terputus.

.
.
.

"Apa tidak bisa lebih cepat?" Kang Woo menatap jalanan di depannya tidak sabar.

"Tenanglah. Aku mengantarmu ke rumah sakit agar bisa segera menemani Kang Center, bukan malah menjadi salah satu pasien disana." Detektif Park tersenyum geli menggoda Komandannya.

Raut wajah Kang Woo sudah seperti raja hutan yang siap menerkam mangsanya.

"Oke..oke.. sebentar lagi sampai." Mau tidak mau Detektif Park menghentikan cengirannya, jika tidak ia akan berakhir dalam bangsal UGD.

Mobil sudah memasuki area rumah sakit. Tepat begitu sampai lobby depan, Kang Woo dengan sigap melepaskan seatbelt dan melompat turun.

"Anu.. Timjangnim. Rompinya!!" terdengar teriakan dari Detektif Goo.

Kang Woo tidak menggubris dan langsung melesat masuk ke dalam.

"Sudahlah abaikan saja."

"Tapi Hyungnim. Apa lukanya akan baik-baik saja?"

Be A Part Of Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang