part 4

100 21 10
                                    

"Meskipun cewe suka lupa tapi kalau sama orang yang di cintai mah nggak bakal terjadi."

Happy reading

"ASYA BANGUN UDAH PAGI," teriak Ana dari luar kamar.

"Astaghfirullah ni anak dibangunin malah masih merem," gerutu Ana.

Cklek!

Menggelengkan kepalanya. "Punya anak kebo banget, Hey bangun sekolah enggak kamu?"

"Eenggh ngantuk nggak mau berangkat," jawab Asya tanpa sadar.

"Yaudah terserah awas kalau nyesel." Ana meninggalkan kamarnya.

"Loh Asya nggak bangun bun?" tanya William ketika Ana datang namun tidak menemukan Asya.

"Katanya nggak berangkat tau tuh dibangunin masih ngantuk."

"Loh?"

"Biarin aja nanti juga sadar sendiri."

"Satria sama Keivan?" tanyanya.

"Mereka lagi olahraga pagi katanya udah keluar dari tadi."

William mengangguk melihat jam tangannya sudah saatnya untuk berangkat ke kantor.

"Yaudah Ayah berangkat dulu."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

****

Cahaya matahari dari arah jendela membuat Asya bangun dari tidurnya, merubah posisi duduk dan melihat jendela lalu beralih menatap jam disampingnya.

Asya melotot, "5 MENIT LAGI?"

Buru-buru mengambil handuk memasuki toiletnya. Bahkan dalam hitungan detik Asya sudah keluar dari toiletnya. Mengganti pakaian dengan secepat mungkin. Melihat jam didekatnya tersisa 3 menit saja.

"Dasi gue lari kemana anjir?" umpat Asya mondar-mandir mencari keberadaan dasi.

"Nah ketemu!" seru Asya setelah menemukan dasinya.

"Bodolah gue tarus ditas aja kelamaan masangnya." Asya memasukkannya didalam tas.

"Sekarang ganti kaos kaki gue ilang sial." Dia mengacak-acak rambutnya.

***

Ana sedang berkutat di dapur membuat salad buah dan brownies coklat kesukaan anak-anaknya.

Prang!

Brak!

Awwsh kursi sialan!

Ana menatap heran mendengar suara yang berasal dari kamar Asya.

"UDAH BANGUN SYA?" teriak Ana dari dapur.

Tidak ada jawaban dari anaknya. Padahal jarak dapur ke kamar nggak jauh.

Gubrak!

RAIN [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang