Chapter 11

457 105 13
                                    

11. JANGAN NGAMBEK LAGI

________

"Dia abang gue namanya Andra. Diakan duda jadinya bawa anak kesini. Kadang-kadang gue harus jaga anaknya," ujar Aina berkata bohong pada Rifqi. Ia harus terpaksa menutupi ini semua, Rifqi semakin lama semakin kepo saja bahkan berani datang malam-malam ke rumah Aina, katanya sih mau malam mingguan.

Di dalam sana, Andra mengintip di balik jendela, bersama dengan Bintang yang sedang ia gendong. "Aloqoqmabau" oceh Bintang.

"Iya bener, gantengan gue kan ya?"

"Kaoqkqmhgauko"

"Haha bener banget! Tu cowok gak ada apa-apanya. Ngomong-ngomong si boncel berani banget ngatain gue duda, gue jadiin dia janda tau rasa dia!"

"Aloawommalqo" sejak tadi Bintang mengoceh tidak jelas, tapi Andra menganggapnya bahwa bayi mungil ini sedang mengajaknya bergosip tentang Rifqi.

"Iya sih emang dia punya mobil, tapikan gue punya cinta yang seluas samudera buat si boncel"

"Oqqolapaqhbau"

"Iya, iya Bintang, ntar gue coba ungkapin langsung"

Lelah bicara dengan bayi mungil itu, Andra segera mengajak Bintang keluar seolah-olah itu permintaan dari Bintang'nya sendiri.

"WAH IYA YA LANGITNYA BAGUS BANGET MALEM INI," teriak Andra cukup kencang.

Ck! Ngapain sih si kampret ganggu aja.

"Oh Bintang mau naik ke atas sana? Oh gak bisa dong sayang, kan jauh."

"Bintang jangan banyak berharap mangkannya!" Andra sengaja menyindir Rifqi. Karna memang pria itu terlalu banyak berharap pada cintanya Aina, padahal terlihat Aina'nya biasa saja.

Aina mendengus kesal, "Pindah aja yuk ngobrolnya" ajak Aina yang kemudian di angguki Rifqi.

Keduanya pindah dari teras depan, pergi ke belakang rumah. Kebetulan belakang kontrakan luas seperti taman, yang walaupun tak semewah taman yang ada di rumah-rumah orang kaya.

Andra mengikuti dari belakang, seolah dirinya dan Bintang sedang bekerjasama untuk mengusir Rifqi.

"WAH KAMU TAU AJA DEH BINTANG, KALAU DISINI TEMPATNYA LEBIH BAGUS" teriak Andra sengaja. Ia tak akan membiarkan Rifqi mengambil kesempatan untuk bicara dengan Aina'nya.

"Ai, kayanya gue harus balik deh, udah malem juga" ucap Rifqi.

Andra kemudian meraih tangan Bintang dan menempelkan telapak tangan bayi mungil itu pada telapak tangannya seolah sedang ber-tos ria, karna keduanya berhasil mengusir Rifqi.

"Hm, yaudah Rifqi makasih ya coklat'nya, nanti gue makan" ucap Aina yang merasa tidak enak jadinya.

Aina mengantar Rifqi sampai pria itu masuk mobil dan melambaikan tangannya perpamitan pergi.

Setelah Rifqi benar-benar pergi, Aina melototi Andra. "Gue mau ngomong sama lo berdua, taro Bintang di kamar!" ucapnya sinis.

°°°°

"APASIH MAKSUD LO KAYA TADI HAH? LO SENGAJA NGUSIR RIFQI? TINDAKAN LO ITU BIKIN GUE MALU TAU GAK!" Marah Aina.

Keduanya berada di halaman belakang. Aina sengaja meminta Andra bicara dengannya di belakang taman agar Bintang tak mendengar keduanya bertengkar.

"Gue gak sengaja kok" dusta Andra.

"GAK SENGAJA KATA LO? JELAS-JELAS LO SENGAJA KAN? LO KENAPA SIH? SLALU AJA GAGALIN KEBAHAGIAAN GUE? GUE NIKAH SAMA LO AJA TERTEKAN, TERUS LO MALAH SEOLAH-OLAH HALANGIN GUE BUAT SAMA RIFQI?"

Weird Wedding ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang