20. Akhir seorang pendosa

3K 363 117
                                    

Samar-samar Ran bisa mendengar pintu didobrak dari luar, para petugas pemadam kebakaran masuk dan segera memindahkan puing yang menghimpit tubuh Ran dan segera menyelamatkannya.

Diambang kesadarannya Ran terus bergumam sembari mengenggam tangan istrinya.

"Jangan selamatkan aku..."

"Jangan..."

"Kana..."

Hingga akhirnya para petugas mengangkat Ran sehingga genggaman tangannya pun lepas dari Kana.

Ran dimasukkan kedalam mobil ambulance dan dengan cepat dilarikan kerumah sakit, sedangkan Kana... Wanita itu sudah tak bernyawa lagi.

Tubuhnya pun ditutup kain putih dan segera dinaikkan ke ambulance yang baru saja sampai.

Pada hari itu tercatat kasus pembunuhan yang menewaskan seorang wanita yang sedang hamil serta seorang pria yang tak sadarkan diri sehingga dilarikan kerumah sakit dan mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Selain itu terjadi kecelakaan yang tak jauh dari rumah itu, yang menewaskan seorang lelaki yang mengendarai mobil itu.

~

Ran menatap datar kearah langit-langit rumah sakit, sudah sehari sejak ia siuman namun ia tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Ia hanya terus menatap kearah langit-langit, dan sering kali tanpa diantisipasi ia akan meneteskan air matanya.

Semuanya hancur, sekali lagi lelaki itu kehilangan alasannya untuk hidup. Ia telah kehilangan kehidupannya, ia hancur.

Wanita yang begitu ia cintai sudah pergi, pergi ketempat yang begitu jauh.

Awalnya ia berpikir ia akan ikut mati bersama dengan wanita yang ia cintai itu, namun takdir ternyata tak mengijinkannya. Kenyataan bahwa ia masih hidup hingga hari ini tak bisa ia pungkiri.

Ran akhirnya bergerak dari tempatnya, ia melepas jarum infus yang berada ditangannya dan segera turun dari bangsal.

"Mau pergi kemana kau?" Tiba-tiba saja ada orang yang berujar ditempat duduk samping Ran itu, Ran tak tahu kapan orang itu berada disana, hawa keberadaannya benar-benar terasa tipis.

"Mikey." Gumam Ran.

Mikey menatap Ran dengan pandangan datar.

"Buatlah kesepakatan denganku Mikey."

Mikey terkekeh. "Apa yang akan kau tawarkan padaku?"

"Kehancuran bonten serta keselamatan semua teman-teman yang berharga untukmu." Jawab Ran dengan lemah disertai pandangan kosong.

Mikey membulatkan matanya lantas tersenyum puas. "Lalu apa yang kau inginkan?"

"... Kehancuran ayahku."

Mikey menghentikkan jarinya. "Setuju."

~

Pria tua itu berdiri sambil menatap keluar jendela, ia menghela nafas sembari menyerngit pelan.

Ia menatap lurus sembari membayangkan wajah seorang wanita yang dulunya... Begitu ia cintai, sangat-sangat ia cintai.

Brak!!!

Hingga pintu ruangannya terbuka secara paksa disertai dengan gebrakan yang begitu keras.

Pria tua itu berbalik. "Kau sudah datang, Ran."

Ran melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu, dengan tubuh yang berlumuran darah. Tidak itu bukan darahnya tapi darah dari para bodyguard ayahnya yang sudah ia habisi dilantai bawah.

Pathetic ||Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang