06. KALI PERTAMA BERTUKAR DIALOG

1.1K 72 11
                                    

New version, luvv💙][ enjoy reading ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New version, luvv💙]
[ enjoy reading ]

ׁ ⊹ ₊ ©GuritaSalto_ ׁ ₊



Lioraaa🫀

Aku udah sampe di bandara, Sa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku udah sampe di bandara, Sa.

Pemuda kaos oblong hitam dan celana pendek menjatuhkan dirinya disofa besar, menghela nafas panjang tatkala mendapat chat dari yang terkasih. Seharian dibuat uring-uringan, chat dianggurin, sehingga Aksara gelisah sendiri menghadapi perasaan kekhawatirannya. Diacaknya rambut hitam legam, menatap langit-langit ruangan besar rumah tingkat dua kediaman keluarga Abraham.

drrt drrtt

Lekas duduk tubuh pemuda itu mendengar deringan ponsel memekakkan telinga, matanya melebar melihat nama Liora-lah terpampang dilayar ponsel, ditekannya ikon hijau, mendekatkan ponsel tersebut ke telinga, siap menyambut merdu suara perempuannya.

"Maaf, ya, kita LDR dulu, nih, Aksa."

Hembusan nafas berat terdengar, Aksara memanyunkan bibir terkekeh kecil.

"Aku marah," sahutnya mendatarkan raut wajah, mengubah nada suara seolah marah benaran, padahal Aksara berniat mengerjai kekasihnya. Siapa suruh pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal atau izin terlebih dahulu.

"Aku tahu, aku salah. Aksa, aku gak mau ngerepotin kamu."

Aksara menatap sejenak ponselnya. "Aku ini pacar kamu, 'kan, sih, Ra?" tanyanya, kesal. Sebelum Liora kembali suara, Aksara terlebih dahulu mengeluarkan unek-uneknya.

"Aku gak pernah sedikitpun ngerasa direpotin kamu. Justru aku senang, kamu ngajak aku kemana yang kamu mau, aku suka kamu ngandelin aku disituasi apapun, Liora."

Di seberang sana, Liora meneguk saliva susah payah. Cengkraman tangannya pada gagang koper kian mengerat, urat di sekitar pergelangan tangannya mencuat. Jujur, ia mendadak tidak enak perasaan. Hening beberapa detik, gadis itu meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Maaf." Seraya memejamkan mata dan menggigit bibir bawah.

"Iya, hati-hati di sana."

"Sa ..., kamu masih marah?" tanya Liora memelankan volume suara. "Aku pulang aja, deh. Ga jadi ketemu Papa--"

Rumah Ke Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang