10

2.1K 288 17
                                    

semester kedua sudah berjalan seminggu. karma merasa seakan ia tidak dapat menarik nafas untuk menikmati liburannya yang terasa sangat singkat. ia berjalan memasuki kelasnya seperti murid-murid yang lain. kertas yang tertempel di papan tulis membuat fokusnya teralih, itu posisi meja untuk semester ini. netra emas itu membelalak senang melihat tempatnya yang berada di posisi yang sangat nyaman, bangku ketiga di sebelah jendela. namun, kesenangan itu musnah  ketika ia melihat nama orang yang duduk di depannya.

asano gakuushu.

sialan, kenapa harus didepannya? bagaimana ia bisa fokus belajar jika lelaki ini duduk di depannya? kalau dibelakangnya, ia bisa mengabaikannya, tapi ini didepannya. guru sialan.

suara hentakan kaki yang memenuhi indra pendengarannya membuat asano berjengit kesal. ia membalikkan badannya dan menatap karma yang menatapnya kesal.

"apa?" tanyanya sarkas.

"bisakah kau berhenti menghentakkan kakimu di lantai? kau mengganggu konsentrasi belajarku" jawab asano kesal.

"mengapa kau hanya menegurku sedangkan seisi kelas ribut?"

ya, kelas mereka kosong karena guru sedang rapat. ini membuat siswa kelas 10⁶ ribut.

"mereka ribut karena belajar, sedangkan dirimu?"

"aku juga belajar!" protes karma tidak terima sambil mengangkat buku fisikanya. "kau pikir aku akan membiarkanmu menang lagi, hah?" ia mendorong kepala asano dengan telunjuknya.

"kalau begitu diamlah, aku sedang berkonsentrasi" jawab asano lalu lanjut belajar.

karma berdecih kesal. mood-nya untuk belajar hilang, saat ini ia butuh teman ngobrol. tapi tidak ada yang bisa diajak mengobrol. souya pindah sejak awal semester kedua dimulai, entah apa alasannya, tapi saat ini karma benar-benar kesepian.

pemilik surai merah itu akhirnya menjulurkan tangannya diatas meja dan menjatuhkan kepalanya. ia sedang tidak minat keluar kelas, kantin bahkan terasa sangat jauh. tidur adalah pilihan satu-satunya.

---

"ng?" sepasang iris emas itu mengerjap akibat cahaya matahari. suasana kelas yang sepi membuatnya menoleh ke arah dinding diatas papan tulis.

"oh, waktu istirahat" gumamnya lalu meregangkan tubuhnya yang kaku.

ia juga ingin ke kantin, ia lapar dan haus. karma butuh stok susu stroberi. tapi malas lebih menguasainya. apakah tidak ada yang bisa ia jadikan babu untuk membeli kebutuhan perutnya? tidak ada lagi souya yang selalu memahaminya.

karma kembali meletakkan kepalanya di atas meja. tidak peduli lagi dengan perutnya yang berbunyi. ia benar-benar tidak mood untuk ngapa-ngapain.

"nih" sebuah suara terdengar saat karma hampir terlelap. "lu gak ke kantin kan"

karma mengangkat kepalanya, iris emasnya bertemu violet milik orang yang berdiri di depannya. tidak ada senyum atau apapun, hanya ekspresi datar. ia lalu menatap mejanya, kresek yang isinya dua kotak susu stroberi dan sebuah onigiri. benar-benar seleranya.

"aku tidak ingat menyuruhmu membelikan ini"

"souya yang menyuruhku" balas asano.

"bacot"

"makanlah, kau belum keluar kelas kan"

"aku tidak minta belas kasihmu" sahut karma mengambil kresek tersebut dan keluar dari kelas.

"diambil juga, dasar" asano menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

---

karma membuka pintu rumahnya, menampilkan sosok yang auranya sama jahatnya sepertinya. kenapa lelaki ini masih disini? bukannya harusnya ia sudah kembali ke rumahnya?

ketua osisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang