"Cowo, main yuk,"
"Apaan si anjing, jauh-jauh dari gue!"
Raka sekarang sedang ada ditaman, ya dia sedang mabok malam ini. Ia tidak sendiri, ada Daniel, David, dan Gabriel.
"Bro udah minumnya, sekarang pulang bareng gue." David khawatir dengan keadaan Raka sekarang. Ia tidak terbiasa minum lebih dari 2 botol. Toleransi alkohol Raka rendah.
"Ga, Vid, gue udah ngincer dia dari SD bayangin gue udah mendem perasaan berapa tahun cuma buat dia doang." Raka. Ia tidak menyangka akan seperti ini.
"Iya, ayo jadian." Ucap Raka.
"Sorry Raka, gue belum ada rasa sama lo. Mungkin kita bisa tetap temenan dulu?" Ucap Varinka.
"Kenapa Rin? Gue udah suka sama lo dari lama. Kenapa lo belum suka sama gue?" Raka.
"Ya, karena gue belum suka, Rak. Lo ga bisa maksa perasaan gue."
"Rin tapi kenapa? Lo ga inget gue? Anak SD yang buang air besar di celana tapi gamau pulang ke rumah karena masih jam pelajaran. Terus ada satu anak perempuan yang nemenin gue karena gue ga ada yang nemenin. Itu gue Rin, Raka Putra kelas 4B." Ucap Raka dengan nada yang sedikit marah, tapi ia juga sedih.
"Gue bantu lo karena lo ga ada temen, gue ga ada perasaan rasa suka sedikit pun ke lo. Maaf Rak jangan paksa gue, gue mau pulang." Varinka.
"Oke Rin, mungkin sekarang bukan waktunya buat lo suka sama gue." Ucap Raka dengan teriak karena Varinka sudah jalan menjauh dari Raka.
▪︎▪︎▪︎
"Aku? Adek gue ga salah nih manggil 'aku'? Pasti dia lagi ada masalah." Shaka.
Shaka jarang mendengar Varinka berbicara aku-kamu dengan dirinya. Jika Varinka sudah berbicara aku-kamu artinya ia sedang memiliki masalah.
"Dek, gue disini," Shaka melambaikan tangannya di sebrang cafe, ia tidak bisa menghampiri Varinka langsung karena jalan putar baliknya jauh jadi lebih baik Varinka yang menyebrang.
Sementara Varinka di sebrang sana, ia langsung menyebrang, ini jalan raya yang memiliki 2 jalur. Artinya Varinka harus menyebrang 1 jalur lagi.
Sayangnya, hal buruk telah terjadi.
----
Hii, this is my twelfth chapter, hope you like it!! <33
Jangan lupa vote, komen, dan follow aku ya! :))