Pagi di hari Minggu yang cerah tanpa gangguan Minho adalah hari terbaik bagi Seungmin. Dengan kaos biru dan celana pendek warna cream dia mulai merapikan rumput dan menyirami tanaman di teras.
Ternyata bukan cuma bunga yang adem karena Seungmin tapi hati tentangga barunya juga ikut adem karena pagi-pagi sudah melihat wajah segar Seungmin.
" Khm... Seger ya pagi-pagi udah di siram sama yang manis," Changbin menghampiri Seungmin sambil sesengiran.
" Duh gusti kudu kumaha! Lepas dari kukang mesum, dateng lagi yang serupa tapi tak sama!" Seungmin mengeluh dalam hati kecilnya.
Seungmin meneruskan kegiatannya tanpa menghiraukan ocehan Changbin.
" Ngapain lu disini?!" Minho langsung membuka helmnya dan turun dari motor. Mukanya emosi bukan main.
" Ellah pagi-pagi muka lu udah begitu aja. Gua baru pindah, noh rumah gua di depan."
" Terus ngapain lu di sini?"
" Lagi liat-liat tanaman aja noh." Changbin cari alesan biar ga kena bogeman Minho.
" Liat tanaman apa lihat yang nyiram tanaman?" Tanya Wonpil keluar dan duduk di bangku teras sambil menyuruput kopi hangat.
" Eh, hallo pak!" Sapa Changbin yang mengira Wonpil adalah bapaknya Seungmin.
" Enak aja pak! Gua abangnya Seungmin!" Minho menertawai dengan puas.
" Ketawa lu No yang puas. Abis ini gua pingit lu kaga boleh ketemu adek gua." Ancam Wonpil.
" Dih ga dipingit juga gua males liat muka dia!" Seungmin mematikan keran dan masuk kerumah.
" Guk! Mau kemana lu?" Teriak Minho.
" Mandi!"
" Bareng!" Mengdengar perkataan Minho, Wonpil langsung berdiri tegap dan melipat kedua tangannya di depan dada. Udah kaya bapak mertua yang ngelarang anak perawannya di ajak jalan.
Changbin yang melihat kesangaran abang Seungmin memilih ambil langkah seribu. Berbeda dengan Minho yang cecengiran ga jelas dan akhinya dia juga pergi setelah Wonpil mengangkat sandalnya sebelah.
---
Seungmin udah cakep paripurna nih, saat nya mencari tukang lontong sayur di dekat lapangan komplek.
" Ojek, neng?" Melihat Seungmin keluar rumah Minho langsung melancarkan modusnya.
" Ogah!"
" Gratis buat neng mah!"
" Bodo!"
" Sekalian abang traktir lontong sayur deket lapangan komplek dah."
" Bener?" Mata Seungmin langsung sumringah kalau dengar gratisan.
" Iya! Buruan naik! Keburu abang lumutan nih!" Seungmin segera naik dan berpegangan pada jaket Minho. Jaketnya yang dipegang tapi hati Minho yang cenat cenut tak karuan.
" Cepet elah! Keburu abangnya ga minat lagi jualan lontong sayur!" Seungmin sewot.
" Iya bawel. Pegangan yang kenceng..." Minho merasa seperti pemeran utama dalam drama romantis. Dunia serasa milik dia sama Seungmin doang. Saking senangnya Minho sampai tak sadar kalau lapak lontong sayurnya sudah kelewat.
" Lah si bego! Itu kang lontong kelewatan." Seungmin menggoyang-goyangkan badan Minho dan membuatnya tersadar. Putar balik gerak.
Seungmin tersenyum lebar saat lontong sayur kesukaannya jadi, dia memakannya dengan rasa bahagia. Sementara itu Minho yang terpesona dengan ekspresi Seungmin saat ini terus memandanginya sambil tersenyum.
" Bang! Mau saya ambilin lagi sambelnya? Takutnya kurang." Minho melirik kang kupat sebentar dan kemudian memandang lontong sayurnya yang sudah berubah menjadi kolam cengek.
" Lu mau uji nyali ceritanya?" Tanya Seungmin tanpa dosa.
" Abang gimana sih kok punya saya isinya cabe semua!" Komplain Minho. Seungmin menggetok kepala Minho gemas.
" Lu yang ga ada otak pake nyalahin orang! Mangkanya mata jangan ngelantur mulu kemana-mana."
" Ga kemana-mana kok. Cuma merhatiin adek manis seorang.."
" Eeeyyaaakk..." Sahut kang kupat.
Seungmin tak mau ambil pusing. Toh udah biasa keabsurd tan itu terjadi. Selesai sarapan mereka berjalan-jalan dulu di sekitar lapangan sambil jajan Es.
Lagi enak-enak nyeruput es seger tiba-tiba bola anak yang lagi bermain basket di sana nyasar dan hampir mengenai Seungmin. Beruntung Minho suami siaga, langsung menarik pinggul Seungmin dan memeluknya.
Seungmin buru-buru mendorong tubuh Minho menjauh takut di kata mesum sama ibu-ibu komplek.
" Lu ga apa-apa Seungmin?" Ternyata Chan dan teman-teman nya yang sedang bermain basket di sana.
" Kalau ga bisa main, mending ga usah! Hampir aja anak orang benjol kena bola!" Minho sewot.
" Lu kena? Mana yang sakit?" Chan menyikap pelan surai hitam Seungmin dan membuatnya salah tingkah.
" Mental lu yang sakit! Ayo Min pulang!" Minho menarik Seungmin pergi. Bang Chan yang tak mengerti kekesalan Minho, mengambil bolanya dan melanjutkan aktivitas nya.
" Lu ga sopan banget sih sama kak Chan! " Seungmin menarik tangannya dari genggaman Minho.
" Kaya lu sopan aja mulutnya ma gua! Udah jangan banyak komplen! Buruan naik!" Seungmin mempoutkan bibirnya.
" Malah begitu... Gua sosor juga tuh bibir!"
" Njir mesum emang lu!"
" Mangkanya buruan naik!"
Sampainya di rumah, Wonpil sedang ngobrol rumpi dengan Changbin. Entah sejak kapan keduanya jadi sedekat itu.
" Lu berdua dari mana? Sini ada roti bakar enak dari tetangga baru!" Seungmin dan Minho menghampiri lambaian tangan Wonpil.
" Wih enak nih!" Minho langsung comot begitu saja. Seungmin yang tak minat dengan roti bakar pun melenggang pergi.
" Lah Min, makan dulu dong roti bakarnya. Kasian kan Changbin udah bawain buat kita,"
" Udah kenyang bang!" Jawab Seungmin dengan nada malas.
" Cicip aja, sini!" Seungmin melangkah malas.
" Tuh ada roti bakar selai stroberi coklat kesukaan kamu." Seungmin celingukan mencari roti yang di maksud Wonpil.
" Mana?"
" Nih! Tinggal satu! Mau?" Minho menunjuk roti yang sedang dikunyah sepro di mulutnya.
" Dasar otak mesum!" Seungmin meraup wajah Minho dan pergi masuk kerumah.
Changbin lagi-lagi mengamati pergerakan yang terjadi dengan tatapan heran.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] TSUNDERE
Fiksi Penggemar[ 2MIN AREA ] Book ini mengandung unsur dewasa [21+] , mohon kebijakan pembaca. Sekian dan terimagaji Bahasa indonesia informal #bxb #2min Bintang tamu : Wonpil Day6