14

1.8K 174 11
                                    

alarm yang berbunyi, tangan lentik itu mencari-cari ponselnya di atas nakas dan mematikannya. ia menggeliat sebentar di dalam selimut sebelum membuka matanya dan berjalan menuju jendela. cahaya matahari langsung menembus matanya, membuatnya otomatis menutup mata.

lelaki itu kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur sebelum perutnya berbunyi minta diisi. dengan malas, ia beranjak ke kamar mandi, menggosok gigi dan mencuci muka sebelum mengganti celana dan keluar mencari makan. orang tuanya ada urusan di luar kota dan akashi sudah kembali ke rumahnya, jadi tidak ada yang memasak di rumah.

sesekali ia menguap di jalan, mencari tempat yang enak untuk sarapan. akhirnya ia berhenti di mini market terdekat untuk membeli susu stroberi dan onigiri. terlalu malas untuk pergi jauh.

memanaskan onigiri di dalam microwave, ia lalu duduk di depan mini market―menikmati sarapannya. awalnya ia merasa tenang mendengar suara anak-anak tetangga yang bermain di taman depan mini market sebelum sebuah mobil berhenti didepannya. ia sebenarnya tidak peduli, jika orang itu bukan orang yang dilihatnya disekolah setiap hari. ia berpura-pura tidak melihatnya karena ia masih mengantuk dan terlalu malas untuk memulai perdebatan.

"selamat pagi, akabane" sapanya. "aku tidak tau bahwa kau tinggal di dekat sini"

"hentikan omong kosongmu, kau sudah pernah ke sana tanpa diundang"

"wah, aku senang kau mengingatnya"

"tidak ada yang ingin mengingatnya" sahut karma sambil melahap suapan terakhir. ia lalu bangkit dan berniat meninggalkan asano sebelum sebuah tangan menahannya.

"temani aku sarapan"

"tidak bisakah kau berhenti mengganggu kehidupanku? aku sudah muak melihatmu lima hari di sekolah, jangan muncul didepanku saat akhir pekan" karma menepis tangan itu. "aku ingin menjalani hari liburku dengan tenang" finalnya sebelum pergi meninggalkan lelaki jingga itu.

---

tinggal sendirian di rumah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi karma. ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan karena tidak ada yang menyuruh dan melarangnya untuk melakukan sesuatu.

menyalakan pendingin ruangan, duduk menghadap meja belajar, menyalakan musik klasik, mengambil buku pelajarannya. karma mulai mengulang-ulang materi yang di ajarkan di sekolah. untuk kali ini ia tidak boleh kalah lagi dari lipan sialan satu itu.

suara notif dari ponselnya membuatnya hampir mengumpat. ia lupa mengheningkannya. melihat layar ponsel, nama orang yang sedang tidak sengaja terpikir olehnya muncul.

lipan
kau sibuk?
ayo temani aku ke toko buku

aku sibuk dan tidak ingin bertemu dgnmu

aku sudah di depan rumahmu

aku tidak mengundangmu
silakan pulang

waah, kejamnya

karma melempar ponselnya ke atas kasur dan menutup telinganya dengan headset. tidak tersambung ke perangkat manapun, dia hanya tidak ingin polusi suara mengganggu rungunya.

"akabane!"

"akabane karma!"

bangkit dari duduknya, karma membuka jendela, melihat orang yang berdiri di bawah sambil melambaikan tangan. senyum lebarnya dapat dilihat jelas oleh karma.

"pulang sana! karena kau mood-ku jadi jelek!" teriak karma mengusir lalu menutup jendela dan gordennya.

ia mengambil ponselnya dan mematikannya sebelum merebahkan diri di atas kasur. minat belajarnya menguap seketika melihat orang yang setahun tiga bulan belakangan menghantuinya.

ketua osisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang