"S–seperti ini?"
"Kageyama-San, yang ini lupa dikalikan."
"Oh iya juga."
(Name) memberikan kembali buku milik Kageyama. Entah sejak kapan dia jadi suka mengajari Kageyama dan Hinata belajar, bahkan Yachi juga antusias ingin ikut.
"(Name)-San hebat! Aku bahkan kesusahan menguasai materi yang ini!" seru Yachi dengan wajah senang saat soal di bukunya berhasil diselesaikan. Tentunya dengan bantuan (Name) yang sudah kelas dua meskipun mereka seumuran.
"(Name)-San benar-benar ikut akselerasi dulu?" tanya Hinata dengan mata berbinar.
'Aaaaaaa gemasnya~' batin (Name) saat melihat kedua mata Hinata yang berbinar lucu.
"Iya, dulu saat kelas lima aku ikut akselerasi. Kata guruku, nilai-nilaiku bagus, jadi aku disuruh ikut akselerasi jika sanggup," jelas (Name) yang menopang dagunya dengan kedua tangan.
"Berarti ... waktu Sugawara-San kelas satu SMP ya," gumam Hinata yang menganggukkan kepalanya.
(Name) masih ingat ekspresi terkejut kedua orangtuanya dan Kakaknya saat mengetahui kalau dia diajak ikut akselerasi. Sementara Adik laki-lakinya memuji kalau (Name) adalah Kakak perempuan yang keren.
Inginnya sih (Name) loncat kelas dan jadi satu angkatan dengan Sugawara, tapi apa daya dia belum mampu kalau harus menyerap pelajaran dua tingkat di atasnya.
"(Name)-San belajar berapa lama dalam sehari?" tanya Yachi iseng-iseng.
(Name) mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya, menghitung berapa lama waktu yang dia pakai untuk belajar dalam sehari.
"Sebelum berangkat sekolah, biasanya aku iseng baca materi. Lalu belajar materi di sekolah, dan setelah pulang sekolah belajar sebentar satu jam. Setelah itu malam jam delapan sampai jam Sepuluh mempelajari materi yang belum dibahas guru," jelas (Name) sambil menghitung dengan jarinya.
Tak!
Kageyama terdiam mendengarnya, begitu juga dengan Hinata, bahkan Yachi 'tak sengaja menjatuhkan pulpen miliknya ke atas meja. Ketiganya cukup tercengang mendengar penjelasan (Name) mengenai jam belajarnya.
"I–itu ... rajin sekali ...," ucap Hinata terbata-bata.
Kageyama menganggukkan kepalanya dengan kaku, masih syok dengan penuturan (Name) mengenai jam belajarnya.
"Apa (Name)-San tidak kelelahan?" tanya Yachi lagi. Tadinya dia ingin mengikuti gaya dan jam belajar (Name), tapi dia sendiri tidak yakin akan sanggup atau tidak.
(Name) mengingat-ingat, dia sering kena marah Sugawara saat belajar berlebihan. Bahkan dulu saat SMP, (Name) pernah mimisan sampai pingsan ketika belajar secara berlebihan.
Mulai dari sana, Sugawara makin overprotektif terhadap (Name). Sebisa mungkin Sugawara mengawasi jam belajar (Name), dia takut kalau terjadi sesuatu lagi pada (Name).
"Sering sih. Aku juga sering kena marah Kakak, tapi gimanapun juga, aku harus tetap menguasai materi sekolah 'kan," jawab (Name) sambil mengusap-usap tengkuk lehernya sambil terkekeh pelan.
Yachi menganggukkan kepalanya paham.
"Ano (Name)-San, apa ini sudah benar?" tanya Hinata. Pemuda jeruk itu memberikan buku miliknya kepada (Name), membiarkan perempuan bersurai putih itu mengecek jawaban milik Hinata.
"Iya! Ini sudah benar! Selamat Hinata-Kun!"
"Haha! Aku menang dari Bakageyama!"
"Berisik Hinata boge!"
Sementara mereka asik belajar dan sesekali bercanda, ada Sugawara yang mengawasi dari pintu kelas dengan tatapan tajam.
"Ano ... Suga, ayo ke kelas?" tanya Asahi sambil menepuk-nepuk pundak Sugawara.
"Awas saja kalau mereka berani menyentuh Adikku ...."
"Em, Kak? Mau masuk ke kelas?" tanya teman sekelas (Name) terbata-bata saat melihat Sugawara.
"Tidak perlu. Aku hanya sedang mengawasi dengan normal."
"Tapi auramu tidak normal, Suga ...."
📚📚📚
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲: 𝐀𝐢𝐭𝐡𝐚𝐧 • 𝐒𝐮𝐠𝐚𝐰𝐚𝐫𝐚 𝐊𝐨𝐮𝐬𝐡𝐢 𝐗 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 •
𝐁𝐲: 𝐍𝐚𝐯𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡𝐚𝐞𝐥
KAMU SEDANG MEMBACA
Aithan • Sugawara Koushi X Little Sister Reader •
Fanfiction"Apa arti seorang Kakak?" Bagiku, Kakak itu orang yang pantas mendapat julukan 'Aithan'. Sesuai dengan namanya, Kakak itu orang yang kuat dan juga tangguh. Orang yang menyayangi adiknya dengan sepenuh hati. Sama seperti Kakakku, Sugawara Koushi.