KORBAN KAMAR KOS #4

4 2 0
                                    

KORBAN KAMAR KOS 07
PART IV
#horror #novelindonesia #story

suasana kos sunyi dan mencekam di sambut dengan hembusan angin dari balik pohon mangga tepat di kamar kos 07.

penghuni kos yang sedari awal hanya berdiam diri tanpa tanggapan mengenai hilangnya kami dari kos itu membuat semua berita seakan hanya berita hoax yang tak pernah ada ujungnya, tak ada yang tahu dan tak ada yang ingat dimana tempat tinggal terakhir ku dan ana kecuali ika dan supir pick up beserta tetangga kos lainnya.

suasana hitam memerah, aku merasa saat itu aku telah mati dan tak akan kembali lagi ke dunia. bunyi suara khas besi terdengar menggema di telinga ku. sayatan demi sayatanpun ikut berpartisipasi dalam suasana gelap tersebut.

"apa aku benar-benar telah mati?" tanyaku bimbang namun tak mau menggerakkan tubuhku.

"bagaimana dengan yang lainnya?" tanya sebuah suara yang tak asing.  "siapa itu?" sebuah pertanyaan bimbang menyelimuti fikiranku.

hentakan kaki terdengar mendekat ketika suara sayatan itu kembali terdengar jelas di sebelah kasur. entah apa yang terjadi, namun perasaan sakit terasa menyelimuti hatiku, seakan sesak dan juga takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"aku belum mati, tapi kenapa mata dan mulutku tertutup? kenapa tubuhku terikat? dan kenapa aku belum mati saat air itu membuatku susah untuk bernafas". gumamku dalam hati dengan percekcokan otak yang masih saja mempertanyakan semuanya.

"ambil semua yang bisa di jual, dan bawah dia kebelakang kos sebagai makanan mereka" seru sang pria yang saat itu mengingatkan ku akan satu suara yang baru dua hari lalu ku dengar.

"apa yang akan mereka jual?" tanyaku tanpa gerakan yang kemudian terdengar tiga langkah kaki manusia berjalan menaiki sebuah tangga dan menutupi sebuah pintu dengan rantai yang berbunyi saat ditarik, lalu terdengar satu pintu lainnya yang di tutup kembali. suara gesekan satu benda juga ikut terdengar di atas kepalaku.

"sepertinya mereka sudah pergi" ucapku yang perlahan menggerakkan tubuh untuk keluar dari ikatan tersebut. semuanya tak segampang yang ku bayangkan, bahkan untuk membuka tali di pergelangan pinggang yang berdekatan dengan jari tangaku saja sangat sulit untuk di lakukan.

"bagaimana caranya aku bisa melihat keadaan di mana aku terbaring?" sambil menggerakkan jari untuk mencoba membuka ikatan itu.

sebuah suara langkah kaki sedikit terdengar di atas kepala dengan di iringi suara-suara kecil yang tak jelas ku dengar saat itu. bau amis seperti bau bangkai perlahan tercium lagi di sampingku. rasa lapar juga menyelimuti seluruh tubuh sehingga membuatnya terasa lemas.

tangan masih ku coba untuk menarik tali saat jari manisku bertemu dengan jari seseorang yang tak lagi terasa hangat.
jantung berdegup kencang. "siapa itu?" gumamku ketakukan. aku mencoba untuk menyentuh seluruh tangannya sebelum akhirnya sebuah pisau kecil tak sengaja ku sentuh tepat disamping perut yang tak berpakaian itu.

rasa senang sekaligus cemas dan khawatir membuatku bimbang saat nanti membuka mata. di tambah lagi suara candaan mulai terdengar jelas di atas tempat tidurku.

aku perlahan menggerakkan pisau tersebut ke tali yang mengikat pinggang ku lalu menggerakkan nya untuk memotong tali yang ada di lenganku dan juga membuka tali di mulut dan mataku.

"bissmillah" ucapku penuh harap semoga semuanya akan baik-baik saja. sebuah loteng putih terlihat, di sebelah kiriku terdapat  berbagai macam lemari-lemari kayu tanpa penutup yang di penuhi dengan toples-toples besar.  aku terbaring di atas tempat tidur besar yang baru kusadari bahwa di sebelah kananku ada seseorang.

aku membangunkan tubuh dan duduk membelakanginya sambil menarik nafas panjang agar tak berfikiran aneh. kepala perlahan ku gerakkan untuk melirik kearahnya, mataku membesar, jantungku berdegup dengan kencangnya sehingga membuatku hampir jatuh dari atas kasur tersebut karena kaget melihat seorang wanita dengan wajah asing sedang terbaring di sampingku dalam keadaan tubuh yang sudah tak lengkap yang telah di gantungkan kembang tujuh rupa beserta sesajen kecil di dalam perutnya.

aku ketakutan dan ingin sekali menangis. tak berhenti sampai di situ, beberapa kaki samar-samar terlihat dari pelipis mataku, kaki itu terlihat seperti sedang tergantung dari atas loteng tempat tersebut.

mata ku tutup sambil membayangkan tubuh ana yang saat itu sedang tergantung di dalam kos 07. aku khawatir di antara kaki-kaki tersebut ada kaki adik kembarku. namun aku harus memastikannya, pintahku dalam hati seraya menggerakkan tubuhku lagi untuk menatap ke arahnya.

"aarkkkhhh..." teriakku pelan, tenggorokanku terasa tertekan, tangisanku tak tertahan saat melihat kenyataan bahwa tubuh adikku sudah tak lengkap sedang tergantung di antara 8 orang lainnya yang masing-masing dari mereka di gantungkan kembang tujuh rupa bersamaan dengan sesajen di bawah kaki.

hatiku sakit, kepalaku bingung, apa sebenarnya yang terjadi? di satu sisi adikku yang ingin mencelakai ku, tapi di sisi lain ia juga terlihat lebih parah dari padaku. "apakah yang kemarin itu bukan adikku?" pertanyaan spontan terlintas di otak.

aku berjalan mendekat kearahnya namun suara teriakkan jelas terdengar di atas loteng tempat ku berdiri. suara saklar lampupun ikut bergema yang kemudian mematikan seluruh lampu di ruanganku.

seluruh ruangan menjadi gelap gulita. aku tak bisa bergerak sama sekali. tiba-tiba suara lemari terbuka dengan kerasnya dari dekat tangga yang kemudian membuatku menatap kearahnya. gerakkan dari atas kasur juga terdengar lirih menjadikan suasana seakan lebih horror dari sebelumnya. gesekkan kaki di lantai juga terdengar tepat di depanku.

"ada apa ini?" tanyaku dalam hati dengan tubuh yang tak pernah bergerak dari tempatku berdiri sambil berharap jika mereka hantu, mereka tidak akan menggangguku. dan memang itulah yang terjadi. namun, suara nyanyian nina bobo terdengar lagi di telingaku tepat diatas plafon sehingga membuat fikiranku mengarah ke kos 07 itu.

setelah semuanya diam, aku berjalan sambil meraba udara gelap yang mungkin saja di halangi oleh lemari-lemari dalam ruangan tersebut. jalanku lurus dengan kedua belah tangan yang masih saja meraba kedepan. langkah kaki ku terhenti, keringat ku perlahan jatuh dan degupan jantung ku menjadi lebih cepat.

"mau kemana kamu?" suara pria yang tak lain adalah bapak kos permana sambil menggenggam tangan kananku membuat ku dengan spontan menendang kearahnya. tak ada yang kena, aku seperti sedang menendang udara kosong. tapi kenapa tangan ku masih di dalam genggaman nya?

***

Maaf yah ceritanya masih singkat, soalnya sedikit ada problem 🙏🙏

Short Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang