21. End

3.4K 407 146
                                    

Ran berdiri didepan makam Kana, sembari terus menatap lurus kearah poto wanita yang begitu ia cintai itu.

Ditempat pemakaman hanya ada dirinya, karna tak ada orang terdekat Kana yang datang untuk melayatnya.

Yang datang hanya dua orang itupun hanyalah Mitsuya dan juga Sora.

Mitsuya datang karna mengkhawatirkan sahabatnya sedangkan Sora datang karna Kana juga adalah sahabatnya.

Ran masih ingat ketika Sora menangis dengan sesegukkan dihadapannya.

Ran menatap dengan pedih. "Kana... Sekarang semuanya sudah selesai..."

Ran membuka kalungnya.

Ran membuka kalungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal... Aku hanya ingin bisa bahagia bersamamu tanpa adanya suatu penghalang."

Ran bisa merasakan bahwa hatinya terasa sangat-sangat sakit. Dadanya begitu sesak.

"Apakah aku terlalu serakah?"

"Aku ingin membuatmu bahagia... Membuatmu tersenyum, melakukan semua hal yang kau inginkan."

Ran menangis dengan sesegukkan bahunya bahkan kini sudah bergetar.

"Aku minta maaf Kana, aku minta maaf."

Ran tahu bahwa kini tak ada gunanya lagi ia meminta maaf, toh semuanya sudah hancur. Baik itu Kana, dirinya dan segalanya.

Semuanya benar-benar... Tak ada gunanya lagi. Sekarang untuk apa ia harus hidup?? Apa lagi alasannya untuk hidup kini? Ia tak tahu.

"Seandainya aku bisa mengulang waktu... Aku pasti... Pasti akan melakukan segalanya Kana..."

"Aku bahkan bisa menukar hidupku denganmu jika itu memang diperlukan, dengan harapan bahwa kau bisa bahagia untuk seterusnya..." Ran berucap dengan begitu lirih.

"... Kana, seandainya... Seandainya, jika memang bisa... Saat semuanya belum terlambat..."

"Aku... Ingin menganggam tanganmu dengan erat sambil mengatakan padamu bahwa aku... Aku benar-benar mencintaimu. Aku sangat-sangat mencintaimu."

Kriet...

Pintu dibuka, namun Ran tak perduli ia tetap pada posisinya. Ia tak perduli meskipun yang datang padanya itu adalah malaikat maut. Malah mungkin ia akan senang jika memang seperti itu.

"Kau Haitani Ran?"

Awalnya Ran tak perduli namun ketika dirasa suara yang familiar itu memanggilnya ia langsung berbalik.

Wanita itu tersenyum. "Lama tak berjumpa,"

"Menantu."

~

Ran tertunduk didepan kedua mertuanya dengan tatapan kosong.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya wanita itu lagi.

Pathetic ||Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang