Seperti Biasa

445 56 8
                                    


Naruto © Masashi Kishimoto

SasuNaru

T

Jika ada kesalahan mohon dimaafkan


Happy Reading

Ponsel digenggam erat, sesekali pandangan diarahkan pada pintu cafe. Berharap orang yang di tunggu segera datang. Kegugupan berjalan beriringan dengan detik jarum jam yang terus melaju. Harus bagaimana mengatakan kepada pada orang yang disayang.

Naruto melambaikan tangannya pada wanita muda yang baru saja masuk cafe. Memang cantik pacarnya, bagaimana mungkin ibunya menyebut pacar cantiknya itu tante-tante. Dilihat dari manapun cantik dan masih muda. Memang terpaut usia lima tahun tapi itu tidak masalah.

"Kau menunggu lama Naruto-kun?"

Naruto menggeleng "Duduklah, aku tadi sudah memesan minuman kesukaan mu Sakura-chan."

"Jadi ada apa kau ingin segera bertemu denganku? Katanya sibuk kuliah Minggu ini..." Memajukan bibirnya dan bertingkah seolah ngambek. Sebagai wanita Sakura juga ingin bersifat manja, walau pacarnya ini lebih muda. Tapi Naruto itu bagi Sakura dia sudah dewasa.

"Jadi Sakura-chan ini tentang ibuku..." Jeda sejenak Naruto ragu haruskah dia mengatakan ini pada Sakura. Tapi bagaimana nanti reaksi Sakura, dia pasti berpikir dirinya masih kanak-kanak dan tidak sudi lagi pacaran dengannya.

Naruto melihat Sakura yang masih setia menunggu ucapannya. "Ibuku tahu aku punya kekasih dan dia ingin setiap kita kencan haruslah di rumahku jika tidak kita harus putus." Dengan sekali tarikan nafas Naruto mengeluarkan semua unek-unek nya belakangan ini.

Ya sejak kejadian ibunya tahu dia berpacaran dengan orang yang lebih tua. Ibunya mengajukan syarat yang sangat banyak jika dia masih ingin berpacaran. Dengan alasan dia masih kuliah dan belum mencari uang sendiri. Bagaimana mengajak kencan anak orang diluar rumah dan satu syaratnya dia harus berkencan di rumah. Dengan pengawasan orang tua semua aman terkendali.

Awalnya tentu saja Naruto menolak mentah-mentah syarat ibunya yang satu ini. Bagaimana mungkin kencan itu dilakukan di rumah dan juga dirumahnya lagi. Naruto itu laki-laki dan harusnya kalau dirumah pun itu harusnya rumah Sakura-chan,pacarnya. Mau ditaruh dimana coba mukanya itu. Ibunya memang luar biasa sekali...

Sekarang Naruto tidak punya muka untuk melihat pacarnya ini. Hancur sudah kisah cinta pertamanya.

Pffttt...
"Haha..haha...," Tanpa Naruto duga Sakura malah tertawa, apakah itu tawa mengejek atau tawa meremehkan..?

"Naruto-kun kau adalah laki-laki paling menggemaskan yang pernah aku temui." Sakura masih dengan tertawanya yang membuat Naruto mengulum senyum malu-malu.

"Mou... Sakura-chan jangan menertawakan ku terus.."

"Jadi secara tidak langsung ibumu ingin mengenalku juga Naruto-kun. Biar bagaimanapun aku cukup serius denganmu loh..."

Naruto terdiam mendengar ucapan Sakura yang tiba-tiba, benarkah dirinya tidak salah dengar kan?

"Kau serius dengan kata-katamu barusan Sakura-chan?"

"Um..., tentu saja aku serius lagian usiaku juga sudah pantas untuk menikah. Jadi nanti jika ibumu memberi restu kenapa kau tidak serius juga Naruto-kun?"

Sungguh ini diluar dugaannya, Naruto mengira ini adalah kisah cinta masa mudanya. Malah wanita didepannya ini serius ingin mencari pasangan hidup. Harus bagaimana sekarang Naruto?

Love ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang