Sebelum Sunghoon ke tempat penyewaan.
"Lo yakin kesana sendiri? Gimana kalau kita kesana bareng bareng?", tawar teman Sunghoon yang membantunya melacak plat nomor tadi. Seon
"Sebenarnya ngga yakin sih, tapi gue ada rencana lain"
"Gimana gimana?"
"Ya lo bayangin aja kita kesana bergerombol bareng tim lu, ya pasti orang orang disana curiga lah"
"Gini aja deh, gue tempelin alat alat kerja gue di tubuh lo sama Sunoo, nanti gue sama tim nyusul pas lo udah ketemu markas mereka"
"Sabi tuh"
Seon memasangkan alat perekam suara, kamera tersembunyi, serta GPS pada tubuh Sunghoon dan Sunoo untuk melacak keberadaan mereka sewaktu waktu mereka tidak memiliki waktu untuk berbagi lokasi.
"Sebenarnya gue juga curiga sih sama pemalsuan berita tentang penculikan itu, tapi temen temen kerja gue kaya tutup mata soal hal ini
Untungnya lu ketemu salah satu korban penculikan itu, ya.. Walaupun ga masuk akal sih, tapi apa salahnya untuk coba percaya kan?"
"Bang, lo ga takut nanti karir lo bisa hancur karna ngungkap hal ini?"
"Gapapa karir gue hancur, dari pada anak anak itu pada mati konyol"
.
.
.Sunghoon baru saja mencuri semua data penting di handphone wanita itu. Seperti yang dikatakan Seon, semua orang wajib di curigai. Dan benar saja yang mereka curigai benar, penyewaan mobil itu adalah markas mereka.
Seperti ini saja logikanya. Organisasi itu terdiri dari orang orang kaya. Lalu, untuk apa mereka menyewa mobil untuk menjalankan aksinya? Untuk menutupi data diri? Bukannya kalau begitu kita harus memberikan data diri asli untuk menyewa sebuah mobil?
Dan anehnya lagi. Kenapa mereka menawarkan Sunghoon menginap?
Sunghoon kembali ke kamarnya untuk mengecek keadaan Sunoo. Sial! Sunoo menghilang. Yang pasti, dia di ambil oleh orang lain.
"Bang, gimana nih Sunoo hilang", rengeknya kepada Seon.
"Cat akriliknya Hoon, cepet cari!"
Sunghoon memerhatikan lantai dikamar itu. Mencari jejak cat berwarna merah. Huft, tak membutuhkan waktu yang lama warna cat itu sudah di temukan karna mencolok.
"Udah ketemu bang"
"Yaudah cari bego! Make acara laporan segala"
Sunghoon berjalan mengikuti arahan noda cat itu. Kali ini ia menjalaninya tanpa Sunoo. Itu membuatnya semakin tak percaya diri, entah kenapa.
Cat itu terputus disebuah ruangan. Ruangan dengan satu satunya pintu yang berwarna ungu. Sunghoon kurang yakin untuk masuk kedalamnya. Namun, Seon mencoba meyakinkannya lewat handsfree yang terpasang di telinganya.
Belum sempat Sunghoon membuka pintu itu. Tiba tiba ada yang memanggil namanya. Hal itu membuatnya refleks mengambil segala hal disampingnya.
"Lho Sunghoon? Ohh kamu sudah tau semuanya ya, bagus-
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Pria tua itu sudah tergeletak di lantai karna kepalanya yang dipukul Sunghoon dengan palu.
"Gila Hoon, seketika lo jadi pembunuh dadakan ya disini"
"Brisik, lagian dia kaga koid cuma pingsan doang"
Pemuda itu kembali mencoba membuka pintu itu. Sial pintunya di kunci. Mana ia tidak tau dimana kuncinya.
"Riweh bener mau buka pintu doang"
"Eh Sung, coba lu cek di kantong om om tadi, siapa tau ada kuncinya disana"
Langsung saja yang berada di TKP meraba raba tubuh pria itu di bagian kantong. Mencari kunci untuk ruangan itu. Ketemu! Dan syukurnya itu adalah kunci untuk ruanga itu.
Matanya mencari keberadaan Sunoo. Di ruangan itu terdapat banyak sekali boneka. Beberapa boneka itu terlihat sangat familiar.
"Kak Sung,hoon"
Sunghoon mengenal jelas suara terbata bata yang memanggilnya. Itu pasti Sunoo.
Sunoo ternyata berada disebuah lemari kaca bersama boneka yang lain. Sunghoon memecahkan lemari itu dengan palunya. Kedua tangannya langsung menggendong Sunoo agar dibawa ke tempat yang aman.
"Kak, kita ga bisa pergi, ini ruangan pemimpin dari organisasi itu"
"Dan dari tadi kita sudah di awasi sama mereka"
...
Alhamdulillah. Setelah empat hari ga up rasanya seperti sebulan ga up. Terimakasih sudah menunggu cerita saya yang ngebosenin ini.
Terimakasih sudah membaca. Tetap semangat dan jaga kesehatan
KAMU SEDANG MEMBACA
"Doll Maker"
Mystery / ThrillerSunghoon, seorang anak rantauan yang sedang magang di pulau orang. Jarak yang memisahkan antara dirinya dan keluarganya memaksa mereka hanya bisa bertemu enam bulan sekali. Dan hari itu, Sunghoon sedang berkeliling pasar mencari oleh oleh untuk kelu...