06 › it's okay, don't worry

1.2K 168 11
                                    

mau 1k read masa votenya baru 200an? yang bener aja ya Allah 😡 aku cukup down loh..

ㅡsungchan && renjunㅡ

Paginya Renjun tidak bisa bangun dari tempat tidur, kulit putih bersihnya cukup bisa dibilang pucat tapi anehnya tidak demam.

"perasaan kemarin yang minum es krim aneh itu aku, tapi kok yang sakit kamu sih?" Sungchan masuk ke dalam kamar dengan membawa bubur sembari mengoceh kecil.

"aku gak mau makan, Chan." tolak Renjun saat Sungchan mulai akan menyuapi.

"loh, kok gitu? nanti bisa semakin sakit, sayang."

"gak.. nanti sembuh. Kamu berangkat ke kantor sana, keburu telat." tegur Renjun.

kenapa Renjun bisa bilang nanti sembuh? ya karena Renjun tau betul mengenai kondisinya, bukan sekali dua kali ia mengalami kondisi ini, tapi Renjun sudah sering mengalami kondisi ini hanya saja kebetulan saat itu Sungchan sedang tidak ada dirumah.

"makan dulu ya? hari ini aku ambil cuti dari kantor." bujuk Sungchan dengan kesabarannya.

"gak mau, Chan."

tok.. tok.. tok..

ketukan pintu terpaksa membuat Sungchan terpaksa beranjak untuk mengecek.

klek

"tuan.. hanya ada dokter Kang." lapor Leeknow.

"baguslah, aku lebih tidak suka jika kau membawa dokter Lai." balas Sungchan sebelum menghampiri dokter Kang yang menunggunya dilantai bawah, dan meninggalkan Leeknow yang sudah menghembuskan nafas lega.

"tuan.. bagaimana kondisimu?" tanya Leeknow pada Renjun yang hanya bisa menatap tanpa mengoceh panjang lebar seperti biasanya.

"capek, padahal kemarin aku gak melakukan hal berat." keluh Renjun dengan suara seraknya, sementara Leeknow hanya mengangguk dan menatap iba tubuh lemah Renjun.

Leeknow tau jika Renjun tidak banyak beraktivitas bahkan dilarang oleh Sungchan sendiri, dirumah ini Renjun dimanjakan dengan diberi fasilitas mewah, dituruti semua kemauannya meski tergolong tidak normal sekalipun.

ㅡsungchan && renjunㅡ

Jeno menyimak siaran pemberitaan yang tayang ditv siang ini, rasanya seru menyaksikan si sulung diserbu puluhan wartawan, berperan penting sebagai duta UNICEF sekaligus putra sulung Jung.

"Jeno, tolong bereskan mainan leggo milik Logan!" Karina berteriak dari dalam kamar mandi, mengingat putranya sebelum pergi tadi tidak membereskan mainan seharga jutaan won itu.

sementara itu putranya, Logan sedang pergi bersama Jaemin, refresing setelah begadang mengerjakan berkas kantor katanya.

tolong ss betapa akurnya keponakan dan paman satu ini.

"uncle."

"mau apa, sayang? es krim? hotpot?"

ugh, Jaemin terlihat seperti pedopil.

4. How to admit? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang