Celyn menggosokan kedua tangannya guna meredakan sedikit rasa dingin yang menusuk kulit.
"Indah banget" kagumnya dengan mata berbinar.
Kota dimalam hari memang selalu terlihat indah, apalagi jika dilihat dari diketinggian seperti yang Celyn lakukan saat ini.
Walau udara di malam hari dinginnya minta ampun sampai jaket tebal yang dipakai gadis itu pun tak sanggup untuk menghalau, namun hal tersebut tak mampu membuat Celyn mengeluh sama sekali.
Justru sebaliknya, wanita itu merasa suasana hatinya malam ini begitu baik. Entah itu karena pemandangan di depannya ataukah karena pesan singkat dari Jisung sore tadi yang mengajak dirinya untuk bertemu malam ini.
Entahlah mana yang lebih membuatnya senang. Namun mungkin opsi kedua akan lebih masuk akal jika ia harus memilih.
Tentu saja ada alasannya. Yeah walaupun terlihat sangat indah pemandangan seperti ini bisa dia lihat kapanpun dia mau asal cuaca sedang tidak hujan saja.
Namun lain lagi dengan waktu Jisung, dia tidak bisa untuk minta seenaknya maupun semudah itu. Entah sudah berapa lama mereka tidak merasakan yang namanya berkencan seperti yang sering dilakukan pasangan pada umumnya.
Alasannya tak lain dan tak bukan karena kesibukan laki-laki itu dengan tugas kuliahnya dan dia pun tidak bisa menyalahkan waktu yang Jisung habiskan jika itu menyangkut pendidikan, sekalipun hal tersebut harus mengorbankan waktu dengannya.
Untuk itu maka ketika akhirnya pesan sore tadi adalah seperti sebuah keajaiban, tanpa basa basi lagi dia langsung menyetujui ajakan tersebut. Bahkan karena saking antusiasnya tanpa disadari Celyn datang lebih awal dari waktu yang dijanjikan.
Ngomong ngomong perlu kalian tau bahwa hari ini adalah tepat perayaan 3 tahun hari jadi mereka. Itulah mengapa dirinya merasa sangat senang hari ini.
Apakah Jisung ingat hari Anniversary mereka makanya laki-laki itu mengajaknya untuk berkencan hari ini? Yatuhan memikirnya saja sudah membuat rona di kedua pipinya muncul. Ternyata dibalik sikap dingin dan cuek Jisung, laki-laki itu masih mengingat hari spesial mereka.
1 jam
2 jam berlalu
Malam semakin larut
Udara terasa semakin dingin
Angin berhembus semakin kencang
Dan yang paling penting tubuhnya sudah setengah mengigil, mungkin efek karena terlalu lama berada di luar.
Sudah selama itu namun kehadiran Jisung belum terlihat juga. Membuat keantusiasan Celyn sedikit demi sedikit memudar tergantikan dengan perasaan buruk seperti mungkin saja kekasihnya itu tidak akan datang meski ia menunggu sampai esok pagi.
Celyn reflek menggeleng ribut. Enggak!! Jisung pasti datang tanamnya dalam hati. Ya, laki-laki itu tidak mungkin mengingkari janjinya kan?
Maka meski dengan sedikit usaha Celyn mencoba untuk kembali tersenyum sembari terus Menunggu dengan harapan yang dia terus yakinkan dalam hati.
Ting!
"Ini bukan kamu kan Ji? Haha apaan sih Cel ya gak mungkin Jisung lah dia kan mau ketemu lo" ucapnya sambil menatap nanar pesan yang masuk ke ponselnya.
Kemudian dengan tangan yang sedikit gemetar dia mencoba menekan satu kontak panggilan disana.
"Hallo"
"Ji.."
"Kenapa?"
"..."
"Apasih Cel kalo gak penting aku tutup ya"
Mendengar ucapan dari Jisung seketika hati Celyn mencelos.
"Kamu.. kamu dateng kan?"
Tanyanya meski sebenarnya hal itu tidak penting karena dia sudah yakin mendapat jawaban setelah mendengar ucapan Jisung barusan.
Beberapa detik Celyn tak dapat jawaban dari seberang sana.
"Ji.."
"Cel sorry aku lupa" jawab Jisung ketika laki-laki itu sudah mengerti apa yang dimaksud kekasihnya.
"Oh.. haha lupa ya.." seketika hening yang Jisung dengar hanyalah hembusan nafas panjang dari Celyn diseberang sana.
"Ji kalo kamu masih mau dateng gapapa aku bisa nunggu kok"
"Gak bisa Cel aku lagi ada urusan sekarang"
"Penting banget?"
"Iya"
Setelah itu tak ada lagi yang bisa Celyn katakan. Hanya satu kata namun mampu membuat sekujur tubuhnya mengigil seketika. Menghancurkan harapan yang dengan susah payah dia bangun, menghilangkan rasa senang dengan kekecewaan semata.
"Mending kamu pulang" itulah kata terakhir yang Celyn dengar sebelum dirinya dengan sepihak mematikan sambungan telepon mereka bersamaan dengan satu tetes air mata yang jatuh dipipinya.
Ini salahnya. Ya benar, memang sudah seharusnya dia tidak menaruh harapan lebih kepada Jisung. Menaruh harapan kepada laki-laki yang tabiatnya sudah dia kenal dengan baik. Nyatanya Jisung malam ini pun masih sama dengan Jisung yang dia kenal. Yang tak pernah sekalipun lebih mementingkan perasaannya daripada urusan laki-laki itu.
Dia lupa bahwa Jisung memang setega itu. Bedanya malam ini bukan tugas lagi yang lebih Jisung prioritaskan daripada dirinya namun wanita lain.
Ditengah indahnya pemandangan kota, Celyn menangis sejadi jadinya mengasihani diri sendiri. Sebenarnya apa kesalahan yang sudah dia perbuat sehingga Jisung lebih mementingkan wanita lain dibanding dengan dirinya, yang notabenya adalah kekasihnya sendiri.
Apakah bagi laki laki itu predikat "kekasih" hanyalah sebuah status semata saja? Ataukah memang karena dirinya yang tidak pernah terlihat penting dimata Jisung?
Halloo guysss makasih buat 1k vote nya dan maaf aku baru bisa update sekarang. Karena demi apapun aku lagi sibukkk banget soalnya sekarang aku udah keterima kerja jadi aku free nya itu bener bener cuma hari minggu doang. Nah karena hari ini tanggal merah jadi aku sempet sempetin nulis buat menuhin janji aku kemaren ke kalian.
Oh iya, sekali lagi aku update nya bakal gak tentu ya tapi kalo aku ada waktu dan ide aku bakal sempetin buat update 1 minggu sekali. Jadi tunggu aja hehe. Buat sekarang selamat menikmati tulisan aku yang jelek ini and good night guyss❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND
FanfictionBuku ini cuma nyeritain tentang Mark Lee yang jorok, Lee Jeno yang nakal, Lai Guanlin yang gak pekaan, Jung Jaehyun yang playboy dan Park Jisung yang mageran