Sudah seharian Varinka memikirkan kejadian kemarin, apa maksud Raka bicara seperti itu? Varinka tau siapa yang ia ajak bicara saat SD, itu bukan Raka. Melainkan Rifaldy, ia mendengarnya dari Rifaldy sendiri.
Memang saat SD mereka tidak saling kenal, tetapi Rifaldy dan Varinka pernah bertemu di taman dekat rumah.
"Hai? Lo Varinka kan? Alumni SD Kebinaan Bangsa,"
"Eh iya? Lo siapa?" Varinka.
"Gue Rifaldy, panggil aja Rifal. Gua anak yang pernah lo ajak ngobrol pas gue ga di temenin karena buang air besar pas jam pelajaran. Memalukan banget sih hehe." Rifal.
"Oh jadi lo? Hahaha lagian lo bukannya ke toilet waktu itu," Varinka secara perlahan mengingat kejadian itu.
"Ya namanya juga anak SD, gue juga ga betah kalau ke kamar mandi umum atau dirumah orang. Emang lebih nyaman tuh di kamar mandi rumah sendiri." Rifal.
"Hahahaha iya sih, gue juga jarang ke kamar mandi umum. Btw lo sekarang dimana sekolahnya?" Varinka.
"Oh gue di SMA Terpadu. Kalau lo?" Rifal.
"Gue di SMA Bantaraya. Oh ya, bukannya SMA Terpadu jauh banget ya dari Jakarta. Kok lo bisa ada disini?" Varinka.
"Gue lagi di rumah sodara, kebetulan gue lagi nyari angin, eh ketemu lo disini." Rifal.
"Ohh, Rifal gue pulang dulu ya, takut mama marah. Byee" Varinka.
"Good bye, Rin." Rifal melambaikan tangannya sebagai tanda selamat tinggal. Entah kapan mereka akan bertemu lagi.
Setelah ia mengingat semua percakapan nya dengan Rifaldy, ia sekarang ingin sekali bertanya kepada Raka tentang semua kebenaran ini. Ia sekarang sedang terambang kebingungan, jadi anak yang sudah ia temani saat SD itu siapa? Rifaldy atau Raka?
Sementara di sebrang jauh sana, seseorang sedang memikirkan tentang Varinka. Ia tau temannya sudah ingin menjadikan Varinka untuk menjadi pacarnya.
"Ayo bertanding sehat, Raka Putra."
----
Hii, this is my thirteenth chapter, hope you like it!! <33
Jangan lupa vote, komen, dan follow aku ya! :))