4. putih: disembunyikan.

521 74 2
                                    

Warn⚠️

Penulis mengingatkan bahwa cerita ini hanya fiksi belaka. Tokoh dan jalan cerita tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan nyata.

Untuk chapter kedepan kemungkinan mengandung beberapa adegan yang bisa memicu traumatis berkaitan dengan darah, kekerasan fisik maupu seksual, pembunuhan sadis serta masalah mental.

Diharapkan para pembaca lebih bijak dalam menyikapi.

Terimakasih.

══✿══╡°˖✧✿✧˖°╞══✿══




"Christopher Bang Chan."

Sebuah suara yang sangat dihafal oleh pria pirang itu membuatnya mendongak dari berkas yang sejak tadi berkutat dengannya.

"MOM?!"

.
.
.

"Mom, Chris kan sudah bilang Mom tidak perlu khawatir. Chris baik-baik saja. Mom tidak perlu sampai datang kesini."

"Ini hanya insting seorang Ibu. Kenapa sih kau keras kepala. Sudah biarkan Ibu tenang dulu, karna melihatmu baik-baik saja."

"Ck..kan aku sudah bilang melalui telepon kalau aku baik-baik saja."

Chris menghela nafas menatap Ibunya yang sekarang memandanginya.

"Yasudah, Mom tunggu disini, Chris mau melanjutkan tugas dulu. Nanti Chris antar Mom pulang sekalian Chris juga pulang kerumah."

Ibunya mengangguk.

Sang Ibu menunggu duduk sambil mengamati orang-orang yang sibuk dengan urusan masing-masing di rumah sakit. Bagian Polijiwa, tentu saja karena anaknya sedang bertugas di bagian polijiwa.

Perasaan tidak tenang masih menghantuinya. Entah. Dirinya juga tidak tahu. Dia sudah memastikan dengan mata kepala nya sendiri kalau anaknya baik-baik saja. Tapi kenapa hatinya masih merasa tidak tenang.

Mata wanita paruh baya itu tertuju kepada pasangan yang duduk tidak jauh dari tempat ia duduk. Bukan bermaksud mencuri dengar, tapi isakkan sang wanita membuatnya memasang telinga.

"Kita tidak bisa memutuskannya berdua saja. Ini harus dengan keputusan Seungmin sendiri."

Deg.

Jantung wanita paruh baya itu berdetak hebat. Sebuah nama yang sudah lama tidak ia dengar.

Tenanglah, nama Seungmin banyak. Mungkin ada ribuan disini, batinnya.

"Tapi aku tidak yakin Seungmin akan menyetujui ide ini."

"Demi kesembuhannya. Dia tidak bisa hidup seperti ini terus, sayang."

"Anak itu, apa yang terjadi padanya. Apa perlu kita datangi panti asuhan itu lagi?"

Panti asuhan? Mata sang wanita paruh baya mulai bergerak gelisah saat kedua orang yang diamatinya tadi beranjak berdiri dan melangkah pergi.

Ada kebimbangan dalam hatinya, namun sepersekian detik berikutnya kakinya melangkah mengikuti pasangan itu.




══✿══╡°˖✧✿✧˖°╞══✿══

✔hitam dan putih || Chanmin AU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang