7-; Soulmate Talk

168 23 0
                                    

content warning: racism between humans and vampires

"Jadi ada apa antara kau dan Jungkook?"
Jimin yang tengah mengunyah makanan yang disuapi Taehyung tiba-tiba tersedak mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu. Bukannya Jimin tidak pernah menceritakan tentang dirinya dengan Jungkook pada Taehyung. Hanya saja, Jimin belum menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah berulang kali Taehyung ajukan itu.

Jimin mengambil minuman di nakas samping tempat tidurnya. Mendorong makanan yang tersangkut di tenggorokannya agar terasa lebih lega kemudian berdehem beberapa kali.

"Hum, aku masih tidak tahu?"
"Vampir itu terlihat sangat-sangat mengkhawatirkanmu tadi,"
"Begitukah menurutmu?"
Taehyung mengangguk sambil menyeruput segelas darah ke dalam mulutnya sendiri. Kemudian, ganti menyuapkan makanan lagi ke mulut Jimin. Decakan kagum dari Taehyung karena darah yang dia minum terasa begitu lezat menjadi satu-satunya suara di dalam kamar untuk sesaat. Karena Jimin sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri sambil sibuk mengunyah. Jauh berkelana pada kemungkinan-kemungkinan tentang perasaan yang tumbuh di antara dia dan Jungkook. Kemungkinan yang selama ini tidak berani Jimin akui.

"Jadi kau sudah sepercaya itu padanya sampai memberikan pin apartemenmu padanya?"
Jimin memiringkan kepalanya. Tidak mengerti maksud dari perkataan Taehyung.

"Kau bahkan merahasiakan pin apartemenmu dariku dan malah memberitahunya yang baru saja kau kenal, aku yakin kalian sudah sejauh itu," kata Taehyung sambil tersenyum miring ke arah Jimin.
"Apa maksudmu?"
"Aish, kau ini tidak usah pura-pura bodoh. Jika Jungkook tadi tidak tiba-tiba datang dan membuka pin apartemenmu yang super rahasia ini, kau mungkin tidak tertolong," Jimin tercengang mendengar pernyataan Taehyung.

Dalam batinnya Jimin bertanya-tanya, Jungkook mengetahui pin apartemenku? Dia berusaha mengabaikan fakta bahwa dirinya tidak pernah membeberkan pin apartemennya pada siapapun, termasuk Jungkook. Jadi dia hanya menggosok dahinya sambil tersenyum masam pada sahabatnya yang kembali pada segelas darahnya meskipun sedang merajuk.

---

Jimin sedang berlari menuju kelas tempat ujiannya ketika merasakan teleponnya berdentang; sebuah pesan. Sambil terus mengikis jarak, dia membaca kalimat yang tertera di layar benda gepeng itu. Jungkook menyetujui ajakan Jimin untuk minum akhir pekan ini. Setelah mengirimkan sebuah emoticon tangan yang mengacungkan jempol dan sebuah hati, kembali dia memasukkan teleponnya ke dalam saku. Berlari lebih cepat atau dia akan terlambat.

Jimin sudah kembali sehat setelah jatuh pingsan sebelumnya. Dia yakin sebenarnya kondisinya juga akan segera membaik tanpa perlu Taehyung repot-repot merawatnya. Jimin sebegitu yakin dengan kekuatan racun di taring Yoongi sebagai vampirnya. Hubungan vampir-feeder antara dua makhluk itu Jimin rasa sangat baik, sehingga seharusnya siapapun di sekitarnya tidak perlu terlalu khawatir ketika dia pingsan kala itu.

---

"Jeon Jungkook, perwakilan Min," kata Jungkook pada manusia bertubuh dempal di hadapannya. Manusia itu menjaga sebuah pintu menuju bangunan dua lantai yang tampak terbengkalai. Siapapun yang melihat bangunan itu pasti akan melewatkannya begitu saja. Sayangnya mereka tidak tahu, tempat itu ditinggali vampir yang namanya begitu diagungkan di Korea.

"Kau salah tempat anak muda," kata manusia dempal di hadapannya itu sambil menyalakan rokok yang dijepit di antara kedua jarinya.

Jungkook terkekeh. Dia tidak mengerti kenapa manusia ini membodohinya seperti anak kecil. Dia juga bingung, mengapa vampir sekelas keluarga Min memasang penjaga setolol manusia ini.

"Aku tidak salah tempat, hanya sepertinya salah nama," Jungkook menggosok dagunya yang tidak gatal sambil memasang ekspresi tengah berpikir. Manusia di hadapannya hanya menatap Jungkook dengan tidak tertarik. Isapan rokoknya begitu kuat, dia menghayati setiap rasa yang merasuk ke dalam rongga dadanya dari selinting tembakau itu.

"Jeon Jungkook, perwakilan Jung."
Secepat kilat mata manusia itu memincing ke arah Jungkook. Seperti tidak percaya bahwa anak muda di hadapannya mengetahui nama vampir yang tempat tinggalnya dia jaga. Tetapi rupanya, Jungkook sedikit diajak bermain-main.
"Dia sedang pergi,"
"Aku akan menunggunya,"
"Dia tidak ada janji dengan siapapun, apalagi kau Jon,"
"Sorry, its Jeon, Human," kata Jungkook tersenyum miring. 

Mengerti, bahwa beberapa manusia akan merasa terprovokasi dengan sebuah pengingat akan jenisnya. Jenisnya yang tidak memiliki kemampuan seperti vampir. Terutama mereka manusia yang hidup bernaung di bawah bayang-bayang kekuasaan vampir seperti manusia yang ada di depan Jungkook ini.

Benar saja, sepuntung rokok yang masih terbakar separuh itu sudah terlempar ke lantai. Remuk diinjak sepatu lusuh yang nampaknya sudah bertahun-tahun dipakai dengan abai. Kemudian, sebuah lengan besar mengalung di leher Jungkook. Tangan lain menarik rambut panjang Jungkook berlawanan dengan posisi normalnya. Manusia itu mengambil ancang-ancang untuk mematahkan leher Jungkook namun batal ketika mendengar suara dari walkie-talkie yang tergantung di saku belakang celananya.

"Let him in."
Manusia itu dengan kesal melepas Jungkook. Sedang Jungkook tersenyum penuh kemenangan. Merapikan rambutnya, dan menepuk pakaiannya yang tersentuh manusia itu di hadapannya dengan congkak. Kemudian, berjalan melewati manusia itu, tidak lupa dengan sengaja menyenggol lengan kekarnya.

Senang juga bisa bermain-main dengan manusia bodoh. Tetapi Jungkook segera menata hati dan pikirannya. Tidak ada yang tahu akan seperti apa vampir ini padanya. Dia bisa saja benar-benar mati di sini, di tangan vampir yang akan ditemui, tetapi Jungkook harap tidak.

---

Selamat Hari Minggu teman-teman!
Mohon maaf sebesar-besarnya kepada yang menunggu kelanjutan cerita ini. Beberapa minggu kemarin hectic dikejar skripsi! Alhamdulillah! Ini bisa dilanjutin lagi karena akhirnya skripsi sudah disidangkan TTTT.TTTT Alhamdulillah! 

Terima kasih, ya, untuk teman-teman yang baca sampai sini! Aku pribadi mau belajar konsisten buat update, paling tidak satu minggu sekali. Kalau berkenan, tolong kasih feedback, ya? Nanti dari masukan kalian aku jg bisa belajar supaya bisa menulis lebih baik lagi. Thank you in advance!

Semoga hari kalian menyenangkan, dimanapun kalian berada! 

SET YOU FREE • kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang