Hari ini adalah hari Senin, hari yang dibenci oleh seluruh siswa SMA Bantaraya karena harus melaksanakan upacara.
Ia masih memikirkan saat Varinka menolaknya, mengapa Varinka menolaknya? Varinka masih ingat kan kejadian itu?
Hari ini Raka telat bangung 15 menit, jadi ia sedikit telat untuk datang ke sekolah. Untungnya ia tidak di hukum dan masih di perbolehkan untuk mengikuti upacara.
Ia di tempatkan di barisan sebelah Varinka, benar-benar di sebelah Varinka. Jarak antara mereka berdua mungkin hanya 5-10 cm?
Varinka masih merasa canggung, tapi tidak dengan Raka. Ia rasanya ingin berbicara dan menanyakan pertanyaan yang sudah menghantuinya sejak 2 hari lalu.
"Hai, Rin?" Raka.
"E-eh iya Raka hehe," Varinka.
Varinka tumben canggung banget sama si Raka?, bisik Jessy ke Geby dan Willie.
"Gue mau ngomong sama lo nanti abis upacara, boleh?" Raka.
"Eh, anu apa namanya, gue belum ngerjain PR, iya gue belum ngerjain PR, hehe maaf ya." Varinka benar-benar merasa sangat canggung dengan Raka. Ia bahkan berbicara dengan terbata-bata.
"Oh, oke deh, pulang sekolah aja ya. Nanti gue samper" Raka.
"Oh, oh, iya, eh, oke." Varinka. "Varinka kenapa dah? Perasaan dia udah ngerjain PR", bisik Geby ke Jessy dan Willie.
"Baik anak-anak, sekarang sudah di perbolehkan untuk meninggalkan lapangan, 10 menit lagi guru pelajaran akan ke kelas kalian, terima kasih."
Setelah mendengar kalimat itu, seluruh siswa mulai berhamburan seperti semut. "Rin, lo ga kenapa-kenapa kan? Tumben banget canggung sama Raka?" Tanya Jessy ke Varinka.
"Oh, ga kok itu, apa namanya, ga ada masalah kok. Baik-baik aja." Varinka berbohong. Ia belum menceritakan hal itu ke ketiga sahabatnya.
"Oke, semoga kamu tidak sedang bohong ya teman." Willie.
----
Hii, this is my fourteenth chapter, hope you like it!! <33
Jangan lupa vote, komen, dan follow aku ya! :))