Seperti senja?

14 3 0
                                    

Sudah hampir setengah jam lebih Jennie membersihkan toilet khusus laki-laki sedangkan bagian perempuan belum sama sekali, ditambah lagi ia harus melewati Tresnan yang menunggunya di dalam toilet laki-laki, terbilang lagi Tresnan selalu jahil pada Jennie sesekali ia menginjakkan kakinya tepat pada pel milik Jennie yang sedang ia bersihkan.

Karena kesal melihat tingkah laku Tresnan seperti masa kecil kurang bahagia, maka dari itu Jennie menyundulkan pel nya tepat pada betis Tresnan yang membuatnya kesakitan dan meringis terduduk di bawah seketika.

"Arrrghh!" Tresnan meringis akibat sundulan yang didapatnya.

Jennie tak menggubris erangan yang dilontarkan oleh Tresnan, ia tetap melanjutkan bersih-bersih sambil bersenandung ria dan melewati tubuh Tresnan yang terduduk di bawah.

Tresnan memanggil nama Jennie dengan keras. "Jen!"

Yang dipanggil pun sekedar noleh tipis-tipis lalu ia menghadapkan tubuhnya ke arah Tresnan yang masih stay di lantai sambil memijat betisnya yang kesakitan.

Jennie membalas panggilan Tresnan barusan. "Apa?" Sambil mengangkat satu alis.

"Bantuin gua cepat!" Pintahnya sambil menjulurkan tangan kanan supaya Jennie bisa membantunya berdiri lebih gampang. Seketika Jennie mengkerutkan dahinya sejenak, lantas Tresnan sendiri yang terjatuh dan sekarang menyuruhnya untuk menolong? Padahal Jennie tidak ada niatan untuk mengerjai Tresnan tapi dia sendiri yang berbuat.

Jennie memutar bola matanya dan menghiraukan ulur an tangan yang diberi oleh Tresnan.

Tresnan menganga melihat ulur an tangannya sendiri dihiraukan oleh perempuan cantik yang ada di depannya.

"Kok dilewati. Sih?" Tanya Tresnan dengan nada meninggi sedikit.

"Gua bukan P3K yang siap nolongin orang terlebih lagi kayak lo, udah pengganggu, rusuh, ga ada habisnya buntuti gua dari tadi."

Baru kali ini Tresnan mendengar seribu kata yang keluar dari mulut Jennie padahal menurutnya Jennie merupakan perempuan yang beda dengan lain, tidak suka banyak bicara dan lebih terjaga untuk sendiri ketimbang banyak orang.

Karena ia sudah duduk lebih dari 15 menit mau ga mau Tresnan berdiri dengan sendiri walaupun betisnya masih kesakitan akibat perbuatan Jennie.

Ia menatap punggung mungil milik Jennie dari belakang karena perempuan tersebut masih sibuk membersihkan seisi toilet laki-laki, sungguh idaman sekali perempuan satu ini. Tresnan mengikuti langkah kaki milik Jennie yang sibuk bersih-bersih kesana dan kemari.

Karena merasa risih dengan kelakuan Tresnan yang entah berapa kalinya dia diganggu terus menerus. Jennie pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu tanpa mengatakan sepatah dua patah terhadap Tresnan.

Ia lari dengan tergesa-gesa hingga tak sengaja menabrakan dirinya dengan seseorang yang jauh lebih rendah tingginya dibanding dia.

Brug

Mereka berdua merintih secara bersamaan kala tabrakan yang dibuat oleh Jennie membuat orang yang ada di depannya terpental sedikit.

"Kalo jalan pake mata dong!" Kesal Jennie pada orang di depannya, bukannya meminta maaf namun Jennie malah menyerang seakan-akan yang menabrak duluan ialah orang tersebut.

"Iya, kak maaf ...tadi saya buru-buru soalnya disuruh Bu Aza bersihin toilet." Balasnya dengan menundukkan wajah, tangan kanan sebelahnya digunakan untuk memegang ember dan sebelahnya lagi memegang pel yang sudah siap sedia tanpa pikir panjang Jennie menyuruhnya untuk pergi dari hadapannya sebelum ia mengamuk.

"Yaudah kalo gitu pergi sana, oh ya, lo jangan ke arah situ bahaya ada makhluk halus hati-hati aja." Sambil menepuk pundak seseorang yang berada dihadapannya, dia menoleh seketika Jennie membisikkan sesuatu tepat pada telinga orang tersebut.

Je And Time [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang