20-; Surprised

180 22 0
                                    



Jungkook masih tercengang mendengar pernyataan di ruang pengadilan.

Ketika dirinya sudah siap dengan segala konsekuensi atas perbuatannya, ketika Jungkook memilih jalan ini untuk ditempuh demi Jimin, namun segala yang diantisipasinya ternyata tak pernah datang.

Ekspresi yang sama tergambar di wajah Hoseok dan Yoongi. Mereka berbagi pandangan yang menyiratkan sebuah kesamaan dalam hatinya, penasaran, bagaimana bisa? Mengapa begini?

Bukan kalimat-kalimat tegas dari hakim yang kemudian akan mengantarkan ketiganya pada ajal yang menggema di dalam ruangan. Kata hukum dan mati tidak disebutkan sama sekali dalam rentetan panjang pernyataan hakim. Sangat-sangat jauh dari apa yang telah mereka duga.

Kasus ditutup dan ketiganya dibebaskan dari hukuman potong leher.

Tidak mungkin! Batin Jungkook. Bahkan Jungkook sendiri merasa dirinya pantas untuk dihukum.

Jungkook bahkan berpikir ingin menggunakan kesempatan terakhirnya sebelum dijatuhi hukuman untuk bertemu Jimin. Jungkook ingin meminta maaf, mengungkapkan isi hatinya, semuanya agar Jimin tahu dan Jungkook bisa tenang karena tak ada lagi yang mengganjal.

Mata Jungkook yang bulat segera mengedar ke kursi para tamu yang hadir tapi tak nampak satupun wajah familiar. Tak ada Taehyung dan kedua kakaknya, kecuali pengacara yang Jungkook ingat selalu hadir bersama mereka. Dan yang paling membuatnya semakin frustasi adalah, tak ada Jimin.

Ketika meninggalkan pengadilan, banyak wartawan yang menghadang di muka pintu. Mereka datang untuk Yoongi. Suksesor keluarga Min yang kini tersandung kasus meski berujung dibebaskan. Namanya tetap kotor karena publik sudah mengonsumsi bukti-bukti yang telah dibeberkan. Sanksi sosial yang diterimanya sungguh serius. Sampai menurunkan seluruh harga saham perusahaan keluarga yang dipimpinnya. Bahkan Yoongi didepak dari kursi pimpinan.

Hoseok tak jauh berbeda dengan Yoongi. Semua orang terkejut karena masalahnya bersumber dari kecelekaan yang disebabkan olehnya beberapa tahun silam. Saat mabuk sampai menewaskan sepasang suami istri. Meski ada opini-opini simpati karena kini Hoseok sebatang kara, ujaran kebencian santer dia terima di sana sini.

Hoseok melewati kerumunan kamera dengan tenang. Ada beberapa petugas keamanan yang membantunya meski terlihat separuh hati mengerjakan tugasnya. Hoseok tidak peduli dan terus melenggang.

Justru karena Hoseok kini seorang diri–tanpa keluarga inti dan tanggung jawab profesi, dia tak memiliki apapun untuk dipertaruhkan, dia tak takut kehilangan apapun karena tak ada yang dimilikinya sejak awal. Langkahnya lebih ringan meski sebenarnya hati kecil Hoseok mengharap dirinya dihukum mati saja. Selain dia merasa pantas, Hoseok juga berharap agar dirinya bisa menyusul keluarganya di sana.

Dengan Jungkook di sisi, Hoseok segera pergi ke kediaman Namjoon di Kim Residence. Mereka butuh kejelasan.

Begitu pula Yoongi, sayangnya orang tua Yoongi menuntut anaknya itu untuk menjelaskan keributan ini terlebih dahulu pada mereka. Sekaligus mempertanggungjawabkan semua kekacauan yang menjadi ulahnya.

Yoongi pergi ke arah yang berlainan dengan Hoseok dan Jungkook.


***


Mendung menemani sepanjang perjalanan sampai melewati gapura utama penanda kawasan. Hoseok masih mengingat lokasinya–Kim Residence. Sedang Jungkook nampak kebingungan karena ini pertama kali baginya datang kemari.

Mengabaikan tata krama, ketika sampai di rumah Namjoon, Hoseok langsung masuk dengan Jungkook mengekor di belakangnya. Di ruang tamu sedang terduduk para penghuni rumah, Namjoon, Seokjin, dan Taehyung. Wajah mereka menegang kebingungan. Lalu ketika menyadari kehadiran sosok lain di sana, Namjoon membuka mulut.

"Ada sedikit syukur karena kalian tidak jadi mati, tapi ini, soal Jimin."

Jungkook yang pertama kali merespon. Karena sejak matanya tidak menemukan Jimin, pikirannya berkelana kesana kemari soal apa sebab ketidakhadiran Jimin. Apa yang membuat kasusnya ditutup dengan putusan yang sungguh tak masuk akal. Jungkook butuh kejelasan, kumohon.

"Ada apa?"

Matanya mengikuti arah pandang Taehyung yang tak berpindah dari meja di depannya. Taehyung bahkan bergeming saja ketika Jungkook terus menuntut untuk cepat diberi jawaban akan pertanyaannya. Kedua tangan Taehyung digenggam jadi satu di depan mulutnya. Kedua siku dipangku lutut-lututnya. Wajahnya serius seolah-olah khawatir meja di hadapannya tiba-tiba hilang. Meja dimana terdapat beberapa lembar kertas dengan bekas lipatan. Penuh dengan tulisan tangan.

Perasaan Jungkook semakin mengganjal ketika Namjoon memerintahkanya untuk mendekat. "Baca."

Jungkook mengambil kertas-kertas itu.

"Apa yang kau ingin ketahui, semua ada di sana."



***


siap-siap epilog di next update, man teman pembaca <3


SET YOU FREE • kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang