DUA BELAS

515 38 4
                                    

Angku Saidal berjalan tergopoh menuju rembang yang dilaporkan oleh salah seorang warganya. walau sudah berusia 70 tahunan, langkahnya masih tampak tegap dan lincah menyusuri lereng perbukitan yang lumayan tegak menjulang. (Rembang=Sungai bermuara kecil)

Rasa penasarannya terusik begitu salah seorang warga kampungnya melaporkan jika ada seorang pemuda yang selalu datang saat matahari mulai terbenam ke rembang tersebut. Padahal, warga Kampung sana saja tidak ada yang berani pergi ke rembang tersbut jika hari sudah mulai beranjak petang.

Itu karena mereka beranggapan, rembang itu tempat yang sangat mistis pada saat petang apalagi malam hari. Banyak takhayul yang beredar di Masyarakat, jika rembang itu merupakan tempat mandinya bidadari kaum bunian. 

Ada segelintir orang yang mengatakan pernah melihat wanita-wanita cantik mandi disana. Namun ketika didekati, rembang tersebut langsung berubah jadi sunyi. Seolah tidak ada yang pernah mandi disana sama sekali. Lalu, tidak lama setelah itu akan terdengar suara seperti tangisan wanita dari seberang rembang dalam hutan yang membuat siapapun mendengarnya akan bergidik ngeri dan ketakutan.

Itu sebabnya, tidak ada yang pernah berani berada di rembang itu jika hari sudah mulai petang. Bahkan para petani yang memiliki ladang disana, tidak berani bermalam di kebunnya. Walau mereka memiliki pondok untuk beristirahat.

Namun, kini ada seorang pemuda yang datang berkunjung kesana setiap petang mulai beranjak malam. Pernah ada petani yang baru pulang dari ladang, menegurnya. Namun pemuda itu hanya menjawab jika Ia sedang menunggu seseorang.

Seseorang ? Siapa yang ditunggu oleh pemuda itu ? Lagian mana ada manusia yang nekad janjian ketemuan di tempat se-menyeramkan itu.

Petani tersebut cepat-cepat melaporkan kejadian itu pada Angku Saidal, karena beliau adalah orang yang dituakan di Kampung itu dan juga memiliki kelebihan dan pengetahuan tentang dunia spritual. 

Mereka khawatir jika pemuda tersebut melakukan ritual sesat atau akan disesatkan oleh makhluk ghaib penunggu hutan.

"Benar Angku. Dia adalah pemuda dari kampung tetangga yang beberapa waktu lalu diberitakan hilang." Lapor warga tersebut.

Mendengar itu membuat Angku Saidal terkejut, karena dia sangat tahu tentang detail kejadian tersebut. Pemuda yang bernama Bastian itu pernah datang padanya sekali, sebelum petangnya menghilang.

Dari penerawanngannya, Bastian dibawa masuk ke alam Bunian. 

Angku Saidal sendiri sudah berupaya dengan kemampuannya untuk mencari petunjuk keberadaan Bastian, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.

Lalu, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba Bastian kembali sebulan kemudian dalam keadaan sehat dan tidak kurang satu apapun. Biasanya, orang kalau tersesat ke alam ghaib apalagi kalau sudah sempat makan makanan makhluk halus tersebut, kembali dari sana akan linglung bahkan ada yang sampai gila dan mati.

Tapi Bastian justru kembali dalam keadaan normal seolah dia hanya pergi jalan-jalan sebentar saja dan kembali dalam keadaan biasa. 

Itu sangat mengherankan!

Belum hilang keterkejutan Angku Saidal, tersiar lagi kabar tentang Fitri yang diculik oleh Bunian. Dan lagi-lagi Bastian yang menjadi aktor penyelamatnya. 

Sementara Angku Saidal sendiri yang selama ini dikenal sebagai orang pintar, tidak sanggup melakukan hal tersebut dan hanya sebatas bisa menerawang ke alam mereka tapi untuk masuk ke dalam alam mereka? masih terlalu jauh baginya.

Semenjak itu, Angku Saidal berasumsi ada sesuatu yang spesial dimiliki oleh pemuda tersebut. Tapi jika Ia memikirkannya lebih dalam, apalagi dengan temuan warganya yang mengatakan jika Bastian beberapa hari terakhir selalu datang ke Rembang untuk menunggu seseorang, membuat Angku Saidal mengkhawatirkan keselamatan pemuda tersebut.

BUNIAN : Woman In WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang