05|Maju Tak Gentar

857 213 66
                                    

Kening Jisoo berkerut dalam, merasa terganggu saat cahaya mulai merasuki retinanya. Perlahan kesadaran diraih, sebanyak itu pula rasa sakit dan pening di kepalanya makin menjadi.

"Aduh..." ringis gadis itu sembari memegang kepalanya yang malang.

Peka akan Jisoo yang hampir menjemput kesadarannya, Jennie yang melihat sang sahabat terganggu akan cahaya terang, membantu gadis itu memblokir cahaya agar tak sampai ke mata Jisoo.

"Ji, lo nggak apa-apa?"

"Shhh... pusing, Jen. Gue di mana?"

"Di UKS. Lo pingsan hampir dua jam!" cetus Jennie kesal. Matanya bahkan masih sembam melihat Jisoo yang tidur tak sadarkan diri.

"Duh. Kok gue bisa di sini?"

"Lo ketimpuk bola basket. Amnesia apa gimana sih?" masa nggak ingat.

Jisoo coba ingat-ingat lagi. Oh iya yah? Dia amnesia nggak ya? Soalnya tadi kan ketimpuknya keras, terus sakit banget.

"Gue siapa?"

"Lo siapa?"

"Nggak gitu konsepnya, Bangsat!"

Jisoo cengengesan memegangi kepalanya sambil berusaha untuk duduk. Ternyata di sana bukan cuma ada Jennie.

"Ji, sorry ya? Gue beneran nggak sengaja." Jimin dengan segala raut penyesalannya berujar dengan wajah ditekuk. Dia dipaksa Jennie buat di sini dan minta maaf pas Jisoo sadar.

Mau marah, lagian nggak sengaja. Tapi boleh Jisoo jahat, terus bales nimpuk Jimin nggak sih? Ini kepalanya bener-bener dibuat puyeng soalnya. Bercanda...

"Iya, Jim. Santai aja. Lagian salah gue juga kok, berdiri deket sama lapangan. Udah tahu ada yang lagi main basket."

Kalau begitu, Jimin dapat menghela napas lega. Setidaknya dia terbebas lah sama satu perihal. Wajah seram Jennie juga udah nggak semenakutkan tadi.

"Kalau gitu, gue pergi sekarang ya? Ada rapat osis soalnya."

"Eh iya. Lagian kenapa tadi nggak langsung pergi aja? Segala nungguin gue bangun."

Jimin cuma nyengir, menjawab pertanyaan Jisoo dan pelototan Jennie. Pasca mendapat anggukan dari induknya Jisoo, dia baru bisa keluar dari UKS.

Setelah kepergian laki-laki itu, Jisoo kembali memegangi kepalanya. Mengumam kecil, "Semoga nggak geger otak deh gue."

"Ji, lo tahu nggak sih?"

"Bahkan lo belum ngasih tahu, Jen!"

Ah gimana sih.

"Heheh tebak dulu gih."

"Udah tahu otak gue lagi geser gara-gara ketimpuk bola. Malah lo suruh mikir."

Jennie menggulir bola matanya sendiri. Sungguh dramatis sekali sohibnya ini. "Elah, kalau lo denger, sakit kepala lo pasti juga langsung hilang!"

Kalau begitu cluenya, Jisoo jadi senyum-senyum. GR boleh kan, ya?

"Taehyung ya?"

"Nah! Katanya otak lo lagi geser. Tapi masih aja inget tuh manusia."

"Mhehehe... kenapa sama Taehyung?"

"Lo tebak lagi dong!"

"Eumm... astaga, jangan-jangan dia yang udah gendong gue ke sini?!" tadi kan dia pingsan. Taehyung juga ada di lapangan. Jadi, mungkin-mungkin aja dong?

"Dih, ngarep banget lo!"

Iya. Lagian Jisoo ngarep banget:")
Dia yang berharap, dia yang sedih sendiri karena ekspektasi nggak sesuai realita. Dah lah.

How Can To Be Mine? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang