10²:25−2=#DM

1.7K 451 226
                                    

"Gara gara bang Heeseung bolos, gue jadi kudu nyelesein tugasnya kan, padahal harusnya hari ini gue mudik", dumel Sunghoon ketika sampai dikediamannya yang tak berpenghuni.

"Kok gue kaya denger sesuatu ya? Eh jangan jangan..", Sunghoon belari ke kamar mandinya. Disana sudah banjir, Sunghoon mengira ia lupa mematikan air sebelum berangkat kerja.

"Yah, auto banyak gue bayar air besok, mau gimana lagi"

"Hari ini sial bener kayaknya, entah lah gue mau tidur aja"

Sunghoon memutuskan untuk tidur tanpa mengganti bajunya. Dirinya sudah terlampau lelah. Padahal hanya magang, tapi sudah berasa kerja sungguhan.

"When i was just a little girl, i asked my mother what should i be?"

"Will i be pretty? will i be rich?"

"Here's what she said to me"

Sunghoon merasa terusik. Suara itu berasal dari tvnya. Bukannya tadi ia tidak menyalakan tv?

"Perasaan gue ga ada nyalain tv?", ia terpaksa bangun dari tidurnya dan mematikan layar yang bergerak itu.

"Que sera sera? Dari the lennon sister? Bukannya itu vocal group tahun 1955? Siapa yang masih ngedengerin lagu beginian coba", ucapnya saat melihat apa yang muncul di televisi.

Setelah televisi itu mati, ruangan menjadi sangat redup karna lampu tak dinyalakan. Sunghoon berbalik, tetapi ia tak sengaja melihat boneka milik adiknya itu.

"Bukannya kemarin mukanya datar ya? Kenapa sekarang senyum?"

Sunghoon tak ambil pusing atas hal itu. Ia sudah sangat lelah dengan apa saja yang terjadi hari ini. Sunghoon mengambil posisi tidur tengkurap. Matanya sudah mulai buram karna hampir terlelap. Namun, matanya seketika terbuka dengan jelas saat melihat siluet yang berdiri di pintu kamarnya.

"Don't kill me please", ucap siluet itu.

"L-lo siapa hah?! Ngapain masuk kerumah gue?!", Sunghoon panik. Sesuatu yang tak jelas itu semakin mendekatinya. Jalannya lamban, dan langkahnya seperti robot dengan kunci di punggungnya.

Sunghoon mengarahkan senter ke siluet itu, "Gimana sih, kan kaka yang bawa masuk aku", jawabnya sambil mencoba tersenyum. Menampilkan semua gigi plastiknya.

Pria itu pergi ke sudut ruangan sambil membawa gunting di tangannya. Menodongkan kepada boneka itu saat ia mulai mendekat.

"Kak S-sunghoon? Iya kan kak Sunghoon namanya?", boneka itu kesusahan berbicara. Mungkin karna kedua ujung bibirnya di jahit oleh sang produsen.

"Gue Sunghoon, dan jangan berani beraninya lo ngelangkahin kaki lagi kalo ga mau gue apa apain!", ancamnya.

Boneka itu mencoba tersenyum kembali. Satu persatu jahitan di bibirnya terlepas begitu saja karna senyuman yang dibuatnya. Tetes demi tetes darah mengalir dari bibir itu.

Tak kuasa menahan rasa takut. Sunghoon pingsan begitu saja, untung posisinya masih dikasur.

.
.
.

Mata pemuda itu perlahan mulai terbuka. Badannya terasa sesak. Entahlah, rasanya ia ingin pingsan lagi setelah melihat apa yang ia lihat.

Boneka itu duduk diatas dirinya. Menatap wajahnya dengan sangat lekat. Tangan kanan boneka itu membawa gunting yang tadi Sunghoon bawa. Berniat mengancamnya jika Sunghoon bergerak.

"Lo mau apa sih? Jangan ganggu gue please ", mohonnya.

"Aku cuma mau minta tolong kak"

"Sebelumnya, salam kenal aku Sunoo, salah satu korban dari penculikan dua tahun yang lalu"

"Penculikan dua tahun yang lalu? Yang booming itu? Bukannya mereka semua dikabarin sudah ga bernyawa ya?"

Sunoo menggeleng dengan kaku, "Tidak, polisi saja tidak melakukan pencarian, kami tidak mati hanya saja...
























Kami diubah menjadi boneka"

...

Halo, apa kabar? Saya harap baik.

Maaf baru bisa up, saya sepertinya akan buat jadwal untuk up cerita(karna sekarang saya punya dua hutang cerita) tapi saya kurang tau kapan bisa mengoprasikan jadwalnya. Niatnya sih Doll Maker untuk up siang dan sequel Maze In Mirror untuk up malam.

Sekian, terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya. Tetap semangat dan jaga kesehatan ya

"Doll Maker"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang