Kening Nana menggernyit saat dirinya keluar rumah langsung mendapati seseorang yang dikenalnya beserta motor kesayangannya itu sedang duduk tenang sambil memainkan ponsel dihalaman rumahnya.
Catat. Halaman rumahnya.
Tanpa basa basi lagi cewe itu segera melangkahkan kakinya kearah cowo dengan setelan serba hitam itu.
"Jeno?" Panggilnya. Memastikan bahwa orang dihadapannya ini memang nyata bukan sekedar halusinansinya saja.
Yaa.. siapa tau saja sekarang dia sedang bermimpi dijemput oleh jeno. Kalo sampai iya akan sangat tidak lucu sekali pikirnya.
Yang namanya dipanggil reflek mendongak dan langsung memasukan handphonenya kedalam saku jaket.
"Oh? Udah siap? Ayok" ucapnya yang langsung sigap memasang helm dan membenarkan posisi duduknya siap untuk berangkat.
Sedang disisi lain Nana yang masih tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya hanya diam sambil mengedip ngedipkan matanya bingung. Sampai Jeno yang telah menyalakan motornya pun harus menggernyit bingung dengan kelakuan kekasihnya. Cewe itu gak kesurupan kan?
Karena tidak ada tanda tanda kekasihnya akan naik akhirnya Jeno berinisiatif menepuk pelan pundak Nana yang sontak langsung menyadarkan cewe itu dari keterdiamannya.
"Kenapa diem? Ayok"
"E-eh iya" dengan sedikit gelagapan dan pikiran yang masih bingung akhirnya cewe itu naik keatas motor Jeno. Dan di detik berikutnya mereka langsung melaju meninggalkan halaman rumah Nana.
Selama diperjalanan pikiran Nana masih berkecamuk. Kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan mengenai alasan mengapa Jeno menjemputnya yang membuat dirinya malah semakin pusing karena tak kunjung mendapatkan jawaban.
Niatnya sih dia ingin bertanya saja pada Jeno. Tapi hal tersebut ia urungkan karena takut membuat cowo itu tidak nyaman dan berakhir dengan dirinya yang diturunkan lalu ditinggalkan dijalanan sendirian karena sudah merusak mood Jeno.
Nana reflek menggeleng gelengkan kepalanya ribut. Enggak! Enggak! Sangat tidak lucu kalau sampai dia nanti jalan kaki ke kampus.
"Kenapa sih perasaan dari tadi ribut banget" tanya Jeno.
Pada akhirnya cowo itu memilih buka mulut setelah sedari tadi hanya memperhatikan tingkah aneh kekasihnya lewat kaca spion motornya.
"Hah? Apa Jen?" Sentak Nana yang kaget dengan pertanyaan tiba tiba Jeno.
Dibalik helm Jeno merotasikan mata tapi tak lama setelahnya terbit senyuman kecil dibibirnya.
"Enggak. Cuma heran aja kenapa dari tadi kamu gak bisa diem"
Nana yang mendengar ucapan tersebut segera memalingkan mukanya. Malu dia, ternyata daritadi Jeno tau dengan tingkah anehnya.
"A-ah itu.. oh enggak tadi aku cuma antusias aja sih liatin jalanan. Yaa.. kan biasanya aku selalu naik mobil jadi sensasinya berasa beda aja gitu hehe" alibinya.
Lalu kemudian Nana langsung merutuki dirinya sendiri dalam hati karena membuat alasan yang amat sangat norak.
Malu maluin banget tau gak pikirnya.
"Oh" hanya itu balasan dari Jeno. Lalu setelahnya kembali hening.
"Kamu suka naik motor?"
Walau pertanyaan Jeno konteksnya sedikit tidak jelas namun Nana tetap mengangguk menanggapi.
"Emm suka"
"Kalau gitu siap siap aja mulai besok kamu bakal sering makan angin"
"Hah?"
Tidak ada sautan lagi dari Jeno. Cowo itu hanya tersenyum lalu kembali fokus kepada jalanan.
Sedang Nana yang mendapati pernyataan seperti itu hanya dapat membeo. Ia mengerti kok hanya saja ini.. benar benar Jeno kekasihnya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND
FanfictionBuku ini cuma nyeritain tentang Mark Lee yang jorok, Lee Jeno yang nakal, Lai Guanlin yang gak pekaan, Jung Jaehyun yang playboy dan Park Jisung yang mageran