O9. Olim 11 IPA 3

417 35 1
                                    

Sekolah hari ini di awali dengan kesibukan anak OSIS, contohnya yang ada adalah ketua dan wakil OSIS di Gemilang ini. Sejak hampir sejam lalu mereka bantu bantu angkatin beberapa kebutuhan untuk lomba yang di adakan di luar kota.

Pelaksanaannya juga selama 3 hari berturut turut, karna lombanya cukup banyak dari jenis akademik sampai non akademik. Yang akademik salah satu kandidat itu dari kelas kita, Keyzha di pelajaran kimianya.

Ouu ... Udah pasti gak jauh jauh dari isi kelas rusuh ini juga sih kalau non akademik, ada Yoga sebagai wakil ketua futsal dan Jeka serta Andri anggotanya. Itu baru futsal, ini basket dan hanya ada satu orang, yaitu Yuda. Gimana? Gak di sangka sangka ya dua dari tiga curut got kita ikut berpartisipasi.

Bercanda.

Keadaan di lapangan depan SMA Gemilang masih terus ramai. Entah itu yang baru datang atau anak anak organisasi lain niat membantu OSIS. Anggota OSIS banyak tapi kecapean bolak balik sana sini. Dan ketua serta wakilnya baik banget. Mereka di suruh istirahat sebagian, biar anggota yang baru datang lanjut bantuin.

"Nanda, jadi kan?" Yang di tanya noleh sebelum akhirnya mengangguk pelan.

"Jadi kok, kan udah di bilang tadi." Linggar meringis pelan, kalau Mina liat Linggar sedikit khawatir tentang janji mereka tadi.

Tepukan di pundak Linggar di buat oleh Mina. "Semoga sukses ya, udah banyak kertas numpuk tuh." Linggar jadi ketawa atas perkataan Mina. Antara candaan dan serius ke realita sih ini.

"Makanya gue minta bantuan lo, harus di seleksi."

"Iya, nanti gue seleksi satu satu sesuai pengalaman." Katanya Mina membalas. Emang ya, Linggar itu bisa mengandalkan Mina, bukan karna posisi wakilnya tapi karna anaknya siap bantu terus.

Walau gak enak, tapi Linggar butuh bantuan juga. Mina ikut berpartisipasi dalam rencananya, jadi yang paling paham itu jelas cewek ini.

"Kak, maaf nih ganggu. Aku boleh minta bantuannya gak?"

Linggar dan Mina berbalik, "Boleh, bantuan apa?"

"Tadi bu Irma suruh ketua sama wakil dan dua anggota OSIS ke ruangan beliau. Katanya ada beberapa hal dan barang penting."

"Oke, satu lagi siapa?" Tanya Linggar.

"Itu kak, udah nungguin." Tangannya menunjuk ke arah satu orang yang lagi diam menatap meraka.

"Ayo kita ke sana." Tangan Mina pegang tangan Linggar pelan untuk di tarik ikut ke arah ruangan bu Irma. Pembimbing mereka di OSIS, yang pernah menyarankan dua orang ini sebagai kandidat pertama tahun lalu.

"Lo ikut gak bakal menang deh kayanya."

"Gue tabok ya mulut lo." Sungut Jeka gak terima ke Wahyu.

"Lo ikut aja kaga." Kata Jeka lagi. Wahyu malah angkat bahu acuh.

"Gak mau gue, mending tidur."

Anak cowok kelas IPA 3 lagi ada di pinggir lapangan, tepatnya ngedeprok di rumput hijau sekolah. Sambil terus memandangi ke arah 2 bus terparkir buat angkut mereka nanti.
Sebenernya tujuan mereka di sini juga gak jelas, pagi pagi di niatin dateng buat liat yang jadi perwakilan sekolah berangkat.

Bagi Wahyu, ini tuh gak berguna, gak sama sekali. Jelas lah cowok ini milih tidur di kamarnya dari pada susah susah bangun jam 5 biar jam 6.30 udah di sekolah. Emang rada rada yang ngajak dia berangkat pagi.

Mana rela dateng ke apartemen nya, bangunin dia, dan bikin sarapan. Tau siapa yang senekat itu? Lilly, sambil ngajak Anne dengan paksaan. Kenapa Lilly ajak Anne? Karna cewek itu jelas tau password apartemen Wahyu, maklum mantan.

ClaSsy 97sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang