Bab 7

378 73 3
                                    


"Cinta dan penghianatan hanyalah dibatasi oleh satu garis penghalang yang bernama : kesetiaan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Cinta dan penghianatan hanyalah dibatasi oleh satu garis penghalang yang bernama : kesetiaan"


Lelaki tampan hanya tersenyum tenang, tampak sedikit geli menghadapi kehebohan Ten yang menyambutnya. Dia melirik ke arah Jennie dan menganggukkan kepalanya dengan sopan ke arah Jennie, membuat Jennie menyadari bahwa dia telah terpesona kepada lelaki itu. Memang Taeyong tampan dan tetap nomor satu baginya, tetapi Taeyong sangat jarang tersenyum, sedangkan lelaki ini, dia begitu murah senyum dan tampak sangat tulus secerah matahari,

"Sepertinya kau dan nona ini menghadapi masalah. Mungkin aku bisa membantu."

Ten melirik Jennie masih tersenyum lebar, '"Ini  Johnny, dia adalah salah satu investor butik dan salon kami. Kau tidak keberatan Jennie kalau Johnny membantumu?"

Siapa yang tidak keberatan kalau dibantu berdiri oleh lelaki setampan itu? Jennie berpikir bahwa kadang-kadang berpura-pura lumpuh ada untungnya juga...

"Jennie ingin membuat gaun pernikahan yang indah, Johnny. Kami sedang akan mengukur gaunnya."

Johnny melemparkan pandangan dalam ke arah Jennie, "Sayang sekali kau sudah akan menikah, aku iri kepada lelaki beruntung itu." Gumamnya penuh arti membuat pipi Jennie merona.

Ten menepuk pundak Johnny sambil tertawa, "Jangan merayu Jennie, Johnny. Dia sudah punya tunangan dan akan menikah, mungkin kau bisa mengalihkan sasaranmu kepada gadis lain."

Johnny tampak tidak mempedulikan perkataan Ten, dia masih memandang tajam ke arah Jennie. Ia lalu mendekat dan mengulurkan tangannya lembut,

"Aku akan membantumu berdiri, maafkan ya." Bisiknya lembut di dekat telinga Jennie, "Sini, letakkan tanganmu di pundakku."

Jennie merasakan jantungnya berdebar keras, aroma maskulin itu langsung melingkupinya, membuatnya bergetar.

Dengan tangannya yang kuat, Johnny menarik Jennie berdiri, lalu menopang pinggangnya. Tangan Jennie berpegangan erat ke pundak Johnny, lalu melingkarkan lengannya di sana, sementara itu dia berakting sekuat tenaga untuk melemaskan kakinya, menumpukan beban tubuhnya di pundak Johnny.

"Nah tunggu sebentar, kami akan mengukurnya." Para pegawai Ten mulai mengukur. Proses itu cukup singkat. Dan kemudian setelah Ten selesai, Johnny mendudukkan Jennie lagi di kursi rodanya dengan lembut. Lelaki itu menyelipkan kartu namanya yang bernuansa hitam dan keemasan di jemari Jennie,

"Hubungi aku, kapanpun itu. Aku akan dengan senang hati membuang semua urusanku demi dirimu." Bisiknya pelan, lalu berdiri tegak, mengatakan sesuatu tentang pekerjaan kepada Ten, kemudian melambaikan tangannya dan melangkah pergi.

Sementara itu Jennie masih menggenggam erat-erat kartu nama di tangannya itu dengan terpesona.

⧫⧫⧫

You've Got Me from Hello (Taeyong x Jisoo) Remake from Santhy AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang