"Baiklah aku akan membantumu di perusahaan, tetapi bukan untuk pekerjaan kantoran. Aku akan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan seni, seperti membantu dekorasi restoran dan kamar-kamar di hotelmu." Gumam Yuta sambil membanting tubuhnya di sofa Taeyong.Taeyong mencibir, "Kau bisa melakukannya sejak dulu, tetapi tidak kau lakukan. Kenapa baru sekarang?"
"Karena aku bosan." Yuta merenung, "Hidup seperti ini memang menyenangkan pada awalnya, tanpa beban, bisa berbuat semau kita. Dan bahkan tidak melakukan apa-apa tetapi bisa tetap hidup mewah." Yuta terbahak, "Tetapi kemudian aku bosan, hidupku terasa hampa, tidak ada tujuan yang bisa kucapai. Aku menjalani hidupku seolah-olah hanya untuk menghabiskan hari, dan tidak bermakna."
"Hidupmu itu adalah hidup yang diimpikan banyak orang lain, dan sekarang kau bosan." Taeyong menggeleng- gelengkan kepalanya, "Dasar manusia yang tidak pernah puas."
Yuta tertawa lagi, sama sekali tidak merasa tersinggung oleh perkataan Taeyong yang ketus,
"Mau bagaimana lagi, setiap hari aku harus melihatmu dan kemudian melihat diriku. Dan aku menyadari betapa tidak bermaknanya hidupku."
Taeyong terkekeh mendengar pengakuan Yuta, "Kenapa? Apa yang kau lihat dari hidupku?"
"Bahwa kau sangat bahagia." Yuta tersenyum, "Bahwa kau mempunyai tujuan hidup yang paling utama, membahagiakan Jisoo. Bahwa kau merasa bahwa hidupmu begitu berarti sejak Jisoo ada di sisimu."
"Aku memang bahagia." Taeyong tidak bisa menahan senyum penuh cintanya ketika membayangkan Jisoo. Mereka akan menikah sebulan lagi. Seminggu yang lalu Taeyong melamar Jisoo ke kedua orangtuanya, membuat mereka terkejut dan bertanya-tanya. Tetapi bukan Taeyong namanya kalau tidak bisa meyakinkan orang lain. Pada akhirnya dia berakhir sebagai menantu kesayangan dan kedua orang tua Jisoo begitu senang karena dia membantu Jisoo menyembuhkan luka hatinya.
Dan Taeyong tidak suka pertunangan yang lama, pertunangan yang lama hanya menunjukkan ketidaksiapan, keraguan, dan ketidakyakinan. Ketika kita sudah menemukan pandangan sejiwa, saat itu juga kita harus mengikat janji serius dengannya. Kalau saja boleh, mungkin minggu ini juga Taeyong akan menikahi Jisoo, mengikuti dorongan hatinya. Tetapi mereka tidak bisa melakukannya, karena mereka hidup di dalam masyarakat bukan di dunia mereka sendiri. Selain itu Taeyong ingin menghormati Jisoo dalam pernikahan yang layak dan indah.
Persiapan persta sudah dilakukan, semua akan siap dan sempurna satu bulan lagi, di tanggal yang sudah ditetapkan.
"Aku berusaha mencari bahagia sepertimu di dalam diriku, tetapi yang kurasakan hanya kehampaan." Yuta mencetuskan pikirannya, membuat Taeyong tergugah dari lamunannya.
Taeyong menatap Yuta dengan serius, "Kau hanya perlu menemukan seorang perempuan dan jatuh cinta kepadanya untuk mengalami seperti aku."
"Sayangnya aku belum seberuntung dirimu." Yuta mengangkat bahunya, "Karena itulah aku ingin bekerja, membantumu di perusahaan. Setidaknya aku bisa mengisi kekosongan dalam hidupku."
Taeyong menepuk pundak adiknya dengan sayang, "Perusahaan ini sudah lama menunggumu untuk bergabung di sini. Kau diterima dengan tangan terbuka di sini."
⧫⧫⧫
Mereka duduk bersama di cafe itu dengan Jisoo menatap laptopnya. Perempuan itu mengernyit dengan serius ketika mengetikkan kata-kata di sana. Membuat Taeyong yang bertopang dagu menatapnya terkekeh geli,
"Apakah kau selalu seperti itu ketika mengetik cerita? Lupa akan segalanya?"
Jisoo mengalihkan pandangan dari laptopnya dan menatap Taeyong dengan tatapan mata bersalah, "Oh.. astaga.. maafkan aku. Aku mengabaikanmu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You've Got Me from Hello (Taeyong x Jisoo) Remake from Santhy Agatha
RomanceGadis dengan hubungan yang rumit, seorang penulis yang mencari ketenangan dengan menghirup segelas anggur merah setiap malam, untuk mencerahkan hatinya yang kelam akibat kisah cintanya yang rumit. Original Story by Santhy Agatha [REMAKE] Lee Taeyon...