♡♡♡
• Happy Reading •
Nathan yang sedang menikmati dimsum tertawa sangat keras karena melihat Alkana tersedak air.
Begitu pun dengan Vania, ia tertawa sekaligus panik. Ia langsung memberikan selembar tisu untuk Alkana.
"Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Vania memastikan.
"Iya gak kenapa-kenapa." Jawab Alkana dengan senyum yang terlihat terpaksa.
"Ewh tadi airnya keluar lewat hidung." Ucap Nathan sembari memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
Alkana yang merasa kesal pun menghampiri Nathan yang masih duduk di kursinya. Lalu tanpa izin siapapun Alkana mengambil dimsum yang tersisa satu di piring Nathan.
Nathan sangat marah karena dimsum terakhirnya di makan oleh Alkana.
"ABAAANGGGG!!!" Teriak Nathan dengan tangisannya.
Alkana yang merasa puas hanya menulikan pendengarannya dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Kalau sudah seperti ini Vania hanya bisa memijat pelipisnya dan berserah diri pada Tuhan.
Kini Alkana sudah di kamarnya yang bernuansa putih abu-abu, terlihat simple tetapi sangat nyaman baginya.
Ia berniat untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya yang belum diselesaikan, tetapi ada satu hal yang terlintas dipikirannya.
Ya benar, menghubungi Fanasya untuk meminta jadwal pelajaran.
Lalu ia membuka layar handphonenya dan mencari nama Fanasya dikontaknya.
Sebenarnya ia takut mengganggu Fanasya menghubunginya disaat-saat seperti ini, tetapi ini juga demi dirinya sendiri.
Akhirnya setelah lama berpikir, jarinya bergerak untuk mengetik suatu pesan untuk Fanasya.
Fanasya
|Halo, Sya?
15.32
Read|Siapa?
15.37|Alkana, gak di save ya nomor gue?
15.37
Read|Lupa
15.38|Sesuai yang dijanjiin tadi,
gue minta jadwal punya lo
15.39
Read|Kan gue bilang gak janji
15.41|Please lah gue gak
bercanda
15.41
Read|Gue juga serius
15.41|Sya please
15.41
Read|Iya, tapi ada
syaratnya
15.42|Apaan cepet
15.42
Read|Lo harus kerjain PR
matematika gue, deal gak?
15.43|Gak ya, lo kan punya
tangan
15.43
Read|Lo kan juga punya mulut buat minta ke guru langsung
15.45|Yaudah iya, deal. Tapi
gak janji
15.45
Read|Y
15.45
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas yang Telah Usai
Teen FictionTentang seorang gadis kesepian yang mempunyai bakat melukis. Lalu datanglah lelaki yang sangat berharga dalam hidupnya, namun itu hanya sementara saja. "Fanasya, kita tumbuh sama-sama ya, biar aku bisa lihat kamu jadi pelukis." Ucap Alkana dengan se...