[New version, luvv💙]
[ enjoy reading ]ׁ ⊹ ₊ ©GuritaSalto_ ׁ ₊
•
•
•Tubuh kedua remaja berbeda jenis kelamin ambruk di atas ranjang king size, sebuah kamar nuansa pink pastel dilingkupi dinginnya suhu ruangan, rintikan hujan deras di luar sana mendukung suasana tegang kian mencekam. Nafasnya saling bersahutan tersengal-sengal, dinginnya ruangan luas tidak mempengaruhi mereka yang selesai menghabiskan waktu berjam-jam melakukan hubungan badan.
Perlahan selimut tebal ditarik menutupi tubuh naked hingga batas leher, gadis pemilik mata kecokelatan usai memakai daster berwarna biru mendekatkan diri, melingkarkan tangannya diperut sang kekasih. Menengadahkan kepala, melempar senyum kecil, jari tangannya melukis abstrak didada bidang kekasihnya.
Harum parfum maskulin khas Aksara menyeruak menyapa lembut indera penciuman Liora. Semakin menempel, mengikis jarak dan mendusel diarea jenjang leher putih pemuda itu.
"Aksa, kita berdua berulang melakukan kesalahan fatal. Sejauh ini ... kamu pernah berpikir ninggalin aku, gak?" tanya Liora menggembungkan pipi.
Aksara terkejut, tak urung sedikit menegakkan badan bersandar dikepala kasur. "Aku bukan cowok brengsek, Li. Aku gak punya pemikiran kayak gitu, andaikan sempat ...., dari dulu udah aku tinggalin kamu. Sayangnya, aku mencintai kamu. Aku mencintai jiwa dan raga kamu, Li. Aku gak bakal ninggalin kamu sekalipun kamu nyuruh pergi," kata Aksara lugas. Mendaratkan kecupan dipucuk kepala Liora dengan mata terpejam beberapa saat.
Tentu si empu senang mendengar jawaban Aksara. Kupu-kupu di dalam perutnya menari-nari menggelitik, separuh jiwanya terletak pada Aksara dan ia tidak pernah berpikir sedikitpun menyuruh Aksara pergi.
Pukul 16.00 sore, Aksara tiba-tiba mengirimkan chat berantai, ia menapaki kakinya tepat pujul 16.15 sore, pesan terakhir hanya dibaca karena saking senangnya Liora menyiapkan banyak makanan kesukaan Aksara, mumpung mamanya hari ini tidak pulang ke rumah, sibuk kerja dan memilih tidur di apartement sendirian. Bagi Liora, pilihan mamanya bukan permasalahan besar, ia terbiasa ditinggal sendirian sejak kelas enam sekolah dasar.
Tanpa sepatah kata terlontarkan dari bibir tebalnya, Liora diterjang pelukan tiba-tiba nyaris tubuhnya terjatuh kalau saja Aksara tidak menahan. Bukannya meminta maaf, pemuda itu malah terkekeh geli, mencium bagian leher Liora yang menjadi candunya.
"Aksa, kamu kenapa? Kok, berantakan banget? Habis berantem, ya?" tanya Liora lembut, khawatir. Tangan kanannya bergerak merapikan rambut berantakan Aksara.
"Aku kangen kamu, Li."
Liora cemberut, memukul pelan pundak Aksara. Masih sempat-sempatnya mengutarakan perasan, ketimbang menjelaskan apa yang terjadi. Perasaan di sekolah sewaktu Liora meninggalkan Aksara, penampilannya tidak separah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ke Rumah
RomanceMereka saling mencintai. Namun, semesta tak merestui. Kata pepatah, takdir dapat diubah ketika ada usaha. Hubungan tiga tahun nyaris kandas dikarenakan hadirnya orang baru di tengah-tengah mesranya. Bangunan istana yang hampir jadi perlahan terkikis...