03. Manja

4.1K 565 118
                                    

Warning 15+!!!

Ran sedaritadi tak berhenti menempel pada Kana, ia terus memeluk, mendusel, serta menciumi leher Kana yang berhasil membuat Kana merasa malu.

Kana mendorong wajah Ran menjauh. "Hentikan, cabul!" Desisnya dengan wajah sang memerah.

Ran memelotokan matanya. "Hei! Aku ini suamimu, jadi wajar kan aku melakukan itu."

Kana merotasikan bola matanya, "entahlah, aku tidak tahu siapa yang tadinya mengatakan bahwa ia tak mencintaiku."

"Haa?? Siapa? Katakan padaku akan kupukul dia!"

Kana terkekeh meski ia masih sakit hati tentang itu namun ia tak bisa menyalahkan lelaki itu.

"Apa kau memiliki kekasih Ran?" Tanya Kana sambil fokus menyetir pada jalan.

"Iya."

Kana memejamkan matanya untuk sesaat, hatinya terasa tersayat mendengar jawaban lelaki itu.

"Siapa??"

"Apanya?"

"Siapa kekasihmu itu."

"Hm... Namanya Haitani Kana, hehe."

Kana menghela nafas. "Maksudku kekasihmu yang lain."

Ran terlihat berpikir untuk sesaat. "Kekasihku hanya Kana." Ujarnya dengan tegas. "Aku tak ingat memiliki kekasih lain selain Kana!"

"Pembohong." Gumam Kana.

Mereka akhirnya sampai pada rumah, Kana membopong Ran masuk kedalam namun hanya sampai pada sofa ruang tamu karna ia tak sanggup lagi, tubuh lelaki itu sangat berat dan ia yakin ia tak akan sanggup membawanya ke kamar.

"Kana... Lepas jasku, panas." Ucap Ran setengah sadar.

Kana hanya menurut dengan hati-hati ia melepas jas lelaki itu dan menaruhnya di sofa.

"Lepas dasiku juga..." Ujarnya dengan nada suara yang dibuat-buat.

Kana menggeleng pelan melihat tingkah suaminya yang sangat berbeda ketika mabuk itu.

"Kau itu sebenarnya siapa?" Tanyanya sambil membuka dasi Ran.

"Suamimu." Ran berucap lalu menarik pinggang Kana hingga wanita itu terjatuh dipangkuannya.

Kana berdigik ngeri. "Apa yang kamu lakukan Ran?!" Pekiknya ketika Ran mulai meraba punggungnya.

Ran tak memperdulikan Kana ia tetap meraba punggungnya serta mencium aroma yang menguar dari tubuh wanita itu.

Kana hanya pasrah sambil mengalihkan pandangannya, memangnya apalagi yang bisa ia lakukan pada orang mabuk?

Kana tersentak kecil ketika Ran menyingkirkan rambutnya dan mencium serta menggigit lehernya, Ran menyesap leher Kana hingga menimbulkan bercak kemerahan disana.

Kana menutup matanya sambil mengenggam bahu Ran. "Ran... Kamu mabuk,"

Namun seakan tuli Ran terus melanjutkan aktivitasnya tanpa ada niatan sedikitpun untuk berhenti.

Ran membalikkan posisi mereka dan kini Kana berada dibawah kukungan Ran. Ia mendekatkan wajahnya pada Kana. Kana memejamkan matanya.

Bruk.

Kana seketika terkejut dan membuka matanya. Ran ambruk diatasnya dan bisa Kana dengar dengkuran halus keluar dari mulut lelaki itu.

"Kurang ajar." Umpat Kana, padahal ia sedikit berharap tetapi lelaki itu malah ambruk dan tertidur diatasnya.

~

"Rindou."

"Yes babe?"

"Kenapa kakakmu tidak mencintai istrinya?"

Rindou terlihat berpikir untuk sejenak, namun tak lama ia tersenyum dan mengusap rambut kekasihnya itu.

"Semuanya terlalu rumit jika harus dijelaskan,"

"Apakah kau mau menceritakannya padaku?"

Rindou mengangguk disertai dengan senyum tulus lalu menceritakan segalanya kepada wanita itu, wanita itu diam selama Rindou bercerita, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa akan cerita Rindou itu.

"Dialah yang menanggung segalanya."

"Bukankah ini terlalu menyedihkan Rindou?" Iba wanita itu sambil menatap Rindou dengan pedih.

"Tapi mau dibagaimanakan lagi...?"

"Apa kau tidak bisa membantunya?"

Rindou menggeleng. "Seperti yang sudah kukatakan tadi, aku bukanlah adik kandung Ran,"

"Jadi aku tak bisa melakukan apapun."


Tbc

Jiakhh ada yang berharap terbitlah dedek😇 maaf masih ada sedikit yang ingin saya ceritakan sebelum terbitlah sang dedek😇

Dan untuk kalian yang mengharapkan happy end... Apa yang kalian harapkan??ಥ‿ಥ
Kenapa kalian berharap begitu hiks...

Pathetic ||Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang