Cuman mau kasih tau, disini tuh konfliknya ringan, jarang ada pelakor/pembinor. Jadi santai-santai aja alurnya, dengan segala tingkah absurd pasutri gaje seperti Aina dan Andra. Jangan bosen-bosen yaaaa!😻
Konflik berat itu di cerita "TEROR MAWAR HITAM" yang udah baca pasti tau xixi. Yuk yang belum baca dan suka dengan alur teka-teki, psychopath, serta hal-hal yang sulit di tebak, langsung cek storyku baca cerita yang judulnya aku sebutin itu (udah end). Tapi yang ini juga tetep di baca.
Setiap hari di usahain yang ini update kok!❤️
_______
"Aku yang hamil tapi tangan kamu yang bengkak loh Ndra" komentar Aina saat kuku'nya sedang di hiasi kutek oleh Andra. Hari ini Andra sedang libur bekerja, dan tentu libur juga kuliah. Sebenarnya ia lelah melakukan rutinitas kuliah dan bekerja setiaphari'nya, tapi demi masa depan, demi isteri dan si buah hati, ia rela melakukannya.
Ada Bintang yang sekarang usianya sudah 10 bulan, sudah mulai tak mau diam karna mau bisa jalan, terutama mulutnya yang sudah banyak bicara dan bisa memanggil nama mamamamamama pada Aina. Lucu sekali anak itu, makin lama makin terlihat lucu macam author.
Bintang sudah mulai banyak merusak barang, itu sebabnya Aina menyimpan benda-benda kesayangannya di dalam laci. Sekarang anak itu merangkak menuju Aina dan menggagalkan kutek yang sudah capek-capek Andra lukis di kuku sang isteri.
"Bintang, jangan nakal sayang" ucap Aina.
"Bababbaababa"
"Ini bukan baba, ini kutek.. ku--tek--"
"Tektektektek.."
"Hahahhaa"
"Yang anak kita kira-kira cowok apa cewek ya?" tanya Andra yang kemudian mengangkat Bintang dalam pangkuannya.
"Hem, aku pengennya kembar tiga"
"Dih, gila kamu! Ini aja si Bintang udah gak mau diem, sekarang kamu berharap kembar tiga? Susu kamu cuman ada dua Ai, itu juga sebelah punya aku. Jangan ngadi-ngadi kamu mau punya tiga"
"Yaudah sih, kan bisa pake susu formula"
"Bagusan ASI sayang"
"Tau ah!" Aina ngambek.
Andra punya ide, ia membiarkan Bintang mengacak-ngacak rambut panjang Aina. "ANDRA LEPASIN BINTANG DARI RAMBUT GUEEEE" teriak Aina tak terima.
"Mangkannya jangan ambekan."
"Besok aku mau ke kantor kamu ah"
Perasaan Andra jadi tak enak, jika Aina sudah berkata seperti itu, otomatis ada sebuah rencana yang sudah wanuta itu pikirkan matang-matang.
"Gak usah deh yang"
"Kok gitu? Takut ya? Takut ketauan selingkuh sama sekertaris kamu?"
"Aku gak selingkuh sama Lita sayang! Dia sekertaris aku. Aku gak ngebolehin kamu, takut kamu bikin gara-gara disana, apalagi sama Lita. Masalahnya tanpa Lita aku belum paham apa-apa sayangku"
"Aku janji gak akan cari masalah, aku cuman mau bawain kamu bekel, kita makan berdua disana."
"Bener ya?"
"Iya."
"Janji?"
"Iya."
"Deal!" Keduanya berjabat tangan seolah mengikat perjanjian resmi.
Hari ini Andra manja sekali, seharian maunya di peluk-peluk oleh Aina, "Aina usapin akunya ih, jangan Bintang terus kenapa sih"
Lihat saja betapa cemburunya pria itu padahal Bintang hanyalah anak bayi yang tak memiliki dosa.
"Tangan aku cuman dua, satu buat makanin kacang satu lagi buat mpok-mpok Bintang."
"Ih jahat kamumah, aku ngambek!" Andra berbalik badan. Aina sempat melongo dengan tingkah pria itu, yang biasa pria itu sewot atas sikapnya kini bergantian giliran Aina yang sewot atas sikap pria itu.
"Andra jangan gini ih, ilfiel deh aku!"
"Oh kamu ilfiel? Oke! Aku bisa cari yang AUEMMMMM---" Aina langsung memasukan kacang-kacangan ke dalam mulut Andra.
"Jangan macem-macem lo! Mau gue sunat?"
"Enak yang kacangnya, lagi...lagi.. "
Hingga di hari libur ini mereka menghabiskan waktu berduaan di kamar seharian, paling-paling jika keduanya lapar akan meminta bi Yun menyiapkan makanan.
"Bintang udah gede harus cari cewek cantik kaya mommy" ucap Aina sambil mengusap kening anak bayi itu.
"Bababbabaa"
"Atau kalau anak mommy cewek, ntar Bintang sama anak mommy aja ya? Gak usah cari cewek lagi."
"Gagagaggaga"
"Ih kenapa enggak? Anak mommy pasti cantik, Bintang bakalan suka"
"AkjaMkaoapaoiqi"
Kelihatannya Bintang tak mau di jodoh-jodohkan, terutama bayi lucu itu kadang suka cemburu jika Aina lebih sering mengusap perutnya daripada mengusapnya atau memberi perhatian padanya. Bukan maksud Aina seperti itu, hanya saja usia kandungannya masih kecil itu belum bisa menggendong-gendong Bintang seperti biasanya.
"Yang kalau anak kita cowok, namanya siapa?" tanya Andra yang bermanja menyimpan kepalanya di atas paha Aina.
"Siapa ya? Menurut kamu?"
"Langit hehe. Biar lucu aja nanti Bintang dan Langit"
"Kalau cewek?"
"Bulan?"
"Huh kamutuh! Gimana entar aja deh, gampang urusan nama yang penting anak kita sehat"
"Aamiin sayang," Andra mengusap perut sang isteri.
Bintang yang sudah menampilkan ekspresi kesal-pun langsung buru-buru Andra usap pipinya, "Gemes banget cemburuan kaya mommy kamu!"
"Dih apa? Kamu kali yang begitu!"
"Hehe. Kan aku sayang banget sama kamu loh boncel!"
"AKU GAK BONCEL YA! AKU CUMAN KURANG TINGGI DARI KAMU!"
"Sama aja itu"
"Kamu aja yang ketinggian"
"Kamu yang keboncelan!"
"Tau ah! Aku ngambek!"
"Aku juga bisa ngambek!"
Keduanya malah berdebat kecil hingga membuat Bintang tertawa melihat keduanya yang saling beradu omong.
"Cecececellllll....cel cell..." Ucap Bintang dengan bahasa yang kurang jelas.
"WAHHAHAHAHAHAHA BAGUS BINTANG, LANJUTKAN BAKATMU MEMANGGILNYA BONCEL!"
"Bintang kamu gak boleh ya ikutin orang gak waras" sarkas Aina kesal.
Memang Andra ini kurang ajar zekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Wedding ✓
JugendliteraturGenre : Fiksi remaja, romance, comedy. _________ "HEH AINA, JADI KAMU SEBENARNYA HAMIL? PANTES DI DALEM TERUS, JARANG KELUAR. TIBA-TIBA PUNYA BAYI AJA" "IYA IH GAK NYANGKA!" "USIR AJA MEREKA DARI SINI" "USIR!" Pak RT menghentikan sorokan dari warg...