Sunghoon masuk kedalam salah satu ruangan disana bersama Sunoo. Matanya melirik ke berbagai sudut diruangan itu. Tak sengaja dirinya melihat berbagai macam boneka. Huft, dirinya jadi teringat sang ayah yang sangat suka mengoleksi boneka.
Dulu, saat Sunghoon masih berusia 9 tahun, ayahnya di dinaskan untuk pergi ke sebuah desa yang terpencil. Sayangnya, ayahnya tak dapat pulang bersama rekan kerjanya. Dikabarkan ayahnya menjadi salah satu korban kebakaran yang terjadi di tempat kerjanya.
Kemudian sang ibu menikah lagi dengan teman almarhum ayahnya. Pria itu adalah duda beranak satu, siapa lagi kalau bukan ayahnya Wonyoung?
"Ruangannya seadanya ya nak, nanti kalau sudah selesai istirahat langsung saja ke meja makan buat makan", ucap pria tua itu sebelum meninggalkan Sunghoon dan Sunoo
"Bod-
"Sebelum lu ngatain gue bodoh awas aja lu nyesel habis ini", ancam Sunghoon yang sudah tau apa yang akan diucapkan Sunoo.
Sunghoon melepas Sunoo dari gendongannya. Menaruhnya dikasur kecil itu. Sunghoon melakukan peregangan kecil karna lelah atas semua hal yang terjadi hari ini.
Tangannya membuka ranselnya. Mencari obat tidur yang ia haluskan tadi.
"Bawa tiga atau lima ya? Bawa semua aja dah biar mati sekalian juga masa bodo", tangannya memasukan obat obatan itu ke sakunya.
Si tampan mendekat kepada si manis. Ia membungkukan badan dan memegang bahunya. Kedua mata jernihnya menatap dalam dalam mata lawan bicaranya.
"Ini cat akrilik, kalau ada yang ngebawa lu pergi dari sini selain gue, tuangin cat ini di setiap jalan yang lo lewati ya", pesannya
"Jangan takut, gue bakal nyelametin lu sama temen temen lu"
Sunghoon meninggalkan Sunoo sendirian dikamar itu. Ia menuju meja makan. Disana, ada seorang wanita cantik yang duduk disana seakan akan menunggunya.
"Ini tamunya papah ya? Aku disuruh nemenin kamu makan sama papah", ucap wanita itu sambil mengedipkan matanya.
"Najis, baru kenal udah kedip kedipan", batinnya
"Iyaa, makasi ya buat hidangannya"
Sunghoon melihat hidangan yang disuguhkan. Ada sebuah minuman dan sup ayam. Ia hanya menatap, tak berani menyantapnya.
"Ayo dimakan, ga ada apa apanya kok", wanita itu meneguk air yang berada digelas miliknya.
"Eh iya ini mau dimakan", Sunghoon menyeruput sedikit minuman itu. Matanya langsung membulat
"Setan, rasanya pait pasti ada apa apanya nih", ucapnya dalam hati
Tangannya menyendokan sup ayam itu. Mencicipinya sedikit, "Maaf ngerepotin, boleh minta garam ga? Kayanya ini kurang garam"
"Oh boleh boleh", wanita itu langsung meninggalkan Sunghoon. Laki laki itu langsung menggunakan kesempatan itu untuk mencampur obat tidur miliknya.
"Pasti minumannya bakal pait sih, tapi siapa peduli? Kalo dia sadar ya sisa alihin pakai gombalan maut aja", monolognya.
Sunghoon meminum susu yang ia bawa sendiri. Setaunya, susu bisa mengurangi dosis obat yang diminum. Jadi setidaknya obat yang secara tak langsung diminumnya tadi tidak akan berpengaruh.
"Ini garemnya", wanita itu menyodorkan garam yang dibawanya.
"Thanks, anyway cheers?", Sunghoon mengangkat gelasnya. Begitu pula si wanita. Ia pura pura meminum minuman itu. Berbeda dengan lawan mainnya yang benar benar meneguk semua minumannya.
"Kok pait ya?", ucap wanita itu.
"Ya sama, punya ku juga pait, bukannya itu memang murni rasa minumannya ya?", jawaban Sunghoon menjebak wanita itu. Jika ia mengatakan bahwa sejujurnya minuman itu tidak pait, pasti akan ada tanda tanya dikepala Sunghoon. Itu fikirnya.
"Eh iya kok, minumannya memang agak pait haha", alibinya. Beberapa saat kemudian wanita itu pingsan. Sunghoon menghela napas lega kemudian menyembunyikan wanita itu dibawah meja.
"Ahh okay, satu orang sudah terselesaikan"
...
Yah saya lagi kobam nulis ini. Jadi ya double up wkwk.
Terimakasih sudah membaca. Tetap semangat dan jaga kesehatan.
-yvan
KAMU SEDANG MEMBACA
"Doll Maker"
Mystery / ThrillerSunghoon, seorang anak rantauan yang sedang magang di pulau orang. Jarak yang memisahkan antara dirinya dan keluarganya memaksa mereka hanya bisa bertemu enam bulan sekali. Dan hari itu, Sunghoon sedang berkeliling pasar mencari oleh oleh untuk kelu...