Bonus!
Sudah dua tahun semenjak kedua insan itu mengalami masa depresi dan kelam. Sangat mengecewakan bagi mereka berdua.
Namun, banyak hal yang berubah. Mereka saling terbuka satu sama lain. Tak bisa dipungkiri, Koko yang menjadi orang paling setia itu tetap merindukan Akane.
Bagaimana dengan (name)?
Tentu saja dia masih mencintai Koko,
Namun jika bisa dibilang, (name) sudah mulai membiasakan dirinya untuk hidup bersama rasa pedih dari sakit hati dan kekecewaan yang ia rasakan.Selama dua tahun itu mereka terus mendambakan rasa kasih sayang atas orang yang mereka sayangi. Koko yang menganggap (name) sebagai Akane dan (name) yang mencintai Koko.
Jika dipikir-pikir mereka mendapat apa yang mereka inginkan. Saling mendapat afeksi yang mereka inginkan.
Namun, sakit hati.
Pedih.
Sedih.
Muram.
Sandiwara.
Kebohongan.
Kelicikan.
Manipulatif.
Agresif.
Cinta.Itulah hal yang bisa mendeskripsikan kehidupan mereka berdua. Hanya itu tak ada yang lebih.
Lingkaran setan itu yang terus saja terjadi bahkan menjadi makanan mereka.
Hati mereka kosong, kehidupan mereka kosong. Namun apa yang harus mereka lakukan?
Mereka harus bersandiwara satu sama lain. Kebohongan yang terus terjadi di antara mereka.
Tak lupa dengan sifat Kokonoi yang manipulatif dan licik. Yang membuatnya memanipulasi sang gadis untuk tetap bersamanya.
Dan itu semua akan berakhir dengan cinta. Cinta yang tidak akan terbalaskan. Apapun itu, Koko hanya menggunakan perasaan (name) sebagai senjata utamanya.
Namun, bagaimana dengan Koko, orang yang tak bisa melepaskan Akane dan (name) secara bersamaan. Apa yang terlintas dipikiran Koko tak akan ada yang tau.
Namun sudah dipastikan Koko juga menderita. Dihantui perasaan bersalah yang besar dan kekosongan hatinya itu.
Hanya (name), gadis yang ia pungut itu yang membuat hatinya terisi kembali. Memberinya kekuatan untuk bisa menjalankan kesibukannya itu.
Namun entah kenapa, segala afeksi yang diterima Koko tidak bisa membuat hatinya luluh. Entah berapa kali dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa (name) adalah (name). Dirinya tetap tidak bisa menerimanya.
Seakan ada tembok besar yang menghalangi perasaan (name) untuk masuk ke hatinya.
。:゚゚:。
"Mama!"
Dirimu menoleh ke arah perempuan kecil dengan bibir yang belepotan dengan cokelat. Dirimu dibuat tersenyum olehnya.
"Papa membelikanmu cokelat ya?" (Name) bertanya.
"Mama ga lihat? Iyalah ma! Aku beli cokelat." Ucap sang anak sambil tersenyum.
"Bagaimana sekolahmu, Akane?" Tanya sang ibu.
"Sekolah terasa menyenangkan!!" Jawab sang balita sambil tersenyum lebar. Manik sang anak menelusuri ruangan dan pintu rumahnya.
Namun kini atensinya terfokus ke arah lemari tua. Sang anak dengan liciknya pergi ke sana dan...
"WOAH!" Teriak Koko untuk menakuti sang anak.
Hal ini membuat (name) terkekeh kecil sedangkan sang anak tertawa renyah.
"Papa! Aku lapar!" Teriak sang anak dengan nada merengek.
"Iya-iya, mama buatkan makanan dulu." Ucap (name) sambil memanaskan makanan yang ia buat tadi.
Koko menggendong sang anak dan mengajak mainnya. Sungguh impian semua perempuan untuk dekat dengan ayahnya.
/Impian saya juga sih- tapi jika anda tidak ya.. terserah hehe.
"Ne, papa." Panggil sang balita.
"Hum?" Respon Koko.
"Apa papa cinta mama?" Tanya sang balita.
"Iya, papa cinta. Sangat cinta."
Bohong.
"Benar?"
"Iya, papa cinta dengan mama."
Bohong.
"Papa, Akane ingin menemui orang yang bisa mencintai Akane seperti papa mencintai mama!"
"Temukanlah orang yang bisa mencintaimu apa adanya nak." Ucap sang ayah.
"Mama!" Teriak sang anak.
"Iya kenapa?" Balas sang ibu.
"Apa mama cinta papa?"
(Name) terdiam beberapa saat.
"Tentu, mama sangat cinta dengan papa."
"Benar begitu ma?"
"Iya, benar kok."
Pedih hatimu, sangat pedih. Untuk apa sandiwara ini, pernyataan sang ibu memang benar.
Namun, Koko sungguh menyakitkan baginya. Sudah bersandiwara dan sekarang membohongi anaknya sendiri.
2 tahun sudah berlalu, kini kedua insan itu sudah menjadi orang tua.
Ya! Orang tua. Memiliki anak karena kebutaan cinta. Kebahagiaan yang menurutnya hanya pada anaknya.
Satu-satunya harapan hanya ada pada anaknya. Sumber kebahagiaan sang ibu hanya sang anak.
Pada malam hari, sang ibu menidurkan sang anak. Membacanya cerita penghantar tidurnya itu. Sambil mengelus rambutnya.
Koko hanya duduk di samping tempat tidur sang anak dan melihatnya sambil tersenyum.
"Selamat malam Akane." Ucap sang orang tua.
Koko mencium pipi sang anak, dan ibu yang mencium kening sang anak.
Koko tersenyum melihat anaknya yang tertidur pulas itu dan (name) melihat wajah Koko.Tersirat rasa lelah dan letih karena bekerja, namun semua itu terbayar dengan dirinya yang bisa mencukupi kebutuhan sang anak dan istrinya.
"(Name), ayo tidur." Ucap Koko.
"Iya, ayo tidur." Balas (name).
Mereka pergi ke kamar tidur mereka dan berbaring di atas kasur. Koko mendungsel ke dada (name) dan mencium harumnya sang istri.
"Lelah?" Tanya (name).
"Iya, sangat lelah." Balas Koko.
"Selamat tidur."
"Mimpi indah."
Walau begitu, mereka tidak bisa langsung tidur begitu saja. Terutama (name). Dia tetap bangun karena mendengar suara rintihan Koko.
Bagaimana dengannya? Tentu saja, (name) juga menangis. Menangis karena menatap miris nasibnya ini.
Namun, apa daya. Mereka sudah berusaha keras untuk bersandiwara didepan anaknya itu. Tak peduli apa yang perlu mereka korbankan.
Yang terpenting sang anak bahagia, dan menjalani hidup dengan baik. Hanya itu tujuan mereka.
Membiarkan Akane bisa hidup dengan bahagia tanpa tau sakitnya dan pahitnya kehidupan.
Dan inilah hidup mereka. Keluarga yang penuh dengan kebohongan, sandiwara dan kepahitan.
The end.
Nah, sekarang sudah selesai book nya. Setelah saya baca ulang, ternyata memang benar. Sangat menggantung yang kemaren.
Jadi saya sempatkan untuk membuatnya.
Terimakasih sudah ikut melalui dan membaca cerita ini, semoga hari kalian menyenangkan dan tak lupa untuk tetap semangat menjalani hidup walau ingin menyusul Baji.
Have a nice day/night<33
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Her - Hajime Kokonoi
RomanceBaby though i've closed my eyes. I know who you pretend i am. I know who you pretend i am. "why can't you just love me as myself and not as her?"