DUA

2K 67 36
                                    

POV Bastian

Kleteng.. bruugg

Tabung kaca tempat penyimpanan kopi tidak sengaja terjatuh, begitu Fitri hendak mengambilnya dari lemari dapur dan tumpahan bubuk kopinya mengotori ujung lengan gamisnya Fitri.

Sebelumnya, Ibu berniat membuatkan kopi untuk ketiga tamunya. Namun entah karena alasan apa, Bu Andini Istrinya teman Ayahku itu malah menyuruh anak gadisnya, Fitri yang membuatkan minuman untuk Kami semua. Kukira Ibu akan mencegahnya, ternyata beliau malah dengan sengaja memintaku menemani Fitri ke Dapur untuk menunjukkan tempat minuman, aneh sekali orang tuaku ini. Tapi, sebagai anak yang patuh, akhirnya Aku ikut saja apa yang diperintahkan oleh Ibu. Jadilah sekarang Kami berdua di Dapur. Suasana sempat canggung beberapa saat, karena Kami masih merasa asing dan belum saling mengenal satu sama lain.

 Suasana sempat canggung beberapa saat, karena Kami masih merasa asing dan belum saling mengenal satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi Fitri

"Aduh, Ma.maaf Uda! Jadi tumpah begini kopinya." Kata Fitri gugup dan merasa bersalah karena tanpa sengaja membuat kopi tersebut sampai tumpah, walau tidak sampai jatuh ke lantai.

"Udah ndak apa-apa. Eh, bajunya jadi kotor begitu ?" Ucapku dengan reflek memegang lengan Fitri, lalu Aku mengambil tisu dari atas meja dapur dan membersihkan ujung lengan gamis Fitri begitu saja dan tanpa Kusadari ternyata Fitri memperhatikan semua yang kulakukan tersebut dengan wajah tersipu malu.

"Eh, ma.maaf." Ucapku tersadar sambil melepaskan pegangan tanganku karena Fitri hanya diam saja melihat tindakanku tanpa mencegahnya, Kukira Fitri akan marah dan menganggapku lancang karena telah memegang lengannya tanpa permisi, walau apa yang kulakukan barusan karena terdorong gerak reflek semata.

"Ti.tidak apa-apa Uda. Maaf yah, tadi Fitri ceroboh." Ucapnya sedikit menunduk.

"Uda yang seharusnya minta maaf, seharusnya Uda yang mengambil kopinya tadi, lagian tinggi begitu kan."

Untunglah Fitri tidak marah dan malu. Agar suasana tidak canggung kembali, Akupun mencari topik pembicaraan lain agar suasana lebih hangat dan akrab.

Sambil Fitri membuat kopi Aku sengaja mengorek informasi tentang maksud kedatangan Fitri dan orang tuanya, rupanya Aku yang salah menafsirkan kedatangan mereka sebelumnya.

"Kalau Ayah Fitri kan mang asli orang sini Uda, cuma karena lama di Padang aja dan jarang-jarang pulang. Pulang kali ini, karena Ibu Fitri sekalian survey lokasi disini, buat tempat mahasiswanya KKN nanti."

"Ooh karena itu."

"Emang Uda mengiranya kenapa ?" tanya Fitri tersenyum dan sudah mulai berani menatapku secara langsung, gantian Ia yang menyelidiki maksud pertanyaanku sebelumnya.

"Eh tidak ada maksud apa-apa kok! Uda kira cuma sekedar silaturahmi biasa sama keluarga saja." Jawabku klise biar Fitri tidak bertanya lebih lanjut.

"Oh ya, Uda mau kopi atau teh ini ?" Tanya Fitri begitu akan membuatkan minuman untukku.

"Kopi aja, Fit."

BUNIAN : Woman In WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang