"Iya, sama sama dek"
"Cantik banget, insecure gue"
Minanda Putri Melian, coba siapa yang gak kenal sama dia. Parasnya cantik ibarat kaya bidadari turun dari surga, otaknya pinter tukang nempatin posisi rangking paralel ke 3 sekolah, badannya tinggi semampai, yang menempati posisi ketua tim Cheerleader pertama, sekaligus dia adalah wakil ketua OSIS SMA Gemilang.
Banyak bukan prestasi yang Mina capai, apa lagi di Ekskul yang dia masukkin. Mina ketua Cheers yang paling punya banyak prestasi, di banding kan yang lain.
Gak heran kelas mereka banyak orang orang pinter, tapi saking pinternya sampe kebablasan, jadi agak gimana gitu.
"Akh!! Junanjing!!" Anne teriak nyaring dari dalem kelas. Kayanya Mina bisa tebak kenapa mereka ribut lagi, padahal tadi sempet ribut karna makanan. Baru 10 menit lalu, dan sekarang ribut lagi.
"BALIKIN! ITU PUNYA GUE!!" Juna sampai ngeringis dan tutup kuping. 'Gila nih cewe' Kata Juna dalam hati. Juna gak akan mungkin bilang gitu kalau Anne gak suka teriak teriak, tapi harus liat dulu. Penyebab Anne teriak teriak emang siapa lagi selain dia sekarang.
"Pinjem masyaallah, bentar aja gue." Anne tetap ngeliatin Juna dengan sinis. Bawa emosi gitu liat dia, alasannya juga gak ada.
Tangan Anne ngambil paksa barang yang katanya di pinjem sama Juna. "Gue juga lagi pake, lain kali tunggu yang punya selesai. Gak usah asal ngambil." Juna diem, Anne langka kalau udah negur dengan tekanan di setiap katanya. Karna Anne itu anaknya happy aja, tapi kalau udah serius semua diam gak berkutik, kecuali beberapa sih.
Juna masih setia ngeliatin Anne yang udah duduk lagi di bangkunya. Terus ngehela nafasnya, dan sandarin punggung dia di bangku. "Gue heran, itu anak ada apa sih?"
Lintang yang duduk di sebelah Juna sambil ngobrol sama Linggar itu noleh ke dia, terus ngeliat ke arah apa yang Juna liat. "Dia gak ada apa apa, tapi lo tukang mancing emosi."
Juna jadi natap Lintang sinis, "Dia emosian kali."
"Bukan, emang dasarnya lo tukang mancing emosi orang, Juna." Juna ngerotasiin matanya, Lintang banyak omong kalau kata dia.
Juna bangun dari duduknya, Lintang cuman ngegeleng heran. "WOY YOGA!!"
"Ha?" Teriakan Juna tadi cuman di bales dengan sedikit bodo amat dari oknum yang di panggil namanya.
"Kantin yok, masih lama masuk kelas." Yoga ngelirik ke arah Juna, emang dari tadi Yoga gak natap Juna langsung.
"Yok." Yoga bangkit dari duduknya dan nyusul Juna yang nunggu di depan pintu.
Tapi baru aja Juna balik, ada Keyzha yang berdiri di depan mereka sambil megang beberapa lembaran di pelukan lengannya. "Key--"
"Mau kemana kalian?" Baru ngomong setengah namanya, ucapan Juna langsung di potong Keyzha.
"Kantin." Balas Yoga dari belakang, Keyzha ngangguk paham. "Gue mau masuk, bisa minggir sedikit? Juna?" Agak ketus, Keyzha bahkan natap mereka dengan sedikit dingin. Yoga dan Juna saling tatap, tapi mereka belum ngasih Keyzha jalan masuk kelas.
"Key, lo kenap--"
"Minggir." Di potong untuk kedua kalinya, dan Yoga makin heran. Kalau begini, Juna cuman bisa mundur ngasih jalan buat Keyzha masuk.
Juna sama Yoga lagi lagi saling tatap setelah merhatiin Keyzha yang duduk di bangkunya dan fokus sama lembaran yang dia bawa tadi. "Semua orang lagi pada emosian apa ya?"
"Tadi Anne sekarang Keyzha."
"Udahlah gue gak tau." Yoga jalan duluan, sambil masukkin kedua tangannya di saku celana seragam sekolah. Juna muter matanya malas, terus jalan nyusul Yoga di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ClasSy 97s
Random"Berkelas?" "Huek!" sekelas kali ah. Cuman isi tentang anak anak SMA yang lagi sekolah terus punya lika liku aja. 97s - 97 Line .1997.