Jennie menemukan ruang yang tepat untuk dirinya bersembunyi sebelum para anggota osis mencari kehadirannya. Tanpa pikir panjang sebelum pelajaran benar-benar berakhir ada baiknya ia merehatkan pikiran sambil berbaring dialas berwarna coklat kusam, mungkin bekas tanah-tanah liat. Tempat persembunyian yang dia datangi ialah salah satu kelas yang kelihatannya jarang dipake maka dari itu, ia berinisiatif untuk kesana.
Terlihat dari jendela atas menampilkan para anggota osis yang sedang menghukum beberapa murid yang tengah asik membolos pelajaran yang lari ke gudang, karena Jennie berada di atas ada kemungkinan ia tak nampak dari bawah sana.
Semoga saja karena firasat Jennie benar-benar kurang meyakinkan. Ia mencoba mengelilingi seisi ruangan yang debu, kumuh, sampah banyak yang berserakan terlebih lagi bekas praktek biologi masih ada dan sudah berjamur, alhasil membuat Jennie mual tiba-tiba.
"Bau banget astaga ...sekolah elite tapi ga bersih ...ew!" Ucap Jennie sambil menutup hidungnya menggunakan tangan. Sungguh ruangan tersebut memang mengeluarkan bau yang tak sedap bukan hanya ruangan itu saja tapi toilet dan area di luarnya pun sama.
Karena Jennie kurang bisa nahan bau seperti ini ia pun mencoba untuk membuka jendela atas dibagian kiri supaya ada oksigen yang masuk.
Waktu menunjukkan pukul sembilan lebih dua puluh lima menit. Sebentar lagi pelajaran pertama selesai dan Jennie bisa turun ntuk kembali ke kelas.
Namun, saat Jennie membuka jendela tersebut terlihat ada suara langkah kaki laki-laki yang tengah berjalan ke arahnya. Karena ia panik akhirnya jendela tersebut ditutupnya pelan-pelan walaupun pintu sudah terbuka.
Untungnya ada tirai dibagian kiri tersebut jadi tak menampakkan tubuh Jennie yang sedang berdiri disana. Ia bersembunyi di bawah lemari dan menutupi tubuhnya dengan karung bekas berisi tanah liat yang masih menempel sedikit.
Kotor banget jir!
Suara langkah kaki tersebut terhenti di depan pintu, dibukanya dan menampakkan seisi ruangan yang dijadikan markas pertemuan anggota osis. Tempat kumuh dan bau sampah sana sini.
Jennie mengintip sedikit apa yang dilakukan orang-orang tersebut. Tak disengajanya ia menatap bola mata Tresnan dari jauh dan langsung memundurkan tubuhny, dan yang membuatnya langsung menutup mata ialah tempat persembunyiannya tiba-tiba berbunyi akibat benturan dari tubuh.
Bruk
Mati gua! Please jangan kesini gua mau hidup!
Mereka semua anggota osis langsung menoleh ke sumber suara takutnya ada yang mengintai atau jadi mata-mata ditempat ini.
Tresnan bertanya kepada tempat tersebut dari jarak jauh.
"Siapa?" Tanyanya dengan keras.
Tak ada sahutan sama sekali.
Sebisa mungkin Jennie tutup mulut agar tak disangka yang aneh-aneh. Sungguh jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya kalo ia tahu ini tempat markas anggota osis buat apa dia kemari.
"Yakin ada yang berani kesini? Udah jelas ada larangan di atas. (Tidak boleh masuk kecuali berkepentingan) dan masih ada yang masuk gitu?" Ucap salah satu osis bernama Daffa, selaku sekretaris yang rajin dan handal.
Tresnan berbalik arah ke temannya yang semula berjalan ke depan guna melihat di area belakang tersebut ada apa?
"Gua cuman mastiin aja sapa tahu ada yang kesini diam-diam, kan kita mana tahu?" Balas Tresnan sambil mengangkat bahunya. Memang benar sekali perkataan ketos satu ini mungkin ada yang tidak kemari tapi bisa saja banyak yang melewatinya karena rasa penasaran akibat palang di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je And Time [ON GOING]
Подростковая литератураKalo bahagiaku hanya sementara apa bedanya jika aku harus pergi dalam diam? Jujur baru kali ini kata "capek" keluar dari mulutku. Aku harus apa? Setiap masalah yang aku punya selalu jatuh pada angka 4 apa yang salah? Memangnya aku ini apa? Apa mun...