7. hitam: kekacauan.

503 74 2
                                    

Warn⚠️

Penulis mengingatkan bahwa cerita ini hanya fiksi belaka. Tokoh dan jalan cerita tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan nyata.

Untuk chapter kedepan kemungkinan mengandung beberapa adegan yang bisa memicu traumatis berkaitan dengan darah, kekerasan fisik maupun seksual, pembunuhan sadis serta masalah mental.

Diharapkan para pembaca lebih bijak dalam menyikapi.

Terimakasih.

══✿══╡°˖✧✿✧˖°╞══✿══


"Loh nak Felix?"

"Bibi!"

Seungmin melirik dari sudut matanya. Mengerutkan dahi heran, kenapa temannya bisa berada disini di jam sekolah.

"Ada rapat guru, jadi kelas di bubarin lebih cepat. Tadi Jisung sama Jeongin mau ikut juga tapi Jisung harus bantu mamahnya di toko. Jeongin juga langsung di jemput. Jadi mereka titip salam dan titip ini."

Felix menyerahkan sekotak kue.

"Aduh nak Felix sama yang lain ngga perlu repot-repot."

"Ngga papa, Bi. Kami kan teman Seungmin juga. Kami juga khawatir sama keadaan Seungmin."

Seungmin menghela nafas saat Ibunya menatap sendu ke arahnya setelah mendengar perkataan Felix.

"Ah ya tadi Felix sempet ditanya suster dibawah, kayaknya dia tau Felix temen Seungmin deh soalnya susternya bilang suruh sampein ke orang tua pasien, ada masalah administrasi, gitu Bibi. Felix kurang tahu juga."

Ibu Seungmin menatap Felix bingung, pasalnya semua masalah administrasi sudah diselesaikan Ayah Seungmin sejak awal.

"Kayaknya udah beres deh."

"E-eh Lix juga kurang tau, Bi."

Felix tergagap.

"Hmm yaudah Bibi kebawah dulu, ya. Bibi titip Seungmin boleh?"

"Dengan senang hati, Bi."

Felix membungkuk sopan.

Seungmin menyadari kalau Felix bergerak gelisah sesaat setelah Ibunya berlalu pergi.

"Kenapa?"

Felix terkesiap saat Seungmin berbicara.

"M-min, kalau kamu aku tinggal ke kantin sebentar, boleh? Aku belum makan hehe. Mau beli makan dulu nanti aku bawa kesini. Kamu ada yang mau dititip? Makanan rumah sakit kan ngga enak siapa tau kamu ngidam tteokpokki pedas?"

Seungmin menggeleng lalu berbicara lirih.

"Lix makan aja dulu. Aku sendiri gapapa kok."

"Aku sebentar kok! Nanti aku bawain tteok buat mu! Jangan kemana-mana ya! Hubungin aku kalau ada apa-apa!"

Seungmin mengangguk saat Felix berlalu terburu-buru.

Mungkin sudah sangat lapar, batinnya.

Hening.

Seungmin merebahkan dirinya kembali. Matanya terpejam sampai sebuah suara derit pintu yang terbuka menarik atensinya.




══✿══╡°˖✧✿✧˖°╞══✿══

Seungmin's pov.

Drriiit.

Suara pintu. Ibu? Atau Felix? Cepat sekali. Belum 5 menit.

✔hitam dan putih || Chanmin AU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang