"apa?!" tanya karma judes melihat asano yang terus-menerus menatapnya. ia tidak peduli sebenarnya, tapi lipan sialan itu menatapnya seakan ingin menelannya hidup-hidup, dan itu membuatnya merinding.
"tidak ada" jawab asano singkat lalu kembali mencatat pelajaran di papan tulis.
karma menaikkan alisnya bingung, tapi ia tak acuh dan melanjutkan catatannya.
lelaki bersurai merah itu menggigit pulpennya bosan. ia merasa belakangan ini asano semakin aneh. lelaki yang sudah tiga bulan menjadi ketua OSIS itu semakin sering menaruh perhatian atas dirinya yang membuatnya semakin muak padanya. asano bahkan sampai mencarinya ketika ia bolos, menawarkan tumpangan untuk pulang, dan bahkan kemarin ia menjemput karma yang kesiangan―dan tentu saja ia menolak tawaran itu.
lagipula, siapa yang sudi diantar dan dijemput lipan busuk satu ini?
oh, ada banyak gadis yang ingin diantar dan dijemput olehnya. tapi karma sangat, kuulangi, sangat ogah menerima tawaran dari lelaki itu kecuali saat hal benar-benar mendesak. seperti kejadian di UKS lalu.
ah! kenapa ia harus ingat kejadian itu sekarang?!
karma membenamkan wajahnya yang entah kenapa terasa panas dan mengacak rambut merahnya kesal.
"karma, ayo ke kantin!" ia mendongak, melihat shoya berdiri di depannya.
"ayo" jawab karma lalu mengikuti lelaki yabg yang tidak lebih tinggi daripadanya itu.
asano menatap dua lelaki yang baru saja keluar dari kelas dengan tatapan yang tidak enak dipandang. bahkan ren yang ingin mengajaknya ke kantin berhenti untuk berfikir lagi, apakah ia akan mengajak asano atau tidak.
"hey, gakushuu, ayo ke kantin" ia akhirnya mengajak sahabatnya itu setelah perang batin selama beberapa detik.
"kantin?" tanya asano. "jangan macam-macam, kita harus ke ruang OSIS, briefing untuk presentasi di depan kepala sekolah nanti"
"eeh?!! tak bisakah nanti saja? aku lapar!!" rengek ren.
"kau bisa ke kantin nanti"
"dan makanannya habis"
"nanti ku traktir kau ke mekdi sepulang sekolah" tawar asano paksa sambil menarik ren menuju ruang OSIS.
"kenapa gua jadi OSIS lagi sih?" batin ren terterkan.
---
asano melihat karma di taman dari ruang OSIS. sosok merah dan hijau di depannya saling berlarian mengejar sekotak susu stroberi. pulpen biru itu serasa akan patah jika semakin lama di tangannya. ia menghela nafas dan mengalihkan pandangannya ke ruang OSIS yang entah kenapa bisa menjadi sangat berantakan.
"bisakah kalian membersihkan ruangan ini setelah digunakan?" tanyanya kesal. "aku tidak peduli apa yang kalian lakukan disini, tapi aku akan melarang kalian kesini lain kali jika berantakan seperti ini"
anggota OSIS yang berada di dalam ruangan terdiam mendengar suara tegas sang ketua. bahkan kelas XI tak berani membantah.
asano menghela nafasnya dan membuka laptop setelah menyuruh anggotanya untuk menyalakan proyektor. tak butuh waktu lama, ia mulai mempresentasikan proyek baru yang dipikirkannya sebulan yang lalu.
"bagaimana?" tanyanya setelah menjelaskan semuanya.
"bukankah anggarannya terlalu besar?" tanya akira selaku bendahara OSIS.
"kita membutuhkan semua uang itu untuk menyukseskan acara ini. aku akan membicarakannya dengan kepala sekolah dan para wakil jika kalian ingin acara ini berjalan" jawabnya.
"jika dananya cukup, aku setuju untuk menjalankannya"
"ya, aku juga"
para anggota OSIS saling bersahutan menjawab pertanyaan dari sang ketua. mereka tidak habis pikir, bagaimana seorang lelaki yang baru menginjak 16 tahun menjadi sangat pintar seperti ini.
---
"karma/akabane!" kedua lelaki yang memanggil karma itu saling memandang satu sama lain.
"kau pulang denganku" asano menarik tangan karma sebelum souya mengajaknya pulang. "nanti ku belikan milkshake stroberi untukmu"
"kau pikir aku akan tergoda oleh tawaran murahanmu itu?!" balas karma sambil berusaha melepaskan tangannya.
"bonus tumpangan"
"are you f*ckin' serious, asano gakushuu?!" tanya karma kesal. "kau menganggapku apa sialan?! para wanita yang akan jatuh hati padamu hanya karena tawaran murahan darimu itu?!" ia tertawa pelan sebelum melanjutkan, "tambah modalmu sebelum kau mengajakku jalan, aku bukan lelaki murahan" ia melepaskan tangannya dari genggaman asano lalu menarik tangan souya sebelum pergi dari kelas.
souya dapat melihat sang ketua terdiam di depan pintu kelas setelah mendengar penuturan karma. ia juga tidak menyangka karma juga akan berbicara seperti itu, tapi ia lebih tidak menyangka asano yang mengajak karma pulang bareng. mereka rival kan? setidaknya, itu yang didengarnya dari siswa yang dulunya di SMP Kunugigaoka.
"apa asano tidak masalah di tinggalkan di sana?" tanyanya.
"dia bukan anak tk yang harus ditarik untuk pulang" jawab karma tak acuh. "otaknya bisa berfikir lebih jauh dari itu"
souya mengerutkan dahinya mendengar jawaban dari karma. mereka terlihat seperti sangat mengetahui seluk beluk masing-masing. apa mereka benar-benar rival? bukankah mereka lebih cocok dikatakan partner?
---
wahh, aku ngilang sebulan
sorry, karna pendek, otakku sedang buntu
see you
KAMU SEDANG MEMBACA
ketua osis
Fanfictionakabane karma melanjutkan SMA-nya di SMA Kunugigaoka, ia sudah menduga akan bertemu rival lamanya lagi, tapi ia tidak menyangka lipan sialan itu akan menjadi ketua osis di tahun pertamanya. dan itu membuatnya lebih terkekang dengan peraturan sekolah...