01|Masalah Jisoo

3.5K 293 61
                                    

"Nyebelinnnn!!!"

"Ih? Dateng-dateng teriak. Lagi simulasi kesurupan apa kesurupan beneran lo?" kalau kesurupan beneran kan, bisa langsung siap, sedia, kabur.

"Jennn! Mau meninggal!"

"Hust! Mau meninggal kok bilang-bilang? Harusnya kalau emang udah punya niat, langsung aja ke rel kereta--eh jangan deh, sakit pasti. Eum... ke jembatan aja, nyebur ke sungai."

"Serius, Anjenggg!"

Gadis remaja yang bernama Jennie itu terkekeh. Lagian ini si Jisoo random banget. Datang-datang sambil teriak, pas diajak ngobrol bilangnya mau meninggal.

"Lagian lo aneh, Njir. Tanpa ketuk pintu, or say hi, langsung ngomongnya aneh-aneh. Kenapa sih?"

Menghenyakkan tubuh mungil miliknya di hamparan kasur, wajah cantik itu kembali menekuk. Bando merah muda yang ada di kepalanya dilepas secara kasar. Maklum, Jisoo ini cantik-cantik, kalau kesel emang gitu.

"Taehyung..."

Terdengar decakan lidah dari si gadis chubby yang tadinya sedang sibuk dengan ponsel. Taehyung lagi, Taehyung lagi. Sehari aja kek, si Jisoo ini ngegalauin hal lain selain Taehyung. Sampai bosen Jennie tuh.

"Kenapa lagi sih?" tanya Jennie tak berminat.

"Pengen diaaa!"

Hadeuh. Jennie menggulir bola mata malas. "Udah seratus kali gue bilang, confess!"

Jisoo menggeleng. "Yakali! Ogah. Nggak berani, nggak mau... entar ditolak gimana? Mau ditaruh di mana muka gue? Gila, entar gue jadi bulan-bulanan seantero sekolah."

Pusing. Enggak tahu deh, semenjak Jisoo kepincut cowok, malah Jennie yang ketiban ribet. Awalnya sih Jennie semangat betul, pas tahu Jisoo ngaku jatuh cinta. Masalahnya, sahabat baiknya yang cantik itu, belum pernah jatuh cinta dari zigot. Eh, pas baru seminggu masuk SMA, katanya Jisoo naksir cowok.

Gencarlah tuh si Jennie niat bantuin. Eh, udah jalan dua tahun, belum juga ada kemajuan. Susah hei. Si Jisoo nya oon, nggak berani confess, si doi yang dia suka juga tripleks alias datar banget. Mana tuh cowok ternyata pinter terus sekarang lagi megang jabatan Ketua Osis. Tambah susah digapai deh tuh. Udahlah kesayangan guru, incaran anak-anak cewek pula.

"Yaudah. Lu-pa-in. Move on."

Jisoo menggeleng lagi. "Nggak bisa! Udah gue coba, tapi nggak mampu, Jen! Every second, every minute, every hour, every day. Taehyung tuh selalu aja lari-larian di kepala gue."

Ember mana ember. Jennie mau muntah dengernya. Ala-ala dramatis queen, dia nepuk dahinya sendiri. Capek deh.

"Jennn, bantuin!!!"

Jennie pasrah saat tangannya ditarik-tarik sama si Jisoo. Matanya mengitari sekitaran, berpikir hendak mengusulkan ide apa lagi untuk membantu sahabatnya ini. Jennie akui, Jisoo cantik kok. Enggak kebanting banget lah disandingin sama Taehyung. Dibanding fans-fans Taehyung yang lain, Jisoo ini bisa lah masuk jajaran depan dilihat dari tampang.

Cuma, masalahnya, Jisoo tuh cemen banget. Belajar kek dari Kak Irene yang lebih kelihatan usahanya, atau enggak, agak jual murah kayak si Sana tuh juga boleh. Lah ini diam-diam doang.

Jennie sarananin pakai pelet, juga Jisoo nya nggak mau. Musyrik katanya. Emang iya?

"Yaudah, gue punya satu ide. Tapi, lo nggak boleh protes apalagi nolak sama setiap hal yang gue suruh. Oke?"

Tampak ragu-ragu, karena Jisoo tahu otak Jennie luar dalam. Sahabatnya ini keterlaluan nekat. Bisa-bisa Jisoo disuruh loncat dari rooftop. Tapi, demi Taehyung, Jisoo mau deh.

How Can To Be Mine? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang