02|Kuncinya Agresif

1.3K 242 60
                                    

"Dedemit make mukenah, lo ngomong apah?"

"Lumayan nggak nyambung sih, Jen."

Jennie cuma cengengesan. Peduli amatlah ya sama pantunnya. Ada yang lebih urgent. "Tolong ulangin. Lo dianterin Taehyung sampai ke jalan raya? Kalian jalan bareng? Berdua? Ngobrol? Ah itu kan! Harusnya udah sejak lama lo terima usulan gue. Ini mah lebih dari worth it!"

Jadi, pas tadi sampai di sekolah, Jisoo langsung diinterogasi Jennie tentang kelanjutan plan mereka yang kemarin. Ada syukurnya juga Jennie ngelihat Jisoo sekolah hari ini. Soalnya kemarin dia sempat khawatir gara-gara sambungan telefon mereka yang terputus, ditambah malamnya Jisoo nggak bisa dihubungi.

"Worth it sih worth it. Tapi, Jen. Ini betis gue semalaman pegel-pegel gara-gara kelamaan jalan."

"Yaelah, Ji. Cukup setimpal lah sama apa yang lo dapet? Setelah ribuan purnama, akhirnya lo punya kesempatan buat jalan bareng Taehyung." meski jalan dalam status seadanya dalam kesempitan pula. Kalau kata Jennie sih, harus tetap bersyukur.

"Iya sihhh." lagian bener. Cuma dengan Jisoo ingat lagi aja, memorian ajaib kemarin, pegal-pegal yang ia alami bukanlah apa-apa.

"Jadi gimana? Cerita dong. Kalian ngobrolin apa aja? Dia natap mata lo pas ngomong, nggak?"

Jisoo mendesah pelan. Memijat pelipisnya sendiri dengan raut frustrasi. Yang kemarin itu sebenarnya masih jauh dari kata beruntung, karena kebanyakan ketiban sial mulu.

"Boro-boro, Jen. Jalannya hening tanpa suara. Eh pas ada timing mau ngobrol, ada aja gangguannya."

"Ck. Sangat disayangkan." sesal Jennie sambil geleng-geleng. Cuma, karena ini kan Jisoo, jadi levelnya udah lumayan.

"Terus sekarang apa?"

Senyuman menggoda dan alis yang dinaik-turunkan adalah jawaban yang gadis itu berikan. Jisoo sampai bingung, sekaligus khawatir entar muka Jennie nggak bisa balik normal lagi.

"Kemasukan dedemit lo?"

"Ih, ngawur!" amit-amit. Jangan dong. Jauh-jauh deh segala macam makhluk hitam dari Jennie. Soalnya Jennie tuh penakut banget orangnya.

"Jadi, Ji. Buat langkah selanjutnya, gue udah nemuin seseorang yang bakal berguna banget buat kita," kepalanya mengitari sekitaran. "duh mana ya? Katanya tadi udah deket."

Jisoo ikutan menoleh ke sana-sini. Siapa coba?

"Eh, Nay!"

Seorang gadis berwajah imut melambai dan berjalan ke arah meja mereka. Seingat Jisoo, dia pernah ketemu cewek ini.

"Hai, Nay. Kenalin ini sahabat gue namanya Jisoo. Dan Ji, kenalin ini Nayeon temen sekelasnya Taehyung, sekaligus bendahara osis periode tahun ini."

Baik Jisoo maupun gadis bernama Nayeon tersebut saling tersenyum dan berkenalan setelah dituntun ucapan Jennie.

"Jadi gini, Nay. Gue udah cerita secara singkat sama lo juga kan, tapi gue bakal jelasin secara lebih spesifik lagi. Ini Jisoo, udah lama banget naksir sama Taehyung,"

Mulut Jennie lemes banget tolong. Pakai majas sedikit kek. Ini terang-terangan banget. Jisoo kan malu. Dia cuma senyum canggung menerima tatapan yang Nayeon berikan.

"Kira-kira, lo bisa bantuin nggak ya? Dia udah kepincut dua tahun. Kasihan banget gue."

Ada jasa tukar tambah temen, nggak?

Si Nayeon meringis. "Bantuin gimana ya, Jen? Sebenernya sih gue agak nggak enak."

"Yah, ayo dong, Nay. Gue jamin ini nggak akan merugikan siapa-siapa. Sumpah deh. Jangan takut juga Taehyung bakal disakitin, karena temen gue ini hatinya halus banget. Lo lihat mukanya juga nggak burik-burik banget, kan? Dijamin Taehyung nggak bakal malu buat ngajakin jalan atau kondangan deh."

How Can To Be Mine? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang