Ft. Pasangan gantung
___________
Sekitar satu jam sebelum masuk, dengan tekad setengah takut setengah enggak Deka ngajak Yelvi keluar kelas menuju taman belakang. Deka emang harus bicarakan ini secara empat mata. Makin deg deg-an karna gak ada ocehan sedikit pun dari Yelvi sedari tadi, Deka berusaha menyusun kata kata dengan baik yang gak akan buat bete Yelvi.
"Vi."
"Cepetan, jangan banyak basa basinya." OKE.
Ingatkan Deka kalau anak cewek kelasnya semua ganas dan gak pandang bulu.
Jadi untuk beberapa saat mereka menyelesaikan masalahnya satu sama lain. Sebenernya Yelvi cemburu abis karna gak sengaja liat perempuan sama Deka, beneran deh Yelvi yang jalan sama abangnya kemarin mau terus mengumpat. Untung ada abangnya yang cukup mood booster dan rela juga mengeluarkan banyak uang untuk menghibur Yelvi.
Tapi Yelvi dapat jawaban, ternyata itu kakak Deka. Katanya minta di anterin ke event cosplay buat ketemu pacar nya cuman takut nyasar karna baru pertama kali ke event itu, akhirnya Deka temenin sampai ketemu. Salahnya lagi dia ke asikan juga nyari komik.
Setelah selesai suasana mulai membaik, Yelvi memaklumi tapi dengan peringatan jangan diulangi lagi.
"Lo-" Padahal Deka baru manggil tapi tiba tiba mulutnya di tutup sama tangan Yelvi. Di suruh diam."Kenapa?" tangan Yelvi nunjuk ke arah batas tembok kantin kiri gak terlalu jauh di sana.
Ada dua anak cowo yang sepertinya mengobrol dengan serius. "Linggar Rangga ngapain?" Tanya Deka di jawab Yelvi dengan gelengan, mana tahu menahu. Dia aja baru liat mereka.
Dengan pelan pelan mereka ngedeketin Linggar dan Rangga, kelakuan Yelvi yang narik Deka niat menguping. Tapi tangannya Yelvi di tahan, "Gak boleh nguping gitu, Vi."
"Gue kepo.." Deka tetap menggeleng. Deka bilang itu gak sopan, kalau masalah pribadi yang sangat privasi kan gak enak.
"Balik aja yuk ke kelas." Walau mukanya agak kesel tapi Yelvi juga pasrah di tarik Deka untuk menjauh dari sana dan kembali ke kelas.
Nah dua orang ini yang tidak lain dan bukan itu Linggar dan Rangga, lagi membahas soal kemarin. Surat lamaran kerja Rangga.
"Lo gak bilang apa apa?"Rangga menggaruk tengkuknya, "Ya.. emang? Gue bahkan gak tau yang punya cafe itu lo."
Linggar menghela nafas, perasaannya masih mengganjal. Sebenarnya Rangga membalikan lagi, kalau di sini bukan Rangga aja yang tidak bicara hal cukup penting bagi satu sama lain. Rangga tau mereka teman semasa SMP, tapi Rangga merasa gak dekat, kenapa? Masa SMP nya terganggu banyak hal. Sampai berfaktor ke nilai, absensi dan sedikit perubahan sikapnya.
"Intinya mah lo udah tau kan? Jadi gue di terima gak? Bosen banget gue." Linggar menghela nafas. Dia itu belum selesai tapu manusia di depannya sudah menanyakan dia di terima kerja atau engga?
"Iya di terima, mana mungkin gue gak terima temen gue?" Rangga tertawa manis, kemudian tangannya merangkul pundak Linggar.
"Emang terbaik."
Linggar dan Rangga memutuskan balik lagi ke kelas, dengan rasa terkejut dan rasanya mau istighfar banyak banyak, sampai atas mereka ngeliat temen temennya sibuk mau mengeroyok Jeka. Terkhusus sih cewek, apa lagi Lilly.
"Anjing.. iya iya! Maaf, Lis lepas Lis! sakit!!" Di tariknya rambut Jeka itu.
Lilly dengan segala rasa kesalnya, tanpa ampun masih aja megang rambut Jeka. Widih sadiezz, "Gak usah pake lempar penghapus! Muka lo gue cemongin mampus lo." Intonasi Lilly bener bener greget dengan dendam teramat dalam, akhirnya setelah 2 menit Lilly lepas pegangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214330144-288-k40482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ClasSy 97s
Random"Berkelas?" "Huek!" sekelas kali ah. Cuman isi tentang anak anak SMA yang lagi sekolah terus punya lika liku aja. 97s - 97 Line .1997.