content warning:blood-drinking
"Jimin!"
Jungkook datang menjemput Jimin setelah dia menyelesaikan kelas terakhirnya hari ini di kampus. Berkali-kali Jimin melarangnya untuk datang menjemput namun Jungkook juga akan berkali-kali mengabaikannya.
Perjalanan pulang dari kantor Yoongi dua minggu yang lalu mengantarkan mereka menjadi lebih dekat. Suasana canggung kala itu mencair ketika Jimin mendapati playlist musik di mobil Jungkook beberapa berasal dari penyanyi favorit Jimin. Mereka kemudian bertukar nomor dan cukup sering berkabar melalui pesan.
Pandangan awal Jimin soal Jungkook yang tampan namun kaku kini sudah hilang. Jungkook menjadi sangat manis dan hangat di sekitarnya. Terkadang juga menjadi sangat pemalu dan menggemaskan sekaligus. Tapi dia akan benar-benar memasang keganasannya jika bertemu orang lain yang tidak dikenalinya atau jika mereka sedang berada di keramaian.
Jungkook tahu, Yoongi tidak akan melepaskannya kali ini. Saat mereka sedang makan malam di sebuah restoran yang yang melayani dua jenis makhluk—vampir dan manusia. Jungkook kembali melihat van hitam yang berkali-kali dia dapati membuntuti dirinya dan Jimin. Tapi dia bergeming. Dia membiarkan anak buah Yoongi melaksanakan tugasnya. Hanya jangan salah, dia sebenarnya sudah merencanakan sesuatu dibalik diamnya.
"Uhm, Jungkook?"
Vampir itu mengangkat pandangannya ke arah Jimin. Dia melihat Jimin menatap wajahnya—bukan matanya, Jimin menatap bibirnya. Kemudian tangannya mendekati wajahnya yang kini bisa dia rasakan sedikit memanas. Ibu jarinya mengusap bibir bawah Jungkook dengan lembut. Sedikit sentuhan itu membuat dunia di sekitar Jungkook seolah berhenti. Sedikit sentuhan itu menyalurkan sengatan yang langsung menjalar ke seluruh tubuhnya. Ini pertama kalinya mereka melakukan kontak fisik—kulit dengan kulit. Sedikit saja namun efeknya sungguh luar biasa bagi Jungkook.
"Blood," kata Jimin sambil menunjukkan ibu jarinya ke depan wajah Jungkook. Kemudian memasukkan ibu jarinya itu ke dalam mulutnya, melahapnya sebentar, hendak menghilangkan keberadaan sedikit darah itu.
Jungkook bersumpah pikirannya tidak bekerja dengan baik setelah itu. Dia terus membayangkan wajah Jimin ketika menatapnya. Sentuhan kecil dari ibu jari Jimin, dan ekspresi wajah Jimin yang tenang namun memabukkan ketika dia mengulum ibu jarinya sendiri.
Jungkook yang banyak bicara sejak dia membantu Jimin memilih menu makanan, kini lebih bungkam. Dia hanya merespon cerita dan pertanyaan Jimin seadanya. Menghindari tatapan mata Jimin dan sedikit menjaga jarak agar tidak terjadi kontak fisik yang akan semakin membuatnya gila. Perasaan semacam ini dia khawatirkan bisa membuat tujuan awalnya untuk mendekati Jimin sedikit terabaikan. Dia berusaha untuk tidak masuk terlalu dalam namun ingin memastikan bahwa Jimin bisa keluar dengan selamat.
"Jungkook?"
Jungkook tersadar. Dia melihat sekelilingnya. Kemudian melihat Jimin tertawa kecil di hadapan pintu apartemennya yang sudah terbuka. Ya, Jungkook selalu mengantarkan Jimin sampai di depan pintu apartemennya. Untuk berjaga-jaga.
"Kau sungguh tidak apa-apa? Kau melamun sejak kita makan malam,"
"Hmm ya, sepertinya aku hanya sedikit lelah," jawab Jungkook sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Mungkin kau ingin mampir sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SET YOU FREE • kookmin
Fiksi PenggemarJimin tidak tahu selama ini dia dikungkung kebohongan. Sampai suatu hari, Jungkook membuka kenyataan yang sangat pahit. Akankah Jimin mampu menerima fakta tersembunyi itu? Atau justru tidak mempercayainya? Tags: • feeder!Jimin • vampire!Jungkook • S...