"Jangan bercanda! mana ada manusia yang bisa diubah jadi boneka"
"Tapi terkadang, kita harus percaya dengan sesuatu yang diluar logika"
"Ngga! Lo pasti boneka sekelasan sama anabel kan?"
"Bukan"
Sunghoon sudah muak berdebat dengan boneka yang ia beli itu. Mau membuangnya, tapi dirinya sendiri masih di todong gunting. Kan takut.
"Serah, trus gue harus ngapain biar lo ga gangguin gue lagi?"
"Bantuik aku... Kak..."
"Bantuin apaan? Kalo ngomong jangan setengah setengah deh"
"Disana.. Ada teman aku yang belum di ubah jadi boneka.. Tolong selamatin dia kak"
"Iyadeh iya, sekarang kita ke kantor polisi dulu"
"Jangan!"
Sunghoon menaikan satu alisnya, "Lha kan malah bagus kalau ngajakin polisi, gimana sih"
"Salah satu penyelenggara dari organisasi yang ngejalanin proyek ini itu polisi"
"Trus gue harus ngapain astaga, lama lama gue makan juga lu ahh", kesalnya
"Minggir minggir, gue mau ke kamar mandi"
Ya.. Sunghoon pamitnya memang ke kamar mandi. Padahal sebenarnya ia ingin ke dapur. Mengambil pisau.
"Lho, pisau dirumah gue pada kemana", paniknya ketika melihat koleksi pisaunya menghilang.
"Kaka cari ini?", tiba tiba Sunoo berada disebelahnya. Menggenggam semua pisau yang ada didapur itu.
"Eh? Kaga gue ga nyari pisau, gue nyari garpu, iya garpu buat makan mie", alibinya
"Damn, padahal gue niat nusuk dia seenggaknya sampai pingsan lah biar gue bisa cari pertolongan", batinnya.
"Kaka fikir aku bodoh? Aku ngikutin kaka dari tadi", Sunoo memasang wajah kecewanya.
"Padahal aku sudah berharap kaka bakal nolongin aku, ternyata kaka sama aja kaya pemilik ku yang sebelumnya"
Perasaan Sunghoon campur aduk. Antara merasa bersalah dan panik.
"Nggak astaga, gue janji bakal nolongin tenang aja"
Yahh. Sunghoon terjebak di janjinya sendiri.
.
.
."Jadi lo waktu di culik umur 10 tahun?", tanya Sunghoon sambil mencatat hal hal yang ia rasa penting. Dan yang ditanya hanya menjawab dengan gelengan.
"Cuma perkiraan kak, sebenarnya aku sudah lupa sama semua hal sebelum aku di culik, karna mereka selalu mencuci otak korban sebelum di apa apakan"
"Yah trus gimana dong gue cari informasinya"
Sunoo menaikan bahunya. Dirinya sangat khawatir, ia bertemu sahabat lamanya itu sebelum dirinya di jual belikan. Sebenarnya, Sunoo merupakan salah satu produk gagal. Maka dari itu dirinya dijual dengan harga yang murah.
"Sebentar, lu inget ga satu aja ciri ciri yang menonjol dari orang orang itu?"
"Em.. Inget sedikit, mereka selalu pakai masker dari saputangan"
"Yang lain? Ada lagi?"
"Apa ya? Mereka sering ganti warna rambut"
"Lu inget ga warna rambut apa aja yang pernah mereka pakai?"
Sunoo menggeleng lagi menandakan dirinya tidak tahu. Sunghoon mengusap wajahnya kasar. Kenapa dirinya harus terlibat dalam masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.
Eh tapi... Tunggu tunggu.
Bukannya jika ia dapat memecahkan masalah ini, kemudian mengangkat kasus ini ke media, namanya akan ikut naik? Dirinya akan di undang ke berbagai acara tv. Pengikut di sosial medianya akan bertambah dengan pesat? Dan yang terbaik adalah mendapatkan endorse dari brand brand terkenal.
Aduhh, membayangkannya saja Sunghoon sudah nyengir kuda.
"Kak, kaka kenapa bengong?", tanya Sunoo yang bingung melihat kenapa Sunghoon tiba tiba senyum sendiri.
"Eh? Gapapa kok, tadi kita ngomongin apa ya?"
Astaga, dasar pangeran es
...
Halo. Alhamdulillah handphone saya(sedikit) bisa dipakai jadi saya menyempatkan diri untuk menulis cerita unfaedah ini.
Saya ga bisa nyapa panjang2 ya, mau langsung lanjut nulis Why I Can't. Tetap jaga kesehatan dan semangat selalu.
-yvan
KAMU SEDANG MEMBACA
"Doll Maker"
Mystery / ThrillerSunghoon, seorang anak rantauan yang sedang magang di pulau orang. Jarak yang memisahkan antara dirinya dan keluarganya memaksa mereka hanya bisa bertemu enam bulan sekali. Dan hari itu, Sunghoon sedang berkeliling pasar mencari oleh oleh untuk kelu...