Halooo!!!
• Happy Reading •
Hari ini dimalam yang sepi, daun bergoyang tertiup angin karena hujan. Terdengar suara hujan yang menggelegar memenuhi kota Jakarta.
Air hujan seperti berlomba-lomba turun untuk jatuh diatap pekarangan rumah Fanasya.
Kini Fanasya sedang berada di galeri lukisnya, tempat di mana ia mengekspresikan dirinya dengan segala macam lukisan yang dibuatnya.
Ia sangat menikmati suara hujan yang turun dengan kuas ditangan yang terlihat sedang menari diatas kanvas dengan warna-warna cat yang sangat cantik.
Tak lupa ditemani dengan segelas matcha latte hangat buatan Tania.
Entah mengapa ia sangat menyukai hujan terlebih dimalam hari karena itu yang membuat ia merasa tenang dengan segala masalah yang terjadi dihari itu.
Walapun hari sudah malam tetapi bukan berarti itu bisa mengehentikan kegiatan melukisnya itu. Tidak ada siapapun yang bisa mengganggu ketika Fanasya sudah asik dengan dunianya.
Tania sudah memanggil beberapa kali untuk menyuruh Fanasya masuk ke dalam rumah tapi Fanasya lebih memilih untuk menyumpal telinganya dengan earphone.
Kalau Fanasya sudah seperti ini Tania hanya membiarkannya untuk tetap di dalam gubuk yang penuh dengan warna itu.
Terkadang Fanasya sampai tertidur disana karena ia malas untuk berjalan untuk masuk ke dalam rumah. Tetapi esoknya ia kembali lagi di rumah dan melanjutkan tidurnya.
Tania sangat mengkhawatirkan Fanasya karena ia sering tertidur dengan posisi duduk dengan tangan yang dilipat diatas meja tempat ia melukis.
Tetapi apa boleh buat, mau sampai pita suaranya putus pun ia menyuruh, Fanasya tidak akan mendengarnya.
Benar saja, dimalam itu juga Fanasya tertidur lagi di dalam galeri lukisnya itu, udara angin malam yang masuk dari jendela seperti mengusap-usap matanya untuk tertidur.
Ia tertidur dengan tangan yang kotor karena cat, dan hoodienya pun ikut kotor. Tetapi Fanasya terlihat nyaman tidur seperti itu.
Semua mimpi sepertinya sudah dilewatkan Fanasya pada malam itu hingga akhirnya matahari kembali menyinari bumi seperti biasanya.
Udara dipagi hari setelah semalaman hujan membuat semua orang merasa malas untuk menjalani hari-harinya. Begitupun dengan Fanasya.
Ia terbangun karena suara alarm dari handphone yang tak ada henti berbunyi sebagaimana fungsinya.
Fanasya pun bangkit dari duduknya dengan rambutnya yang berantakan untuk masuk kembali ke dalam rumah dan membersihkan dirinya dari segala warna cat yang menempel pada jari tangannya.
Setelah selesai membersihkan diri dan memakai seragam lengkap seperti biasanya, Fanasya pun keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama lagi dengan Tania seperti hari-hari kemarin.
"Semalam tidur disana lagi?" Tanya Tania sembari mengunyah nasi yang ada di dalam mulutnya.
"Ketiduran." Fanasya menjawab dengan menampilkan gigi putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas yang Telah Usai
Teen FictionTentang seorang gadis kesepian yang mempunyai bakat melukis. Lalu datanglah lelaki yang sangat berharga dalam hidupnya, namun itu hanya sementara saja. "Fanasya, kita tumbuh sama-sama ya, biar aku bisa lihat kamu jadi pelukis." Ucap Alkana dengan se...